Selingan Spesial Bab 9

1.4K 154 2
                                    

Kepencet tadi maap, full narasi ni ges, di cerita ATLAS gaada

----------------

Sisi Halilintar

Malam itu Halilintar terbangun ketika mendengar suara pertengkaran kedua orangtua nya. Dan juga, Halilintar menyadari bahwa hari ini Ice tidak membangunkannya untuk menemaninya ke dapur untuk minum. Dengan tergesa-gesa ia bangun dan mengambil headphone dan MP3 miliknya.

Pergerakannya yang terburu-buru tentu saja membangunkan kembarannya Taufan yang memang cukup sensitif dengan suara kecil.

"Je mau kemana?" Ia bertanya.

"Ayah Bunda berantem lagi, kamu coba cek Rara, dia ada di kamar atau tidak. Aku cek ke bawah dulu." Jawab Halilintar dengan cepat.

Mendengar itu, Taufan langsung melempar selimutnya dan juga mengambil MP3 dan headphone miliknya dan segera memasangnya ke kepala Gempa yang masih tertidur, kening Gempa mengerut sesaat sebelum pada akhirnya kembali normal, tidurnya kembali nyenyak.

"Ayah baru pulang kok Bunda udah ngajak berantem aja? Padahal aku udah ngarep mau jalan-jalan bareng nanti." Taufan menggerutu.

"Nanti aja bahasnya, kita cari Rara dulu, aku takut dia denger pertengkaran Ayah sama Bunda."

Keduanya pun berpisah ketika keluar dari kamar, Taufan dengan sedikit berlari menuju kamar di sebelahnya dan membuka pintu kamar adiknya, ia hanya melihat Blaze yang masih tertidur nyenyak dan ranjang Ice yang kosong.

Anak itu menghampiri ranjang Blaze dan mengecek keadaan adiknya itu, Blaze tertidur sangat lelap, kek orang mati, jadi Taufan membiarkannya dan keluar dari kamar Blaze dan Ice, ia kemudian pergi ke kamar Thorn dan Solar, mengintip sedikit, ia melihat bahwa kedua adik bungsunya itu masih tidur dengan nyenyak.

Taufan kembali menutup pintu mereka dan berjalan kembali ke depan pintu kamar Ice dan Blaze. Tak lama kemudian, ia melihat Halilintar kembali dengan Ice ditangannya.

"Kamu ketemu sama Rara dimana?" Ia bertanya dengan khawatir.

"Di dekat tangga mau turun, kayaknya Rara denger pertengkaran Ayah sama Bunda." Halilintar menjawab.

"Yaudah kamu bawa Rara masuk aja dulu, aku mau cek Nana lagi, takutnya dia ke bangun."

Halilintar mengangguk mengiyakan, ia pun menarik tangan Ice agar mengikutinya masuk. Halilintar sadar bahwa Ice terlihat penasaran dan sedikit bingung dengan tingkahnya. Kemudian ia menyelimuti Ice dan mengacak pelan rambut adiknya itu.

"Tidur. Kalo mau minum tengah malam lagi bangunin aku aja, jangan pergi sendiri." Ujarnya pelan, ia tahu Ice tidak akan bisa mendengarnya, tapi tidak masalah.

Ia menatap Blaze yang masih tertidur seperti orang mati, ia tersenyum tipis, lalu ia pergi meninggalkan kamar kedua adiknya itu dan kembali ke kamarnya sendiri. Melupakan headphone kesayangan miliknya yang masih berada pada Ice. Halilintar benar-benar lupa. Lupanya sampai bertahun-tahun.

---------------

Paginya ketika Halilintar bangun lagi, ayahnya tidak ada di rumah.

"Bun, Ayah mana?" Tanyanya pada sang bunda yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Ayah kan masih di New York, kak. Tumben banget nanyain ayah, ada apa nih? Kangen ya?" Bundanya menggoda dirinya.

Selingan ATLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang