Chapter 25, Simponi dari Baja dan Darah pt 1

347 26 9
                                    

3.1 K Word

If i die
In this world
Who will know
Something of me
I am lost
No one knows
There's no trace
Of my yearning

Conflict. That is Humanity's True Desire. It Within Our Blood, It Within Our Soul

24 Juni 2050/2017

09.00 Waktu Lokal

Orbit Rendah Bumi

"Kita sudah mendapat konfirmasi dari Presiden, Luncurkan sekarang !!"

"Ready, Drop, Now !!!"

Wooosshhhhh

Sebuah benda berbentuk tiang meluncur dari satelit ARTMISS dan akan jatuh menuju ke bumi, sisanya akan diserahkan ke gravitasi. Tiang tersebut jatuh bebas dengan kecepatan yang sangat tinggi setelah diakselerasi didalam ARTMISS dan

BOOMMMM

Layaknya meteor yang menabrak bumi, apapun yang menjadi targetnya hancur secara berkala karena gelombang kejut yang dihasilkan.

Pos Komando TNI

"Pak, Denver telah dihancurkan" ucap seorang prajurit TNI berpangkat Sertu dengan nada datar yang bertugas dalam mengawasi proses penjatuhan tersebut

"Bagus, ini akan menjadi pelajaran lebih lanjut untuk mereka" puji Jenderal Prakasa sambil menyilangkan tangannya didadanya sambil melihat kehancuran kota Denver yang menjadi salah satu pusat Industri Kekaisaran Britannia melalui Hologram yang berada didepannya

"Benar, pak. Tapi sayang sekali kita tidak bisa menggunakan senjata nuklir lagi atau senjata berbasis elemen G" ucap prajurit TNI lain yang berpangkat Serda

"Yeah, seperti itulah. Apa yang kita lakukan ke Hawaii hanyalah sebagai unjuk kekuatan dan deteren untuk melihat reaksi mereka. Dan deteren itu nampaknya mulai bekerja. Banyak dari rakyat mereka yang mulai turun kejalan, meminta Kaisar bajingan itu untuk menghentikan perang ini" jawab Jenderal Prakasa sambil mencela Kaisar Charles

"Heh, baguslah untuk mereka"

Kota Denver berubah menjadi reruntuhan karena dampak gelombang kejut hasil dari tubrukan tiang Tungsten tadi. Perkiraan korban jiwa : 50 ribu. Sambil melihat kerusakan kota Denver yang masih berlangsung "Ah, Aku mencintai pekerjaanku" ucap Prajurit TNI yang lain sambil mengaduk kopinya lalu meminumnya

Disaat yang bersamaan, TNI memulai serangan balasan dari Nabire, Manokwari, dan Merauke dan berusaha memukul mundur pasukan Britannia yang sebelumnya berhasil ditahan lajunya. TNI tidak bisa melakukan pemboman tanpa pandang bulu dengan artileri karena masih banyaknya warga Indonesia yang tidak sempat mengungsi dan terjebak di kota besar seperti Jayapura dan Port Moresby. Hal ini semakin memperumit operasi TNI yang tidak terbiasa dengan pemboman secara selektif. Warga Indonesia yang masih terjebak juga melancarkan serangan gerilya ke titik logistik dan markas pasukan Kekaisaran Britannia, mereka tidak sudi tanah kelahiran mereka dinodai lagi oleh darah BETA, tidak peduli itu BETA TSF ataupun yang asli. Serangan mereka dibantu oleh milisi Tritis yang secara beruntung telah disebar sebelum serangan terjadi di Oceania

Setelah sadar mereka dengan mudahnya dijadikan makanan oleh MOTH, pasukan Britannia mulai mengirim bantuan mereka dengan cara memencar kapal atau pesawat yang datang ke Papua tidak lebih dari 4 unit dan dengan jadwal yang tidak tentu. Rencana mereka cukup berhasil namun dengan korban jiwa dan material yang hilang masih sangat tinggi. Beberapa petinggi militer Britannia mulai menyarankan untuk mengirim suplai dengan menggunakan kapal selam demi menghindari serangan dari MOTH. Untuk saat ini, mereka masih meneliti kelayakan dalam mengirim suplai dengan menggunakan kapal selam.

Indonesia Di Dunia Code GeassWhere stories live. Discover now