{10} Night drive

683 99 8
                                    

Ditemani masing-masing secangkir kopi hangat serta coklat hangat, Joe serta Anna asik menikmati suasana kota Jakarta pada malam hari dari dalam mobil.

Angin yang masuk melalui pentilasi udara moonroof yang terbuka dari mobil milik Joe itu dengan perlahan terasa dingin menerpa kulit. Beruntungnya Joe selalu menyediakan satu selimut yang biasa dia taruh dalam mobil untuk jaga-jaga jika kondisi darurat. Selimut tersebut dibentangkan untuk membungkus tubuh Anna yang memang tadinya tidak terbalut pakaian hangat. Joe sendiri pada dasarnya memang cukup kuat pada suhu dingin tidak merasa terganggu walau pakaiannya sendiri hanya menggunakan atasan kaos setengah lengan saja.

"Bukannya Om mau ngomongin sesuatu ya katanya siang tadi?"ucap Anna menatap Joe dengan wajah sedikit memerah.

"Iya. Kamu masih ngerasa dingin? Saya tutup saja ya moonroof nya?"

"Jangan Om, enakan kaya gini."sahut Anna menahan Joe yang sudah bersiap ingin menutup moonroof mobilnya.

Sang empunya tadi hanya mengangguk pasrah. Tak apa asalkan Anna tidak berakhir sakit Joe tidak masalah.

"Kamu tahukan Sekertaris pribadi saya di kantor?"

Dengan yakin Anna mengangguk. Dirinya memang mengetahui siapa Sekertaris pribadi Joe di kantor karena beberapa kali sempat bertemu saat Anna iseng mampir ke kantor Joe.

"Kenapa sama Mbak Gi?"

"Dia berniat resign dari pekerjaan, mungkin sekitar kurang lebih satu bulan lagi dia ingin bekerja sebagai Sekertaris saya."

"Loh kenapa resign? Mbak Gi udah gak betah ya jadi Sekertaris nya Om?"dengan wajah polos Anna berucap demikian.

Joe menghembuskan pelan nafasnya sambil menatap Anna sekilas. Sedangkan yang ditatap hanya bisa menunduk malu ketika sadar kalau ia salah tebak.

"Bukan seperti itu Anna. Dia ingin menikah sekitar dua bulan lagi, alasannya resign bukan karena bosan bekerja dengan saya, tetapi karena ingin menikah. Calon suaminya melarang dia untuk bekerja."

"Loh Mbak Gi mau nikah? Anna diundang gak ya nanti?"

"Memangnya kamu dekat dengan dia?"celetuk Joe membuat Anna merengut kesal namun terlihat menggemaskan.

"Mbak Gi kan udah jadi bestie nya aku. Om tuh nyebelin!"ucap Anna dengan tidak santainya sambil menatap Joe dengan mata memicing tajam.

Joe takut? Tidak. Joe malah semakin gemas.

"Baiklah saya salah. Tapi Anna, ngomong-ngomong kamu bersedia tidak menggantikan posisi Sekertaris Gi nantinya?"

Hah? Menggantikan posisi Sekertaris Gi? Joe berniat menjadikannya Sekertaris pribadi? Nanti? Apa Anna bisa?

Melihat wajah bingung Anna yang terlihat guratan tidak percaya diri itu membuat Joe langsung mencari celah untuk menepikan mobilnya sejenak.

"Saya tidak akan memaksa jika kamu tidak mau, sayang."ucap Joe menghadapkan tubuh Anna ke arahnya ketika mobil sudah berhenti di pinggir jalan.

"Bukan gitu Om, aku cuma gak yakin aja bisa. Om tahu sendiri aku ambil jurusan Akuntansi di kampus, emangnya bisa lulus dari Akuntansi jadi Sekertaris? Aku takut nantinya banyak salah, apalagi perusahaan Om bukan perusahaan kecil."

"Kenapa harus tidak yakin? Kamu itu pintar, buktinya kamu selalu berhasil mendapati nilai tertinggi. IPK mu waktu itu saja mencapai angka sempurna. Anna, kamu itu jenius, saya yakin kamu bisa mempelajarinya. Tidak usah takut, menjadi Sekertaris tidak akan memandang apa jurusan yang kamu ambil semasa kuliah. Memangnya kamu selama ini menganggap Sekertaris Gi itu lulusan apa? Sekertaris Gi sama seperti kamu, dia lulusan Akuntansi pada saat itu. Kamu bisa mempelajari ilmunya bersama Sekertaris Gi, jika kamu ingin, kamu akan melakukan pelatihan selama 1 bulan nantinya."ucap Joe panjang lebar pada Anna demi meyakinkan gadis itu.

[End] JoAnna | NoMin GSWhere stories live. Discover now