PROLOG;

2.1K 162 6
                                        

PRANG...


Jaehyun membuka mata nya yang kian terpejam, ia memaksakan diri untuk terjaga. Kini, ia berada di balkon rumah. Menikmati angin malam dan indah nya kelap kelip lampu dengan hamparan kota di malam hari. Itu sangat indah.

Tangan kekar penuh urat menonjol itu bergerak memegang kedua handel pendorong, lalu memutar nya ke depan ke belakang. Jaehyun dengan sabar mengayuh kursi roda dengan tangan nya yang syukur masih berfungsi dengan baik. Jaehyun dengan segera mendekati asal muasal terdengarnya suara benda jatuh.

Di ruangan tengah, asal mula jaehyun mendengar suara keras benda yang terjatuh. Jaehyun menghentikan kayuhan tangan nya, kursi roda yang ia naiki juga ikut berhenti.

Jaehyun mematung, ia meremas kursi roda nya. Melihat bagaimana keadaan wanita nya, tengah duduk dengan serpihan botol minuman keras yang sudah berserakan di mana-mana. Ruangan ini di penuhi pecahan botol.

Jaehyun menghela nafas sesaat, ia kembali mengayuh kursi roda nya, mendekati wanita tersebut. Wanita itu hanya duduk diam, menunduk dengan mata terpejam. Lantas, tangan cantik nan ramping itu masih meremas erat botol minuman keras. Yang masih terdapat isinya, tentu saja. Ada 2 botol lagi yang belum di buka, satu botol sudah tandas di minum dan botol nya sudah pecah, dan satu botol lagi belum habis.

Wanita dengan stamina minum yang luar biasa.

Jaehyun meringis, ia membawa kursi roda nya menuju ke dekat meja. Tepat di seberangnya terdapat wanita yang masih rapi dengan setelan kerja nya. Tas nya sudah tergeletak di aras sofa, dan pandangan jaehyun jatuh pada sebuah jas berwarna maroon.

Jas pria.

Jaehyun menipiskan bibir nya, jaehyun ingat pagi tadi istrinya pergi hanya memakai setelan kerja biasa. Tidak memakai jas atau jaket dalam bentuk apapun.


Tuk tuk...


Jaehyun mengetuk meja kaca itu berkali-kali, memastikan wanita nya masih dalam keadaan sadar. Karena wanita itu hanya diam, masih menunduk dalam diam.

"Rosé, istirahat lah ke kamar. Hari semakin larut, dan tubuh mu membutuhkan istirahat."

Jaehyun berucap demikian, tidak ada respon pasti dari pihak sebelah. Wanita berambut pirang itu hanya terkekeh pelan, ia mendengar ucapan jaehyun. Ia kembali menegak minuman yang akan memberikan sensasi terbakar pada kerongkongan serta organ dalam nya, secara perlahan.

"Tidak perlu bertahan dengan sikap sok perhatian mu, kau membuatku merasa jijik." beberapa kata, di rangkai dalam satu kalimat yang cukup menyakitkan. Untuk orang serapuh jaehyun. Jaehyun hanya mampu terdiam, dia sedang memikirkan beribu-ribu jawaban hanya untuk menjawab rangkaian kata yang tak seharusnya di utarakan dan tak semestinya ia dengarkan. Apalagi, kalimat itu keluar dari mulut pasangan nya sendiri.

"Itu bukan pertanyaan yang semestinya di lontarkan oleh orang tak biadap dalam memperlakukan pasangan hidup nya. Sekarang, sudahi acara minum mu, dan pergi beristirahat." jaehyun meremas pengayuh kursi roda. Menyembunyikan amarah nya, bagaimanapun jaehyun tak sanggup jika harus memarahi wanita itu.

"You are completely useless, disabled."

"I'm not disabled."

"Crippled."

"Pergi ke kamar, dan beristirahat, Jung Chaeyoung."

"DIAM!!"

PYAR!!!!

Jaehyun reflek menunduk dalam hingga punggung nya ikut tertunduk, ia menghindari rosé yang melempari nya dengan botol minuman keras yang masih berisi setengah daripada isi botol tersebut.

Rosé menatap datar jaehyun, jaehyun pun begitu, menatap nyalang istri nya yang berdiri angkuh di depan nya kini.

"Tutup mulut mu, Bajingan."

"Rosé-

"Tahu apa kau soal diri ku, huh? Ku tanya, tahu apa kau tentang kehidupan ku?!" rosé menunjuk wajah jaehyun, tersirat ketidak sukaan dari tatapan wanita berkembangsaan Korea-Selandia Baru itu.

"Rosé, dengarkan aku-

"Kau itu, hanya pria cacat tak berguna. Hari hari mu kau habiskan dengan duduk terdiam di atas kursi roda, hidup mu hanya tahu makan, duduk, tidur, mengganggu ku, dan tak tahu malu nya diri mu selalu menyambut ku dengan pertanyaan pertanyaan konyol yang tak bermutu sama sekali." rosé memicingkan mata nya kejam.

"Kau tahu, Jung? Kau, memuakkan. The sickening cripple, and stupid."

Bagai di sambar petir dahsyat, jaehyun merasakan sakit yang teramat sangat di dada nya, jantung nya seakan di hujam oleh ribuan senjata tajam. Dada nya sakit, bahkan untuk menarik nafas sekalipun.

"Rosé, aku suami mu. Kau tidak boleh berkata buruk tentang suami mu sendiri, itu melukai ku." jaehyun berusaha bersabar, mengubur rasa sakit yang menderai dada nya seperti di hujam ribuan samurai.

Rosé, wanita cantik berambut blonde itu, tertawa dengan nada yang meremehkan.

"Ku pikir, aku sudah tertidur cukup pulas. Hingga-baru saja, kau mengatakan perihal suami. Haha, lelucon terlucu, sejauh ini." gadis itu mengangkat kedua alis nya. Kejam, angkuh, tidak berperasaan.

"Hentikan, Rosé. Istirahat, hari sudah larut. Jangan lupa juga untuk mengganti baju mu dengan piyama agar tidur mu lebih nyaman." jaehyun menggenggam erat pendorong kursi roda. Nafas nya tersenggal, terdengar jelas, sebenarnya.

Rosé bergumam, ia memejamkan mata nya, dengan kepala mendongak ke atas-leher nya bertumpu pada sofa.

"Hum... Ya, ya, ya. Aku memang harus segera pergi beristirahat, aku harus bekerja keras. Demi tujuan payah, menghidupi orang cacat, seperti dirimu."

Setelah selesai dengan kalimat nya, rosé menarik tas dengan nama brand terkenal yang tercetak jelas di sana. Membuktikan bahwa barang tersebut memanglah barang yang di beli dengan uang yang tak sedikit.

Jaehyun, duduk terdiam..

Hati nya terlampau sakit, jaehyun menegang sekarang. Telinga nya seperti berdengung, dunia seakan berhenti berputar. Mendengar penuturan istri nya sendiri, yang mengatai nya secara terang-terangan, bahwa ia cacat.

"Rosé..." panggil nya, dengan nada yang begitu menyakitkan dan kelewat sendu.

Di sini, hari ini, sekarang ini, dan di detik ini juga, jaehyun menatap istri nya dengan tatapan mata sedih. Mata nya memang tak mudah mengeluarkan liquid asin, namun... bagian bawah mata nya tak dapat membohongi siapapun. Bagian bawah itu memerah, menahan tangis pilu, mempertahankan keteguhan serta pendirian nya sebagai seorang lelaki sekaligus suami yang lagi-lagi hanya diam, berusaha tabah.

Jaehyun baru menyadari nya, istri nya telah berubah. Berubah, istrinya yang sekarang, bukan lah istrinya yang baik seperti dulu. Ia sudah berubah, menjadi sosok wanita yang kejam.

















Hai dede😁

Ow al yu?

Title (JAEYONG)Where stories live. Discover now