[side story] Harta, Tahta, Tuan Muda Kaya Raya

Start from the beginning
                                    

Na Jeha tersenyum. Setelah berpamitan dengan ibu dan kedua adik kembarnya, Na Jeno bergegas menuju halaman belakang sembari membenarkan jas abu-abu gelapnya lagi. Di sana, jet pribadinya sudah menunggu.

"Jardine?" Jeno memakai kacamata beningnya, lalu memencet tombol kecil pada gagang kacamatanya.

"Yes, sir. Auto-pilot on."

Mesin jet itu menyala, lalu segera meninggalkan halaman belakang rumah Keluarga Na dengan kecepatan seperti angin, kecepatan yang akan membawa Na Jeno ke Dubai dalam 2 jam.

Na Jeno benar-benar sendirian, tidak ada pilot pribadi, cyborg atau humanoid satu pun yang menemaninya. Hanya Jardine, artificial intelligent yang dibuat Sang ayah untuknya.

Setelah lulus dari Geon Ford, Na Jeno semakin sibuk. Ayahnya selalu menyuruhnya menggantikan tugas-tugas sebagai Presiden Direktur Phsynch, karena Phsynch benar-benar sudah menjadi pusat teknologi dunia, kesibukan Na Jaemin benar-benar gila. Jadi sebagai pewaris Phsynch selanjutnya, tentu saja Na Jeno harus membiasakan diri untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ayahnya. Dia adalah pemimpin Phsynch di masa depan.

Dua jam kemudian— benar-benar dua jam, jet Na Jeno telah mendarat di halaman gedung pusat Phsynch yang luasnya ratusan hektar, dia turun dengan langkah agak tergesa, mengencangkan dasinya sekali lagi. Na Jeno, putra sulung Keluarga Na berusia 14 tahun yang gagah.

"Selamat datang Tuan Muda."

Para pekerja Phsynch berbaris dengan rapi dan membungkuk 90 derajat saat Na Jeno memasuki gedung, dia hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun, kemudian menelepon seseorang melalui kacamatanya.

"Aku di Dubai." Ujarnya langsung.

"Serius? Sejak kapan?"

Jeno melirik arlojinya, "10 menit lalu, kau dimana?"

Di seberang sana, Leo menjawab dengan suara yang agak pelan. "Aku masih di Riyadh, lagi di istana."

"Tidak biasanya."

"Iya, ada acara makan malam dengan keluarga kerajaan nanti. Uhh, sebenernya aku udah nolak, tapi mama marah." Leo terdengar tertawa, sebuah tawa kecil yang agak masam.

"Yah, siapa yang bisa melawan Nyonya Bae?" Jeno mengedikkan sepasang alisnya dan berbelok melewati lorong gedung yang serba putih.

"Hahaha," Leo tergelak dengan suara pelan. "Kamu lagi apa di Dubai?"

"Apa lagi? Menggantikan pekerjaan ayahku, Si tua bangka itu benar-benar tidak membiarkanku menikmati waktu liburan dengan tenang."

"Nanti juga kamu akan lebih sibuk dari ini, harus terbiasa," Leo mendengus geli.

"Aku tahu. Bagaimana dengan Danse? Dimana dia?"

"Aku dengar dia ada di NASA dari kemarin, entah ngapain. Ryo dan Sean... kurang tahu."

"Sepertinya Ryo sedang di Tiongkok, dan ku rasa Sean juga kembali ke kampung halamannya. Tolong kabari aku kapan kalian selesai dengan urusan masing-masing, aku akan membuat pertemuan untuk kita di Pangeos*"

What If [Series]Where stories live. Discover now