Chapter 9

23 2 0
                                    

Tugas kita hanya mengingatkan, perkara dilakukan atau tidak itu sudah di luar kendali kita

SYA
______________

Aku teringat akan satu ibadah yang nilainya lebih besar dari puasa sunah dan salat sunah ratusan rakaat, yaitu ibadah rida. Memang, menjalani takdir yang tak berpihak pada kita itu sangat sulit. Apalagi untuk mencoba ikhlas. Hingga aku terkagum dengan mentality-nya para orang beriman yang selalu menanamkan pernyataan, "Aku bukan hanya meyakini takdir tapi juga mencintai takdir".

Menurutku itu adalah salah satu level tertinggi dalam menyandang status sebagai hamba, yaitu jika ia rida Allah juga rida. Dari situlah pintu gerbang pertolongan Allah dibuka dengan rumus melapangkan dada. Hanya terdengar saja sulit apalagi menjalaninya.

Aku kembali teringat tentang kisah Sumayyah, keluarga Yasir. Seorang wanita pertama yang syahid disiksa oleh Abu Jahal karena ia memeluk Islam dan menggadaikan seluruh jiwa raganya demi mempertahankan keislamannya.

Ia berlapang dada, menerima siksaan itu. Diseret di jalanan dan dilempar di atas kerikil panas nan tajam pun, ia tak rela menukar Islam dengan kemurtadan. Hingga Rasulullah pun berdoa untuk keluarga Yasir. ''Bersabarlah keluarga Yasir. Sesungguhnya balasan kalian adalah surga". Getting a special prayer from the prophet is a glory.

Baginya, keringat yang bercucuran dan darah yang mengalir deras lebih mulia harganya dibanding keluar dari deen yang membawa kebenaran.

Lamunanku seketika terhenti kala suara bariton itu menyadarkanku. Fokusku teralihkan dengan seseorang yang sudah memanggilku beberapa kali namun kuhiraukan hingga tangannya di silangkan di depan dadanya.

"Kamu dengar tidak saya panggil lima kali?" Raut wajahnya sudah berubah menjadi talenan dapur.

"Maaf, Pak, saya tidak dengar. Ada yang bisa saya bantu?" tawarku dengan ekspresi yang biasa saja. Aku sudah sangat khatam dengan drama seperti ini. Untuk apa aku menanggapinya dengan ekspresi yang berlebihan kalau pada akhirnya ia akan menyuruhku ini-itu dengan jumlah tugas yang tak terhingga.

"Sore ini kita akan pergi ke rumah Faizal," ucapnya.

"Tapi sore ini ada meeting schedule dengan Alfans Tama Group di Melboure Hotel, Pak." Aku memberitahunya setelah aku membuka file berisi jadwal kegiatan Rahsya di akhir minggu ini.

SYAWhere stories live. Discover now