"Bagaimana? Kau menyukainya?" jaehyun duduk di samping kursi tempat taeyong duduk, persis. Dengan raut wajah yang terlihat berbinar, mengharapkan sebuah respon akan masakan yang sudah ia buat sekitar 3 jam lalu. Sebenarnya ia tidak yakin, namun ketika ia ingat jika selera lidah nya dengan lidah taeyong kemungkinan sama, ia jadi berusaha sedikit meyakinkan dirinya.

Taeyong mulai memakan sup ayam yang jaehyun buat, pertama dengan mencicipi kuah nya terlebih dahulu menggunakan sendok. Mengecap cairan kaldu ayam itu, merasakan nya dengan lidah bagian dalam. Lidah taeyong ini bisa di bilang lidah yang cukup sensitif dalam hal merasakan cita rasa makanan. Sangat jeli, dan sangat sensitif.

"Bagaimana, Taeyong?" lihatlah, dia sudah tidak sabar menunggu penilaian dari yang lebih muda. Ia hanya ingin tahu, apakah selera lidah taeyong dan selera lidah nya itu hampir sama? Atau bahkan memang memiliki selera lidah yang sama?

Taeyong menarik pandangan nya ke arah jaehyun, yang menatap nya dengan tatapan ingin di puji. Ia terkekeh, kemudian mengangguk dengan kedua jemari yang di acungkan.

"Sup nya sungguh lezat, tapi... lebih lezat lagi jika di tambahkan sedikit gula, akan terasa lebih segar." taeyong menyendok kembali sup yang jaehyun buat, "Anda mau coba?" tanya nya, dengan menyodorkan sesuap kuah ke mulut si pembuat sup itu.

Karena penasaran dengan sup buatan nya, jaehyun dengan segera melahap nya. Merasakan detik-detik lidah nya di jamak oleh cairan kaldu ayam itu, merasakan sensasi lain.

Asin.

Jaehyun mengerutkan alis nya, lidah nya juga ikut terjulur akibat rasa pahit yang mendera lidah nya. Asin ini lebih mendominasi ke pahit, seperti nya jaehyun terlalu banyak memasukkan garam.

"Kau berbohong, sup nya tidak enak sama sekali." jaehyun ingin sekali meludah sekarang, sialan. Padahal niat nya ingin memasak untuk taeyong, jadi nya malah seperti ini.

Taeyong kembali terkekeh, dengan kepala yang menggeleng. "Itulah mengapa, jangan merasakan cita rasa makanan dari cita rasa pokoknya saja." taeyong berdiri dari duduk nya.

Ia berjalan ke arah kompor, mencari alat yang hendak ia gunakan, ia akan mengolah kembali sup tersebut agar lebih enak untuk di santap.

"Buang saja, kau akan semakin pusing jika memakan nya." jaehyun menatapi setiap gerakan taeyong, entah apa yang akan taeyong lakukan dengan sup gagal itu. Ia sendiri yang membuatnya saja enggan melihatnya lagi setelah merasakan cita rasa nya yang benar-benar buruk.

Taeyong memanyunkan bibirnya nya dengan alis nya yang berkerut, lalu kepala nya menggeleng, mata nya terpejam. Tanda bahwa ia tidak setuju dengan ungkapan jaehyun. Bagaimana bisa, membuang sup penuh daging ini? Sup nya ini ada daging sapi Korea nya juga, dan jaehyun bilang di buang saja? Daging sapi Korea itu sangat mahal, bahkan taeyong tidak pasti memakannya dalam setengah tahun nya, karena perekonomian nya sebagai seorang perantau yang memang di bilang cukup minim. Jangankan makan daging sapi Korea, bisa makan pakai nasi dan sayur saja ia sudah merasakan sangat cukup.

"Saya akan mengolahnya lagi, memperbaiki nya sedikit agar lebih enak." sembari menunggu nya mendidih, taeyong menghampiri jaehyun, duduk di samping pria itu.

Sedangkan jaehyun, menatap panci yang di penuhi sup ayam tidak enak itu di atas kompor. Jaehyun bingung, bagaimana bisa taeyong masih ingin memperbaiki sup yang jelas-jelas sudah terasa hancur itu? Kalau jaehyun, lebih baik membuangnya. Bikin kesal saja, sudah susah susah di olah, tapi rasanya benar-benar membuat hati kecewa. Padahal jaehyun memasak dengan tulus, sesuai resep yang ia dapatkan dari internet. Dan di internet juga ia sering mendengar, bahwasanya ketika memasak, utamakan lah ketulusan hati, cinta, dan kasih sayang. Niscaya, masakan yang kita buat akan terasa lebih nikmat.

Title (JAEYONG)Where stories live. Discover now