Hidden Love's Masterpiece

32 2 0
                                    


Chapter 3

Setelah berbagi kenangan masa sekolah dan mengenang kembali momen-momen indah yang pernah mereka bagi bersama, Adrian merasa bahwa ada sesuatu yang belum diungkapkan oleh Dylan tentang alasan keberadaannya di kota tempat mereka bertemu saat ini. Namun, dia memutuskan untuk tidak menanyakan hal tersebut pada saat itu, memberikan kesempatan bagi Dylan untuk berbicara jika dia merasa nyaman untuk melakukannya.

"Aku senang kita bisa bertemu kembali," kata Adrian dengan tulus. "Sudah lama sejak kita kehilangan kontak, dan aku merindukan momen-momen kita di masa sekolah dulu."

Dylan tersenyum, menyembunyikan alasan sebenarnya keberadaannya di kota tersebut. "Aku juga merindukan itu semua, Adrian. Apa kabar dengan galeri senimu? Aku dengar kabar bahwa kamu telah mencapai kesuksesan besar sebagai seniman."

Adrian membalas senyumnya. "Ya, aku cukup beruntung. Aku telah membuka galeri seni beberapa tahun lalu, dan aku merasa sangat bersyukur dengan dukungan dari banyak orang."

Mereka berdua melanjutkan perbincangan tentang karya seni Adrian dan hal-hal lain yang telah terjadi dalam hidup masing-masing selama berpisah. Tidak ada yang menyentuh topik alasan sebenarnya Dylan berada di kota tersebut, namun keduanya berusaha menikmati momen berharga yang telah mereka bagi bersama.

Setelah beberapa saat berbicara, Adrian merasa seperti sudah waktunya untuk mengungkapkan keinginannya untuk tetap berkomunikasi dengan Dylan. Dia merasa bahwa kedekatan mereka bisa diperbaharui dan ingin memulai kembali persahabatan mereka.

"Dylan, bagaimana kalau kita saling bertukar kontak lagi?" tawar Adrian. "Aku merasa ini akan lebih mudah untuk kita berkomunikasi dan mungkin bisa mengatur waktu untuk bertemu lagi."

Dylan setuju dengan senyum. Mereka saling menukar nomor telepon dan media sosial, memberi tahu satu sama lain bahwa mereka siap untuk menjalani perjalanan baru dalam hubungan mereka.

Beberapa hari kemudian, Adrian mengirim pesan kepada Dylan, mengundangnya untuk datang ke galeri seninya. Dylan pun menerima undangan dengan senang hati, dan mereka setuju untuk bertemu di sana pada akhir pekan.

Pada hari yang ditentukan, Dylan datang ke galeri seni Adrian dengan antusias. Ketika dia melangkah masuk, dia terpesona dengan karya-karya indah yang dipajang di dinding galeri. Namun, ada satu karya yang menarik perhatiannya sekaligus membuatnya terharu.

Ternyata, di antara karya-karya indah itu, ada sketsa lukisan yang belum selesai yang mereka buat bersama saat masih sekolah. Sketsa tersebut menggambarkan dua sosok tangan yang saling bertautan dengan penuh kehangatan.

Flashback pun kembali menghampiri mereka berdua, mengungkapkan alasan di balik sketsa lukisan tersebut. Ketika mereka masih sekolah, Adrian dan Dylan telah menggambar sketsa tersebut sebagai simbol persahabatan mereka yang tak terpisahkan. Tangan yang bertautan itu melambangkan ikatan batin yang menghubungkan mereka dalam seni dan kehidupan.

"Kau ingat sketsa ini?" tanya Adrian dengan lembut, merenungkan kenangan mereka.

Dylan tersenyum, matahari di wajahnya menyinari oleh kenangan masa lalu. "Tentu saja aku ingat. Ini adalah sketsa yang kita buat bersama sebagai lambang persahabatan kita. Kenangan masa sekolah dulu begitu berharga bagiku."

Adrian mengangguk, senyum menghiasi wajahnya. "Aku ingin menyelesaikan sketsa ini bersamamu."

Dylan menyambut undangan itu dengan hati terbuka. Keduanya duduk di depan kanvas, dan bersama-sama, mereka melanjutkan proses pembuatan sketsa lukisan yang belum selesai itu. Sambil saling bekerja sama, mereka merenungkan tentang masa sekolah yang telah berlalu, perasaan cinta yang tak pernah sepenuhnya hilang, dan harapan baru yang tengah mereka temui.

Mereka berdua menyadari bahwa ada begitu banyak kisah indah yang masih menanti untuk dijalani bersama. Saat tangan mereka bekerja dengan lincah di atas kanvas, begitu juga hati mereka yang semakin mendekat satu sama lain. Dan di dalam galeri seni yang indah itu, ada harapan akan cinta yang tumbuh sekali lagi di antara dua orang yang pernah berarti begitu banyak bagi satu sama lain.

Jejak Warna CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang