"Sebenernya gue ngga punya hak buat ngasih tau lo tentang ini, soalnya Rasel minta gue buat tutup mulut. Tapi lo suaminya sekarang dan gue rasa lo harus tau ini, Je"

"Ini semua semacam diary Rasel yang dia titip ke gue. Emang curhatannya ngga banyak tapi Rasel nulis ini karena takut dia bener-bener lupa sama apa yang dia alamin sebelumnya,"

"Lo pernah denger istilah alter ego?"

"Rasel punya alter ego?"

"Rasel kaya gini karena masa lalunya. Lo tau kan apa penyebab orang tuanya meninggal? Bagi dia kematian orang tuanya itu trauma terbesar dan Rasel pernah bilang ke gue dia hampir depresi cuma karena dia berusaha buat move on,"

"She finally moved on, but her moving on was not enough so Rasel decided to do memory suppression to forget her all bad memories."

"Gue ngga tau Rasel masih suka nulis-nulis kaya gini atau engga, tapi gue harap dari sini lo bisa paham kenapa Rasel gampang ngelupain memori buruknya"

"Walaupun Rasel terbiasa ngelupain-- And she always look happy, smiling or laughing but it's just a fake, Je"

"Dulu Rasel selalu cerita ke gue tentang ini, gue tau pernikahan lo berdua karena paksaan doang tapi gimanapun juga sekarang lo suaminya dan gue minta lo buat gantiin gue jadi tempat ceritanya bisa kan?"

"I'll do my best"

"Not will, but you have to do your best. Rasel itu sahabat gue dan yang gue pengen cuma dia aman dan bahagia. Dulu itu tugas gue, tapi lo suaminya jadi ini tugas lo sekarang"

"Asal lo tau, Jehan. Gue ngga pernah setuju sama pernikahan lo berdua dan jujur gue takut nantinya lo ngga ngetreat dia sebagai istri. Setiap detiknya gue selalu kepikiran, 'Is she okay?' apalagi lo baru kenal dia beberapa hari sebelum sah jadi suami istri"

"Tapi sekarang gue percaya sama lo, Jehan"

"Gue ngga tau harus bilang apa selain makasih, thanks a lot, Sya. I really appreciate you for wanting to tell me about this"

Jehan memejamkan mata. Pada dasarnya orang itu merekam semua tentang kondisi mental Rasel yang sudah pasti akan merugikan wanita itu, terutama untuk karir dokternya. Dan sangat disayangkan Jehan tidak dapat mengelaknya karena percakapan di rekaman itu benar terjadi.

"Pengirimnya udah diselidiki?" Jehan mendongak lalu menatap asisten pribadi ibunya dan dua orang kuasa hukum rumah sakit.

"Sudah, Tuan" jawab salah satu dari mereka. "Alamat IP pengirimnya berasal dari daerah Golden Sunset Hills Residences, 45678. Dan pemilik nomornya bernama Lorenza Lahna."

Jehan tersenyum miring sementara Marven tidak mengerti mengapa tindakan wanita itu mudah dilacak dan tidak seperti biasanya.

"Dia sengaja biar kita tau ini ulahnya" ujar Jehan yang seolah-olah dapat membaca pikiran Marven sontak membuat Marven ber-oh ria.

"Tapi kenapa?" lanjut Jehan bercemooh sambil berpikir keras.

"Bukan itu yang harus lo pikirin sekarang tapi situasi Rasel. Urusan Lorenza bisa kita selesaiin nanti," sahut Kanara jengah.

"Is it true, Je?" tanya Tania memastikan dengan raut wajah yang menunjukkan rasa khawatirnya.

Tania mengulum bibirnya ketika melihat sang putra yang masih diam. "Hey, talk to me, son. Situasinya bener-bener serius sekarang, kalo kamu ngga ngomong apa-apa mamah ngga bisa bantu banyak meskipun mamah ketuanya disini."

"Rasel bisa kehilangan pekerjaannya bahkan izin prakteknya bisa dicabut, Jehan"

Kanara menganggukkan kepalanya, sama paniknya dengan sang ibu. "Rekaman ini udah sampe ke manajer personalia bahkan mamah udah dipanggil sama komite dewan jurinya,"

The Fate of Us | JaerosèWhere stories live. Discover now