Chapter 6

25 2 3
                                    

Bukan lingkungan saja yang patut dipedulikan, tapi ada manusia juga yang patut dimanusiakan

SYA

________________

SETELAH hampir mengelilingi seluruh wilayah di BSD City ini, kami telah menemukan beberapa tempat yang dikira cocok untuk syuting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SETELAH hampir mengelilingi seluruh wilayah di BSD City ini, kami telah menemukan beberapa tempat yang dikira cocok untuk syuting. Pertimbangan demi pertimbangan yang telah didiskusikan oleh produser dan sutradara sebelumnya sudah kami pikirkan matang-matang untuk mendukung proses take gambar maupun video.

Salah satu unsur dari mise en scene yang paling menghabiskan waktu adalah mencari lighting yang pas. Hingga akhirnya menemukan suatu sudut tempat yang tepat untuk proses syuting outdoor.

Persetujuan yang telah ditentukan oleh sutradara dalam rapat satu hari yang lalu adalah kesepakatan proses syuting yang akan dilakukan di dua tempat. Tempat pertama adalah R&R Studio yang memiliki Studio Film Rekayasa yang cukup besar untuk keperluan take gambar indoor. Aku pun baru tahu ternyata studio tempatku bekerja memiliki tempat yang luas untuk keperluan dunia entertainment. Saking luasnya, di sana bisa dibagi menjadi beberapa adegan.

Kedua adalah di BSD City yang rencana lokasi ini digunakan untuk keperluan take gambar outdoor. Spesifik tempatnya juga sudah ditentukan, yang mana memilih di kawasan kreatif sekitar The Breeze BSD. Dari setting lokasinya saja sangat mendukung dan nyaris sesuai dengan deskripsi latar tempat yang ada dalam script.

Tepat setengah jam yang lalu Pak Irham selaku sutradara sempat berkunjung menemui kami dan mengatakan bahwa ia setuju dengan lokasi yang kami pilih–tepatnya yang Rahsya pilih. Memang sedari tadi yang effort-nya paling tinggi dia, di mana-mana memiliki relasi. Setiap tempat yang dia pijak ada saja orang yang ia ajak bicara, khususnya membicarakan project.

Tidak heran jika Rahsya memberi rekomendasi tempat ini dengan perizinan yang bisa dibilang mudah, ternyata pemilik lokasinya adalah rekannya sendiri. Namun, tetap saja aku harus membuat surat izin lokasi untuk kegiatan shooting beberapa minggu ke depan.

Setelah tenagaku terkuras karena memikirkan recce, aku sampai lupa memikirkan diriku sendiri. Semenjak bakda zuhur tadi, cuaca Tangerang Selatan memang sangat panas. Tubuhku mendadak lemas, pusing, dan mual ditambah dengan fluku yang sejak tadi pagi belum sembuh.

"Kenapa, Sya, sakit?" tanya Raffi saat kami telah istirahat makan siang yang sempat tertunda hingga pukul setengah tiga.

"Enggak Fi, cuma pusing sama pilek sedikit aja," jawabku sambil menghirup minyak angin citrus roll.

"Ya itu namanya sakit, Sya. Udah beli obat belum? kalau belum aku beliian ya sekalian ke depan." Melihatku yang sedikit pucat membuat Raffi sekhawatir ini denganku. Padahal ini gelaja biasa yang aku rasakan ketika demam. Dibuat tiduran pun kadar rasa peningnya akan berkurang.

SYAWhere stories live. Discover now