Trilogy, Friend With Benefits | Sequel of Falling For My Healer | Generation 2 | Bisa di baca secara terpisah.
Tapi di rekomendasikan untuk membaca terlebih dulu 2 judul sebelumnya.
*****
Kaylee Emerald, hidupnya sangat sempurna. Ia terlahir dari ke...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
K
aylee berlari memasuki lift mansion, karena ia hampir telat masuk kuliah. Tentu saja semua ini karena perdebatan ia dan ayahnya tadi malam ketika sampai di mansion, semua itu mengakibatkan Kaylee tidak bisa tidur dengan nyenyak semalaman.
Dan entah apa alasannya atau seperti semuanya di lakukan dengan sengaja, tidak ada yang membangunkannya terutama Lucy yang biasanya selalu datang ke kamarnya namun kali ini tidak, entah sedang berada dimana kepala maid itu.
Lift sampai di lantai dasar, Kaylee sedikit berlari dan karena terburu-buru ia hampir saja menabrak Katrina yang sedang berjalan.
"Astaga, hampir saja," ucap Katrina bernapas lega, ia tidak bisa membayangkan jika Kaylee sampai menabraknya, pasti keduanya akan berakhir di atas lantai yang dingin dan keras itu.
"Mom, sorry.. tapi aku tidak punya waktu," ucap Kaylee hendak berlari menuju garasi. Namun, Katrina menghentikannya dan mengatakan jika Ben sudah menunggunya di taman.
Kaylee berdecak, untuk apa lagi ayahnya menunggunya di taman? Apa belum puas dengan perdebatan semalam?
"Cepatlah, daddy-mu akan pergi bekerja menggunakan helikopter. Kau bisa menumpang padanya."
Kaylee terlihat bimbang, antara ia menggunakan mobilnya dan berakhir dengan terlambat memasuki kelas atau menumpang pada ayahnya dengan suasana yang sudah di pastikan akan terasa canggung dan anehnya, tidak biasanya helikopter terparkir di area taman bukan di helipad yang tersedia di lantai paling atas mansion.
"Kay.." panggil Katrina lembut.
Kaylee menghela napas, baiklah untuk kali ini ia akan membuang gengsinya terlebih dulu. "Well, aku pergi."
