finally 💍

1.2K 100 5
                                    

Dalam taman pribadi perusahaan, Joe dan Anna terduduk saling berdampingan pada kursi yang tersedia di sana.

Keduanya hanya tengah bersantai setelah selesai mengadakan meeting bersama client yang cukup alot menurut Joe. Kebetulan jadwal selanjutnya masih cukup lama sehingga waktu bersantai bisa lebih leluasa.

"Anna, kalau ada seseorang yang ingin melamar kamu, apa kamu akan menerimanya?"tanya Joe tiba-tiba cukup mengejutkan Anna yang pada awalnya hanya diam menikmati angin taman yang segar.

Anna terkekeh pelan, belum menyadari penuh situasi apa yang tengah ia alami saat ini.

"Melamar?"tanya ulang Anna yang tidak mendapati respon jawaban dari Joe. Lelaki yang tengah Anna tatap hanya diam memperhatikan demi menunggu jawaban Anna atas pertanyaan.

"Maksud Om itu orang yang gak aku kenal tiba-tiba datang untuk melamar aku?"

"Iya Anna, bagaimana kalau ada yang seperti itu?"

"Tergantung karakternya dia itu seperti apa, mungkin bisa aja aku nerima dia kalau memang orangnya baik. Kenapa tiba-tiba?"

"Kamu tidak bercanda, Anna? Bagaimana kalau orang itu tidak jelas asal-usulnya?"

"Bukannya di dunia ini ada yang namanya PDKT? Mungkin bisa mulai tahap pendekatan sampai beberapa waktu yang sekiranya buat aku yakin untuk nerima dia atau gak."

"Kalau seperti itu, apa kamu akan melupakan saya?"

Mendengar perkataan Joe yang sepertinya tersirat sebuah makna itu membuat Anna terus memperhatikan si pria dewasa dengan kening berkerut.

"Kenapa bisa Om kepikiran hal itu? Harusnya Om masih bersikap santai aja, lagian siapa juga orang yang mau lamar aku? Deket sama orang lain aja enggak, ya kecuali itu diri Om."

Tanpa disadari Anna, Joe diam-diam merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah kotak beludru hitam dan menyodorkannya tepat di hadapan Anna dengan keadaan tubuhnya sudah berlutut di depan gadis itu.

Anna sangat terkejut mendapati itu semua. Apa saat ini dirinya tengah dilamar? Atau ini semua hanya prank semata? Ataukah ini salah satu bagian dari bunga tidurnya?

Ya, isi kotak beludru hitam yang telah terbuka itu adalah sepasang cincin berlian yang cantik dan mewah walaupun tampilannya terlihat sederhana namun penuh makna.

"Kalau saya yang melamar kamu dan ingin menjadikan kamu pendamping hidup saya, apakah kamu akan langsung menerimanya?"

Anna masih berada dalam keterkejutannya saat ini. Memandang bergantian antara wajah Joe dan cincin dalam kotak itu dengan tatapan penuh bahagia sekaligus terharu.

Anna ingin menangis. Tidak, dirinya sudah mulai menangis.

"Om?"

"Saya sungguh serius ingin menjadikan kamu sebagai pendamping hidup saya, Anna. Sedari awal, perasaan saya pada kamu itu bukan hanya sekedar rasa penasaran. Saya sungguh mencintai kamu, bahkan sejak pertama kali saya bertemu kamu dalam keadaan kamu yang terluka karena saya. Anna, saya bukanlah sosok pria yang romantis, namun cinta saya pada kamu itu nyata adanya. Saya akan terus berusaha membuat kamu bahagia. Satu yang harus kamu tahu kalau saya mencintai kamu mutlak tanpa bisa diganggu gugat. Disini saya berada, di hadapan kamu saya memberanikan diri untuk melamar kamu dengan tujuan menjadikan kamu milik saya sepenuhnya. Anna, maukah kamu menerima lamaran saya?"

Sungguh, Anna tidak bisa berkata-kata. Dirinya hanya bisa mengangguk sambil menangis bahagia menerima lamaran Joe padanya. Maka dari itu, Joe yang melihat anggukan yakin dari si gadis itu langsung memakaikan salah satu cincin pada jari manis milik Anna sebelum setelahnya ia berdiri dan tanpa basa-basi, Anna memasangkan balik cincin satunya pada jari manis milik Joe.

[End] JoAnna | NoMin GSWhere stories live. Discover now