Sepagi ini kepala dan hatiku berdebat hebat. Mereka saling menyalahkan tentang perpisahan, hingga membuat luka-luka itu kembali meradang. Bahwa sesungguhnya pada setiap perpisahan, memang selalu ada yang harus dikorbankan.
Entah air mata atau penyesalan, keduanya sama-sama bersikukuh menyerangku saat ini. Kepala memaki hati yang tidak bisa menahan diri, sedangkan hati menyalahkan kepala karena terlalu melihat kasatmata.
Lalu, bagaimana aku mendamaikan mereka? Yang sejujurnya benar mendefiniskan perpisahan.
आप पढ़ रहे हैं
Pedar
लघु कहानीIni hanyalah seikat kata dari hari-hari yang bertamu. Dari segala rasa yang terasa. Pun serpihan ingatan yang menimbulkan sesak di dada. Mungkin ini tidaklah istimewa. Namun, semoga menjadi manifestasi setiap wujud ketidaksesuaian yang mengurung kep...