01.) Anak Kaisar

73 9 3
                                    

Ketukkan pintu terdengar pelan, disusul dengan suara seorang wanita dari balik pintu. "yang mulai permaisuri, baginda kaisar telah kembali dari medan perang dengan selamat. Beliau saat ini sedang menunggu anda dirumah kaca."

Sudut bibir Anasta naik, ia segara mengangkat gaunnya dan membuka pintu ruang kerjanya dengan semangat. Anasta memandangi, Wil. Kepala dayang istana permaisuri dengan senyum cerah. "kamu sudah bekerja keras Wil, istirahatlah lebih awal hari ini. aku akan menjamu kaisar sendiri." perintah Anasta yang kemudian berlalu pergi menuju rumah kaca, tempat dimana kaisar menunggunya.

Anasta memasuki rumah kaca dengan perasaan bahagia, ia sangat merindukan suami nya. Sudah lima tahun berlalu, sejak terakhir kali mereka bertemu.

Semakin Anasta mendekat, semakin pula ia bisa mendengar dengan jelas suara Kallion, sang kaisar kerajaan 'permata merah' Arnult. Kallion Stev De'Arnult.

suara gelas pecah membuat langkah Anasta terhenti, disusul dengan perkataan khawatir dari Kallion membuat Anasta sedikit kebingungan. "kau tidak terluka? jangan menyentuhnya, biarkan para pelayan yang membersikannya."

'Kallion bersama seseorang?' Batin Anasta dengan alis kirinya sedikit naik.

Cukup jelas mengapa Anasta bingung, rumah kaca ini adalah area pribadi dimana hanya Anasta dan Kallion yang bisa masuk dan keluar dengan bebas.

Anasta melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, Anasta dapat melihat punggung pria yang selalu ia rindukan selama ini. Senyum Anasta memudar saat matanya tidak sengaja bertemu dengan mata hijau yang sangat Anasta kenali.

Wanita bermata hijau itu kaget sejenak dengan kehadiran Anasta yang tanpa pemberitahuan, ia sontak berdiri dari duduknya lalu membungkuk hormat kepada Anatas, "saya bertemu dengan bulan kekaisaran."

Anasta memaksakan senyumannya dan berkata dengan tenang dan penuh wibawa bangsawan tinggi, "tidak perlu begitu formal lady Arabel, silahkan anda duduk kembali."

Anasta duduk disamping Kallion dengan tatapan datar, senyum terpaksa yang awalnya ia perlihatkan kini menghilang sepenuhnya.

Suara piring yang digeser mengalihkan perhatian Anasta. Anasta melihat kearah sumber suara, tatapannya terpaku pada anak kecil laki-laki yang tengah duduk manis disamping lady Iris Arabel sambil memakan sepotong makaron.

Anasta bertanya-tanya di benaknya, bagimana bisa anak ini terlihat sedikit familiar. Sampai akhirnya, mata mereka bertemu membuat jantung Anasta berdegup kencang. Anak laki-laki itu memiliki mata dengan warna merah, percis seperti milik Kallion. Semua orang dikekaisaran ini tau fakta tentang warna mata itu, warna mata yang hanya dimiliki oleh anggota keluarga kekaisaran. Anak keturunan kaisar

"dia, anakku." ujar Kallion, seakan paham arti diam dan tatapan bingung Anasta.

Anasta menatap Kallion tak percaya, "anda mengambil selir tanpa sepengetahuan saya, yang mulia?." tanya Anasta, memastikan kejelasan identitas anak dihadapannya.

Kallion diam, membuat Anasta dapat menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi. "itu bukan hal yang tidak mungkin, untuk mengambil selir disaat kita berpisah."

lima tahun bukan waktu yang singkat, terutama untuk pria dewasa yang tinggal berjauhan dengan istrinya. mungkin, selama lima tahun ini Kallion kesepian disana, ia membutuhkan hiburan dan tidak sengaja bertemu kembali dengan lady Arabel lalu ia mengangkatnya menjadi selir. itu bukan hal mustahil, mengingat kaisar-kaisar terdahulu juga memiliki banyak selir.

"aku tidak mengangkat selir, anak ini hanya kesalahan." Kallion menjelaskan secara singkat, membuat Anasta semakin bingung.

"kesalahan yang harus aku pertanggungjawabkan."

how to escape from the destiny of deathWhere stories live. Discover now