part 12

1.6K 150 82
                                    

Satu mingu sudah berlalu sikap Gulf kini sedikit berubah membuat Mew hawatir, semenjak Mew menemukan Gulf di dalam kamar mandi dengan tubuh mengigil sejak itu juga sikap Gulf berubah, Gulf tidaklah seperti dulu dia akan berangkat ke kampus dan pulang tepat waktu namun dia akan hanya diam saja.

Sejak tadi Mew sibuk berjalan kesana kesini, dan yang menjadi perhatian Gulf  sejak tadi sebuah koper yang berada di ujung lemari.

"Kau berangkat kuliah jam berapa? Biar aku antar,"

"Sebentar lagi,"

"Bersiaplah, aku menungunmu di luar,"

"Hhmmm.."

"Gulf, aku ingin bicara denganmu sebentar, apa boleh?"

"Bicaralah!"

"Sebelumnya aku minta maaf padamu, jika selama kita menikah aku belum bisa membuatmu bahagia,"

"A-apa yang kau katakan?"

"Gulf, maafkan aku, malam ini aku harus kembali ke London,"

Jantung Gulf berdetak sangat kencang, entah mengapa rasa takut Mew meninggalkan dirinya kini menghantuinya.

"Ma-maksudnya?"

"Aku harus kembali ke London hinga waktu yang tidak di tentukan, dan kau bisa pulang kerumah orang tuamu, kau tidak perlu lagi tingal disini aku tidak ingin kau kesepian,"

Rasanya Gulf ingin menangis namun dia harus menahanya, dia ingin bertanya apa Mew bermaksud akan memulangkan dirinya pada Ayah dan Bunda nya, namun Gulf tidak memiliki keberanian untuk bertanya pada Mew.

"Tapi kenapa? Namun jika itu sudah menjadi keputusan mu, aku tidak apa-apa dan aku akan tetap tingal disini, tungu lah di luar aku akan bersiap,"

Mew pergi keluar kamar dan akan menunggu Gulf di ruang tamu, hati Mew kalut saat melihat wajah sedih Gulf, namun ini sudah menjadi keputusannya Mew hanya ingin membebaskan Gulf dari pernikahan paksa ini, Mew hanya ingin Gulf hidup bahagia tanpa adanya ikatan dengannya.

Saat Mew sudah keluar kamar Gulf menjatuhkan diri di atas lantai melipat kakinya untuk tumpuan wajahnya, Gulf menangisi dirinya harusnya sejak awal dia tidak seperti ini namun dia terjebak oleh cinta laki-laki yang tak bertangung jawab itu.

"Sekarang aku harus menerima semuanya, tidak mengapa karna ini sudah menjadi resiko untuk ku, Ayah Bunda maafkan Gulf maaf, hiksss.."

Setelah menungu satu jam akhirnya Gulf keluar dari kamar dengan keadaan sudah segar, namun yang mencuri perhatian Mew wajah sembab Gulf, apa Gulf habis menangis batinnya.

"Apa kau sudah ingin berangkat?"

"Iya!"

"Sarapan lah dulu, tidak baik jika pergi dengan keadaan perut kosong,"

"Aku tidak lapar,"

"Aku sudah memasak untuk kita, ayo kita sarapan dulu,"

"Aku tidak lapar, apa kau tidak mengerti? Kau tidak perlu mengantar ku aku akan pergi ke kampus menaiki taksi,"

"Aku akan mengantar mu,"

Gulf pergi lebih dulu dan Mew pun menyusulnya, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Gulf, karna jujur saja rasa sayang dan cinta Mew pada Gulf telah tumbuh di hatinya namun Mew tidak bisa berbuat apapun karna Gulf tidak menginginkan dirinya dan Mew pun harus mengubur dalam-dalam perasaannya.

Tidak butuh waktu berjam-jam kini Gulf sudah sampai di kampus, sebelum dia turun dia mengatakan sesuatu pada Mew, setidaknya dia harus mengucapkan Terimakasih kepada Mew.

"Mew, terimakasih karna sudah mengantar ku sampai kampus, terimakasih atas waktu yang kau berikan padaku, terimakasih karna kau sudah mengurus ku dengan baik, maafkan aku jika selama kita hidup bersama aku hanya membuat mu terluka,"

"Gulf, kau tidak perlu berterimakasih, semua itu aku lakukan dengan ihklas sunguh,"

Gulf mengeluarkan sesuatu dari balik tas nya, sebuah amplop yang berisikan uang yang iya minta dari Ayah nya, karna belum terpakai Gulf akan memberikan pada Mew sebagai ganti uang yang pernah iya pakai dulu.

"Mew, sebelum kau berangkat aku ingin mengembalikan uang mu yang pernah aku pakai, kau tidak perlu hawatir aku mendapatkan uang ini dari mana, yang pasti ini uang halal,"

"Gulf, ini tidak perlu,"

"Tidak Mew, tolong kau Terima, setelah ini hiduplah bahagia,"

Setelah menyampaikan apa isi hatinya Gulf keluar dari mobil Mew dan menuju kelasnya, Gulf tidak boleh menangis apa lagi ini di area kampus sudah pasti akan banyak orang yang akan memperhatikan dirinya, setelah ini Gulf akan menerima keputusan apapun yang akan Mew lakukan untuknya.

"Kau tidak boleh menangis Gulf tidak boleh, harusnya dari awal kau menjadi istri yang baik untuk Mew namun kau malah tidak menghargainya, sekarang jika perjodohan itu akan Mew akhiri aku akan menerima walau nanti status ku menjadi janda tak mengapa,"

Win yang baru masuk kelas memperhatikan Gulf yang sejak tadi hanya diam, sudah satu minggu mereka tak tegur sapa Gulf malu tentu saja karna tidak pernah mau mendengar kata-kata dari Win, sedangkan Win tidak tega melihat keadaan Gulf namun dia tidak berani menghampiri Gulf, melihat Gulf yang seperti ini membuat Win sangat hawatir.

Pelajaran yang dosen berikan pun sudah selesai kini saatnya para mahasiswa pulang ke rumahnya masing-masing, namun tidak dengan Gulf dia pergi menaiki sebuah Bus dan menuju ke tempat dimana yang sangat sepi tidak banyak orang yang tau tempat yang Gulf tuju sebuah danau yang luas dan begitu indah, Gulf ingin menyendiri bahkan ponselnya iya matikan agar tidak ada yang bisa menghubunginya.
.
.
.

"Yah, tolong cari Gulf Bunda sangat hawatir dengannya,"

"Sabar Bun tenang lah, Gulf pasti akan pulang,"

"Tapi ini sudah malam, bagaimana Bunda tenang,"

Sejak dua jam lalu Tuan Alex dan istrinya mencoba menghubungi Gulf namun nihil  nomor Gulf di luar jangkauan membuat mereka merasa sangat hawatir dan gelisah.

"Gulf, kau dimana? Pulanglah sayang,"

"Jangan menangis, percayalah Gulf anak yang baik walau sikapnya sangat menyebalkan pasti dia bisa jaga diri,"

"A-aku hanya takut yah, hiksss.."

"Semua akan baik-baik saja,"

Tidak lama terdengar suara pintu terbuka dan ternyata itu adalah Gulf, Gulf datang dalam keadaan tidak baik-baik saja membuat Tuan Alex leka-lekas menghampiri putranya.

"Gulf, apa kau baik-baik saja?"

"Ayah, Gulf baik-baik saja, Ayah tidak perlu hawatir,"

"Tapi wajahmu terlihat pucat, ayo Ayah antar ke kamar mu,"

"Biar Bunda saja yah, ayo Gulf,"

Gulf mengikuti Bunda nya, rasa bersalah kini menjalar di hatinya.

"Duduklah, apa kau sudah makan?"

"Gulf tidak lapar Bun, Gulf hanya ingin istirahat,"

"Maafkan Bunda, karna sudah Menikahkan mu dengan paksa, tapi asal kau tau Bunda hanya ingin kau menjadi lebih baik lagi,"

"Gulf yang meminta maaf karna Gulf tidak mau bersyukur memiliki suami seperti Mew, maafkan Gulf Bun maaf, jika Mew akan mengakhiri semua ini Gulf ihklas,"

Seperti yang sudah Gulf katakan dia akan menerima apapun keputusan itu, agar Mew bisa menjalani hidupnya dengan baik.









Yang mau baca kelanjutanya di PDF ya

☺😊

Yuk bisa tanya2 lewat DM

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dipaksa Nikah (END) PDFWhere stories live. Discover now