Bagian Empat Puluh

17 2 0
                                    

Haiiiiii....

Selamat membacaa... enjoy!

 enjoy!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak tahu apa yang harus dilakukan, sedari tadi Ghea hanya menarik napas dalam-dalam kemudian dihembuskan perlahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak tahu apa yang harus dilakukan, sedari tadi Ghea hanya menarik napas dalam-dalam kemudian dihembuskan perlahan. Sesekali ujung jari telunjuknya mengetuk meja pelan. Bertemu dengan Alan hari ini, bahkan cowok itu tahu Ghea akan mampir ke kos Ayra sama sekali tidak masuk dalam prediksinya.

Tadi, setelah Ghea menyadari keberadaan Alan, Zahra dan Ayra langsung pamit ke dalam tanpa memberikan Ghea kesempatan menyela. Ghea hanya diam memperhatikan Alan yang turun dari motor kemudian melangkahkan kaki ke arahnya. Oh, jangan lupakan dua sedotan yang masih menyumpal mulut Ghea.

Tanpa membuka suara, Alan mengambil alih dua cup minuman yang dipegang oleh Ghea kemudian membuangnya ke tempat sampah. Entah mengapa Ghea hanya bisa memprotes tindakan Alan tersebut melalui sorot mata saja. Selesai membuang sampah, Alan memasangkan helm pink yang sengaja ia bawa ke kepala Ghea. Ditariknya pelan tangan putih bersih yang terasa mungil bila berada di genggamannya itu. Setelah naik dan menghidupkan mesin motor, Alan memberikan kode kepada Ghea untuk naik dengan menggerakkan kepala dan lirikan melalui pantulan kaca spion.

Ternyata Alan membawanya ke warung sate Pak Joko. Ghea masuk mencari tempat duduk dan membiarkan Alan memesan.

"Dua porsi sate ayam, minumnya air putih dua, ya?" Suara salah satu pegawai Pak Joko yang mengantarkan pesanan mereka berhasil membuat Ghea sedikit tersentak.

Ghea meraih satu botol mineral yang ada di meja setelah mas-mas yang mengantarkan pesanan tadi beranjak menjauh. Empat tegukan berhasil meredakan tenggorokannya yang terasa tidak enak. Tanpa mengindahkan keberadaan Alan yang duduk di sampingnya, Ghea melumuri sate miliknya dengan sambal kacang yang telah ia campur dengan irisan cabai dan bawang merah.

Pada saat mengambil tusukan ketiga, Ghea melirik Alan yang masih belum bersuara. Keningnya mengerut memikirkan sebab diamnya cowok yang duduk di sampingnya itu. Lama-lama Ghea jadi sedikit kesal. Apakah Alan tidak ada niatan untuk membujuknya sedikitpun? Minimal dia harus menjelaskan mengenai kejadian tempo hari.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hi MantanWhere stories live. Discover now