"Apa ini?"tanyanya begitu melihat meskin penyeduh kopi yang tampak baru dipasang ada di dapurnya.
"Detektif Kim memintaku membawanya kemari. Aku pikir kau sudah diberitahu."ujar Hongsae saat mulai mencari di sekitar dapur.
"Ah, itu karena kami akan sering di sini untuk menjaga rumah."ucap Seokjin.
"Mworago?"
"Aniya aniya. Itu hadiah dari kakek. Katanya lebih baik kau punya banyak teman untuk berada di rumah. Jadi ia belikan mesin itu untuk tamu."jelas Seokjin.
Sowon mengecek mesin itu dari semua arah. Ini hampir sama dengan mesin di cafe Kim Taehyung. "Aku sepertinya bisa buka kedai kopi di rumah."ujarnya.
"Sering-sering mengajak temanmu datang. Setidaknya bisa menemanimu."sahut Seokjin.
Pria itu membawa panci tempatnya memasak ramyeon ke meja ruang tamu dengan memberi alas di bawahnya. Hongsae mengambil mangkuk dan sumpit serta menyiapkan gelas untuk mereka.
"Jjjann... aku tidak tahu rasanya yang jelas aku hanya mengikuti resep di kemasannya."
Hongsae dan Sowon bertatapan bergantian dan langsung tersenyum mempersilakan Seokjin mengambil ramyeonnya duluan.
"Kalian tidak mau makan?"tanyanya begitu yakin.
"Mulailah sebagai yang tertua"sahut Sowon mengambilkan sumpit untuknya.
Wanita itu berjalan ke arah kulkas dan mengambil segepok selada kemudian menucinya di bawah kran. Setelah itu ia menghidangkannya di depan para tamu tak diundangnya.
"Hongsae-ssi, setidaknya ini bisa menetralkan rasanya lebih segar."ucap Sowon.
'Ya, ya! kalian tidak percaya dengan skill memasakku? wah, Hongsae-ya, kau bahkan juniorku di kepolisian. Kau sudah mendengar bakat memasak ramyeonku, bukan?"protes Seokjin.
"Nde!"
"Omong-omong, bukankah dengan kalian masuk ke rumah ini tanpa sepengetahuanku termasuk ilegal?"tanya Sowon di tengah kegiatan menikmati makanannya.
Tidak ada yang menjawab dari kedua pria itu. Mereka sibuk mengabaikan pertanyaannya dengan makan ramyeon yang sedikit lezat buatan Seokjin.
"wahh, jinjja pria-pria menyebalkan ini!'tambah Sowon.
Hongsae berdeham dan segera meneguk minumnya. Kini ia beralih dengan menikmati kopi yang dibuat Sowon beberapa saat lalu. Melihat pria itu tampak sudah tak terfokus dengan ramyeon, Sowon lebih memilih ngobrol dengannya.
Seokjin yang memang sudah kelaparan tak mempedulikan omelan Sowon lagi. Ia menghabiskan hampir separuh dari ramyeon yang dimasaknya. I ajuga sempat menambah dengan mengambil camilan dari rak di dapur. Pria itu tampaknya memangdatang hanya untuk memperbaiki gizi.
Keesokan paginya, saat Sowon telah bersiap untuk pergi, kedua petugas polisi itu tampak masih tidur di lantai ruang tamu. Sowon membangunkan Seokjin untuk mengetahui password pintu. Namun pria itu justru tak kunjung bangun.
"Ppalli ireona! Aku mau pergi, kau belum memberitahuku password kuncinya"tukas Sowon meneriakkannya di dekat telinga Seokjin. Namun yang terbangun justru Hongsae. Pria itu mengerjap beberapa kali dan akhirnya meregangkan otot-otot lalu bangkit.
"Kau akan pergi?'tanya Hongsae.
"Ne. Aku harus pergi bekerja. Tapi pintunya tidak bisa terbuka."
"Ah, pasti Detektif Kim belum selesai memasang pengamannya. Tunggu sebentar."
Hongsae berjalan ke arah pintu. Jika biasanya hanya dengan menekan tombol unlock dari monitor di samping, pintunya akan langsung terbuka. Namun kali ini keamanan kunci ganda mengharuskan untuk menekan password dari dalam untuk membukanya. Hal itu di lakukan agar orang yang berada di dalam lebih safety ketika mendapat kunjungan tamu.
YOU ARE READING
IN THE DAYS OF YORE [On Going]
FanfictionIa adalah hal yang tak bisa aku definisikan dengan kata yang sudah ada. Maksudku, apapun bisa disebut untuk menamainya. Namun tak juga memberi definisi apa dia bagiku.
CODE: 2
Start from the beginning
![IN THE DAYS OF YORE [On Going]](https://img.wattpad.com/cover/346760513-64-k712518.jpg)