1.6 Hari Pertama Kerja

Start from the beginning
                                    

Januar yang merasa kalah akhirnya mengalah untuk mengikuti ketiga temannya itu. Padahal dia ingin lanjut tidur karena semalam dia begadang karena main game.

Beralih ke kelurahan dimana Gauri dan Kirana berada. Kini keduanya sedang membantu warga yang tengah mengurus pembuatan KK baru. Kirana sih yang membantu sedangkan Gauri di beri mandat untuk membantu mengarsipkan berkas-berkas yang sudah lama.

"Ini pak suratnya, silahkan." ucap Kirana ramah.

"Terima kasih ya mbak, saya pamit dulu."

"Iya pak, hati-hati."

Warga itu hanya mengangguk sebagai balasan dan setelah itu bergegas meninggalkan kelurahan untuk segera mengurus ke dukcapil.

"Udah belum sis?" tanya Gauri yang baru saja kembali ke ruangan Kirana.

"Udah, mau pulang sekarang?" tanya Kirana.

Pasalnya pagi tadi setelah berdiskusi dengan pihak kelurahan tentang pekerjaan apa saja yang bisa dibantu oleh mahasiswa KKN, pihak kelurahan juga memberikan batasan jam kerja sampai dhuhur saja. Dan sekarang sudah memasuki waktu dhuhur.

"Boleh yuk, tapi mampir dulu ya ke penjual es, pengen yang seger-seger." balas Gauri.

"Iya, nanti kita cari. Tanya sekalian gih digrup ada yang nitip sekalian enggak."

"Ok."

---

Para mahasiswa yang baru kembali setelah melaksanakan tugas hari pertamanya itu tiba di posko tepat setelah makan siang yang dimasak oleh Nadhif, Yeshika, dan Dhisti matang. Aji dan Raihan bagian cuci piring.

Tadi Haidar dan Dhisti yang disuruh Nadhif membeli sayur entah dimana. Soalnya tadi pagi tukang sayur yang biasa lewat di depan posko libur, begitu kata tetangga.

Jadi biasanya setiap pagi sekitar jam 6 akan ada tukang sayur bermobil pick up lewat di depan posko mereka. Dan kebetulan sekali tadi pagi tukang sayurnya libur, jadi baru besok pagi berjualan lagi.

"Eh udah bilang pak Jinan belum sih kalo kita pindah posko?" tanya Kirana setelah menyelesaikan makan siangnya.

"Oh ya sampe lupa. Gue chat sekarang deh." sahut Dhisti yang akan segera bangkit untuk mengambil hpnya yang ia taruh di kamar namun dicegah Haidar.

"Entar aja. Abisin dulu makan lo." ucapnya seraya memegang tangan Dhsiti.

Dhisti mengurungkan niatnya dan kembali lagi menyantap makan siangnya itu.

"Nanti sore yang tadi di posko keliling deh mending liat-liat keadaan dukuh ini gimana. Tadi gue sama anak-anak yang abis ngajar udah keliling bentar." ucap Samuel.

"Dih enggak ngajak lu Sam." pekik Gauri.

"Ya gue pikir kalian beresnya sore. Nanti sore aja bareng yang lain." kilah Samuel.

"Eh Sam kira-kira di SD butuh bantuan gue enggak?" tanya Nadhif.

"Tadi aku tanya ke pihak guru katanya disana enggak ada lab komputernya Dhif, jadi kayaknya kamu gabisa ngajar disana deh." balas Naura.

"Disana juga muridnya enggak terlalu banyak, bahkan kata gurunya makin tahun makin sedikit yang sekolah disana karena pada milih sekolah di MI." imbuh Lalita.

"Emang disana rata-rata berapa siswa perkelas?" tanya Raihan penasaran.

"Sekitar 15an orang, dan itu udah paling banyak." balas Samuel.

"Dikit juga ya. Emang MI nya deket ya dari SD kok malah pada milih di MI?" tanya Aji.

"Justru malah lebih jauh dari SD katanya. Orang di desa sebelah MI nya." jelas Lita yang diangguki Samuel.

KKN 110Where stories live. Discover now