part 3

883 145 12
                                    

Makan malam berjalan dengan hikmat Gulf terlihat segar tentu saja karna dia baru selesai mandi.

"Bunda, ini enak sekali, siapa yang masak Bun?"

"Calon mertuamu,"

"Siapa yang Bunda katakan calon mertuaku?"

"Mama nya Mew, calon mertuamu,"

"Gulf tidak salah dengar?"

"Berapa lama kau tidak membersihkan telinga mu?"

"Bunda!"

"Kami sudah sepakat jika kami akan menikah kan kalian berdua secepatnya, agar kau tidak bertindak sesuka hatimu,"

"Gulf tidak mau menikah denganya, dia sudah tua sedangkan Gulf masih muda,"

"Kalo bicara jangan sembarangan Gulf, kalian hanya selisih tujuh tahun dan itu sudah sangat cocok,"

"Gulf tetap tidak mau,"

"Baiklah, kau akan Bunda kirim ke rumah nenek mu jadi bersiaplah,"

"Ayah!"

"Ikuti saja apa yang Bunda mu katakan,"

"Tapi yah!"

"Ini demi kebaikan mu, supaya ada yang mengurusmu dengan baik,"

"Jeng, jika Gulf nya tidak mau tidak usah di paksa,"

"Dia tidak akan menolak, iya kan sayang,"

Bagaimana Gulf akan menolak jika Bunda nya mode singa betina seperti itu.

"I-iya Bun, Gulf setuju,"

"Bagus, dan mingu depan kalian akan menikah,"

"Apa harus secepat itu Bun?"

"Kenapa? Apa kau ingin besok?"

"Maksud Gulf, apa itu tidak terlalu cepat bahkan kita belum mengenal satu sama lain,"

"Itu tidaklah penting, dengan seiringnya waktu, kalian nanti akan saling mengenal satu sama lain,"

"Nah itu benar, Mew kau mau kan menikah dengan Gulf?"

"Mew mau Ma, asal Mama dan Bunda bahagia,"

Jawaban Mew membuat Gulf sedikit kesal, kenapa dia tidak berusaha menolak seperti dirinya malah mengiyakan semua.

"Dasar menyebalkan, bukanya menolak malah mengiyakan,"

"Menolak pun percuma jika mereka sudah memaksa,"

Makan malam pun berlanjut dan setelah itu empat orang paruh baya itu berbincang di ruang tamu, sedangkan Mew dan Gulf pergi ke kamar mereka masing-masing.

"Dasar laki-laki tua menyebalkan, apa harus masa muda ku di rengut olehnya? Tidak aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi,"

Gulf pergi keluar kamar dan mengendap-endap pergi ke arah kamar yang di tempati oleh Mew,

"Kau sedang apa?"

"Diamlah, aku sedang melihat laki-laki tua itu sedang apa?"

"Memang kenapa? Apa ada yang salah dengannya?"

"Aku sangat sebal denganya, aku akan membuat dia tidak betah disini,"

"Dasar tidak waras, awas mingir jika tidak aku siram pakai air satu teko nanti,"

"Jangan kurangajar kau,"

"Kau yang kurangajar,mengendap-endap di kamar orang seperti maling,"

"Asal kau tau, aku bukan maling sialan,"

Dipaksa Nikah (END) PDFWhere stories live. Discover now