Chapter 15

42.2K 4.5K 359
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Melihat interaksi Sylvia dan Samuel selama makan bersama, hati Iris menjadi tenang melepas Sylvia untuk pria seperti putra mahkota

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat interaksi Sylvia dan Samuel selama makan bersama, hati Iris menjadi tenang melepas Sylvia untuk pria seperti putra mahkota. Lembut, baik hati, penuh perhatian, ceria, dan menyenangkan.

Sylvia pasti bisa hidup bahagia bersama Samuel. Terlebih lagi, di dalam novel Samuel digambarkan sebagai sosok pria setia sehingga Sylvia tidak akan pernah diselingkuhi.

"CK! Sejak tadi kau terlihat sangat senang. Apakah Samuel setampan itu?" Dylan mengangkat Iris ke atas pangkuannya lantaran merasa geram melihat Iris tenggelam di pikirannya sendiri.

"Astaga! Aku senang bukan karena melihat ketampanan Pangeran Samuel tapi aku senang mengetahui Sylvia menikah dengan pria baik sepertinya." Sahut Iris greget.

Mata Dylan memicing curiga. Menelisik ekspresi Iris hingga membuat Iris terkekeh pelan.

Entah kenapa Dylan yang sedang cemburu terlihat sangat menggemaskan di matanya.

Iris menangkup wajah Dylan dan tersenyum lebar. Tanpa merasa takut sedikitpun.

"Pangeran Samuel memang tampan. Namun, kau jauh lebih tampan darinya."

Ucapan Iris berhasil melambungkan Dylan ke langit ke tujuh.

Sudut bibir pria itu tertarik ke atas. Bahagia mendengar pujian Iris.

Sederhana sekali kebahagiaan Dylan, 'kan?

Dylan hanya memerlukan pujian dari gadis pencuri hatinya. Pujian yang mampu menghilangkan semua kegelisahan dan kecemburuan di relung hatinya.

Dylan memeluk Iris gemas. "Aku semakin tidak sabar menikah denganmu." Lirihnya. Membekukan tubuh Iris.

Pria itu tiba-tiba menatap intens gadis dalam pelukannya, mengejutkan Iris. "Ayo kita menikah secepatnya!"

Iris menunduk seraya berpikir keras. Memikirkan kata penolakan halus yang tidak menyinggung perasaan Dylan.

Akan tetapi, sekeras apapun Iris berpikir ... Iris tidak menemukan kata yang pas karena kata penolakannya pasti tetap menyinggung perasaan Dylan.

"Kau tahu?" Dylan mengangkat dagu Iris pelan.

"Semenjak aku bertemu lagi denganmu di debutante Sylvia, keinginanku untuk memiliki semakin meningkat. Kau menghancurkan seluruh rencana yang telah kususun rapi selama ini." Ungkapnya sambil menatap mata jernih Iris.

"Awalnya aku berpikir untuk tetap menjalankan rencana awalku tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa melepaskan kesempatan bersamamu begitu saja. Aku tidak bisa mengabaikanmu. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu dan aku tidak ingin kau membenciku di masa depan."

Sepertinya Iris tahu ke mana arah pembahasan Dylan.

Dylan pasti membicarakan rencana pemberontakannya dengan memanfaatkan Keluarga Enfield.

"Aku rela menghancurkan semua rencanaku demi bersamamu. Apalah arti semua hal yang kulakukan jika aku berpisah darimu. Apalah arti semuanya jika kau membenciku."

'Benarkah? Kau rela menghentikan rencana pemberontakan demi bersamaku? Kau rela melepas tahta kaisar demi mendapatkan hatiku?' batin Iris bertanya-tanya karena ia merasa Dylan sangat tulus mengatakannya.

Dylan mengecup punggung tangan Iris penuh perasaan. "Tolong menikahlah denganku. Buatlah aku yakin bahwa keputusanku sudah benar," ucapnya penuh arti.

"Aku akan mempertimbangkannya." Tutur Iris pelan. Merasa cukup tersentuh setelah mendengar semua ucapan Dylan.

Dylan menggigit pergelangan tangan Iris gemas. "Bukan mempertimbangkan, tapi menerima!" Paksanya.

Bibir Iris mengerucut kesal. Percuma saja dia menaruh simpati karena Dylan tetaplah memaksanya.

Huh! Lihat saja nanti!

Iris akan kabur.

Kabur sejauh mungkin dari Dylan, sosok pria pemaksa dan posesif.

Iris tidak peduli jika Dylan memberontak atau tidaknya.

Asalkan hidupnya aman, itu saja sudah cukup. Iris tidak akan melibatkan dirinya dalam drama rumit perebutan tahta.

Oh ayolah! Iris hanyalah mahasiswi biasa di kehidupan sebelumnya. Iris tidak akan bisa menghadapi situasi rumit seperti peperangan.

Lagipula Iris tidak yakin Dylan bisa melepas tahta semudah itu hanya karena dirinya. Memang dirinya semenarik apa sampai Dylan melupakan tujuan awalnya?!

 Memang dirinya semenarik apa sampai Dylan melupakan tujuan awalnya?!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

2/9/23

Kuy spam komen sebanyak-banyaknya biar aku semangat nulis🧘

Btw ges, baru 1 Minggu cerita ini dibuat. Udah mencapai 33,3K readers. Terhura bgt🤧

Dan juga udah mulai muncul di genre wp xixi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dan juga udah mulai muncul di genre wp xixi. Semoga makin banyak yang Nemu cerita ini ya :D

Jangan lupa follow firza532 dan share cerita ini ke sosmed/teman" kalian 💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa follow firza532 dan share cerita ini ke sosmed/teman" kalian 💜

The Tyrant's WifeWhere stories live. Discover now