"Kemarilah. Butuh sidik jarimu untuk mengaktifkan kuncinya."

Sowon menurut. Ia menempelkan ibu jarinya ke monitor untuk dideteksi sebagai pemilik kunci.

"Nah, sudah selesai. Mau ku antar?"tanya Hongsae.

"Kalau kau tidak keberatan, boleh."

Hongsae mengangguk-angguk dan segera mengambil jaketnya. Ia akanmengantar Kim Sowon pergi hari ini, meninggalkan Seokjin yang masih terlelap.

"Ah, aku hampir lupa."ujarnya sambil merogoh saku jaketnya.

"Ini."

Ia menyerahkan amplop yang didapat dari Kim Seokjin. Sowon mengambilnya dan membuka bagian yang telah robek. Ia membuktikan kalau memang ada foto yang sengaja ditempel ayahnya di sisi bagian dalam amplop.

"Apa ini sudah tidak digunakan lagi untuk penyelidikan?"tanya Sowon.

"Ya, kami sudah mendapat salinannya. Jadi yang asli harus kembali ke pemiliknya. Begitu kata Detektif Kim."

Keduanya segera pergi meninggalkan rumah tersebut. Karena memang letak cafe Taehyung tak jauh dari rumahnya, Sowon sampai di sana setelah 10 menit perjalanan.

"Sowon-a!!!"panggil Yerin begitu Sowon turun dari mobil.

"Kau tidak mampir untuk menyapa Kim Taehyung?"tanyanya pada Hongsae.

Pria itu menengok keluar dan melihat Kim Taehyung dengan dua wanita di depan cafe.

"Tidak perlu. Aku masih harus membangunkan Detektif Kim dan kembali ke kantor. Sampaikan salamku untuk Taehyung-ie."

"Baiklah. Terima kasih sudah mengantarku."

"Nanti Detektif Kim akan memberitahu kode pintu rumahmu, ya."ujar pria itu tersenyum hingga hampir terlihat kedua matanya hanya membentuk sebuah garis.

Hongsae melajukan mobilnya menjauhi cafe tersebut. Ia harus kembali ke rumah Sowon untuk menjemput Kim Seokjin yang telah mengirim pesan padanya.

***

"Aku mendapatkannya, Hongsae-ya! Kajja, kita segera ke BFN."

Hongsae yang belum sempat turun dari mobil tetap di mengemudi begitu Seokjin masuk dan memintanya untuk segera menuju BFN.

"Kenapa tiba-tiba ke sana?"tanyanya.

Seokjin mengeluarkan sesuatu dari jaketnya, "Aku menemukan ini di gudang."

Hongsae terkejut bukan main saat melihat sebuah garpu yang dimaksud dalam diskusi beberapa waktu lalu berada di dalam kantong plastik.

"Wah, Hyung. Aku bahkan tak kepikiran untuk mencarinya di tong sampah dan gudang."

"Yah aku juga berpikir begitu. Tapi aku ingat kalau pemilik rumah ini sebelumnya telah merenovasi rumah dan membuang semua barang yang ditinggalkan Sowon. Aku langsung berpikir untuk mencari di gudang sebab ia bilang barang-barang yang tersisa disimpan di sana."

"Kajja!"sahut Hongsae penuh semangat.

Kim Seokjin dan Hongsae berada di ruangan yang dibatasi dinding kaca, berseberangan dengan tempat tim forensik bekerja. Tak henti-hentinya mereka menguap ketika menunggu hasil forensik dari Ko Yu Rim yang memintanya sampai 2 jam.

Begitu pintu ruang terbuka, kedua pria itu membuang kepenatannya dan segera mendekat ke arah Yu Rim.

"Hasilnya sudah keluar?"tanya Hongsae.

"Belum. Kita punya kendala. Mungkin butuh waktu 1 hingga 2 hari untuk mendapatkan hasilnya."

"Detektif Kim Seokjin?"panggil seseorang terdengar buru-buru.

"Ada apa?"

"Ada kebakaran di Pasar bawah tanah Myeong-dong!"

"Hongsae-ya, kajja!"

Seokjin meminta Hongsae mengendarai mobil. Meskipun ia dari kantor kepolisian berbeda dan jelas menentang peraturan, namun Seokjin tak menggubris itu. Hongsae baginya adalah rekan kerja yang menyenangkan untuk diajak mengusut kasus, termasuk kasus di luar yuridisnya.

Keduanya langsung bergerak cepat menyusul rekannya yang lain bersamaan dengan sirine darurat pemadam kebakaran.

Keduanya langsung bergerak cepat menyusul rekannya yang lain bersamaan dengan sirine darurat pemadam kebakaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
IN THE DAYS OF YORE [On Going]Where stories live. Discover now