Chapter 18 Lousy Morning

14 3 0
                                    

Jam delapan lewat lima Paige masuk lewat pintu belakang rumah kakaknya, siap berenang pagi bersama Caithlyn dan Raissa.

Ia terkejut Lady tak melesat di sepanjang koridor belakang dan menyambutnya. Dengan adanya tamu yang menyenangkan untuk diajak mengobrol seperti Raissa, Caithlyn mungkin terjaga sampai larut malam dan masih tidur.

Mungkin Raissa pun juga masih tidur, tetapi Paige memiliki firasat wanita itu biasa bangun pagi. Paige membayangkan Raissa sedang mengerjakan proyek seninya yang terbaru di suatu tempat di rumah ini, dan mungkin sambil ditemani secangkir kopi. Paige tersenyum membayangkannya.

Dengan harapan Raissa mungkin berada di beranda belakang tempat mereka makan malam, Paige tergesa menuju ke sana. Namun ketika melihat semuanya terkunci rapat dan Raissa tak terlihat di mana pun, Paige diliputi perasaan kecewa. Senyumnya perlahan mulai luntur.

Mungkin Raissa di dapur, sedang sarapan bersama para staf. Tetapi pikiran Paige terbukti salah begitu melihat Stan, salah seorang pengawal kakaknya, sedang minum secangkir kopi sendirian.

Ketika Stan melihat Paige, ia meletakkan cangkirnya. "Baru saja aku akan menghubungimu."

Tanpa Stan perlu berkata-kata, Paige mengetahui telah terjadi sesuatu yang tidak ia senangi. Ia tahu Raissa telah pergi. Sial.

"Kapan Ms. Beardsley pergi?" tanya Paige dingin dan tepat sasaran sebelum Stan mengatakannya.

"Sekitar satu jam yang lalu. Jeff menyopirinya ke kota. Dia memintaku tak mengganggumu karena tahu kau sedang bersama Ms. Wesley."

Paige sedikit menggeram, "Mestinya kau menggangguku. Ini bagian dari pekerjaanmu!" Paige menunjukkan kemarahan yang jarang terjadi. Pesona Raissa begitu kuat, sampai berhasil menipu seorang profesional seperti Stan.

Seharusnya Paige tak peduli. Seharusnya tak masalah Raissa menyelinap pergi tanpa sepengetahuannya. Tetapi itu memang masalah. Bahkan lebih dari yang dibayangkan.

"Uncle Paige?"

Mendengar suara lembut keponakannya, Paige berbalik. Caithlyn dan Nollie berdiri di depan pintu bersama Lady.

"Aku khawatir ini salahku sampai Ms. Beardsley pergi terburu-buru pagi ini," desis Nollie.

"Sini, lihatlah," Caithlyn mendesak Paige.

Dengan kaki lunglai, Paige mengikuti mereka ke ruang makan utama tempat ia melihat selembar kertas lukis tergeletak di meja.

Nollie berdiri di samping Paige. "Tadi malam aku tak sengaja mengatakan sesuatu pada Ms. Beardsley tentang penyakit Tyler karena kupikir dia sudah diberitahu tentang itu. Mengingat tokoh pahlawan dalam buku itu juga menderita leukemia."

"Aku tak pernah melihat seseorang tampak begitu hancur seperti dia ketika mengetahuinya. Sebelum tidur, dia memintaku membawakan foto Tyler. Inilah hasilnya."

Caithlyn meletakkan tangan di lengan Paige. "Aku menemukannya di kamar tidur tamu tadi pagi."

Paige menghampiri pekerjaan Raissa dan melihatnya.

Begitu melihat gambar itu, tenggorokan Paige nyaris tersekat akibat emosi yang terlalu besar. Raissa menangkap semuanya. Kasih sayang, ikatan manis dan lembut antara kakak beradik itu.

"Indah sekali, sampai terasa menyakitkan," bisik Caithlyn.

Memang indah. Memang menyakitkan. Karena semua gambar atau lukisan Raissa didorong oleh emosi yang sepenuh hati.

Keponakan Paige langsung menangis diam-diam di pundak Paige. "Bagaimana dia tahu Tyler dan aku biasa menghabiskan waktu di belakang bersama Lady?"

"Kurasa itu bagian dari bakat besarnya." Tampaknya tak ada penjelasan lain.

Something Bring Us Together [COMPLETE] √Where stories live. Discover now