Chapter 5 ( End)

33 2 3
                                    

"Tersadar bahwa tujuan dari setiap pertemuan adalah untuk menyambut perpisahan."

Shakilah Alnaira.

"Hai Ibu Peri aku datang memenuhi janji ku, maaf waktunya terlampau lama untuk mewujudkan akhir dari penantianmu," ucap Adrian puitis, entahlah ia merasa semuanya perlahan menguap dan seluruh atensinya tertuju pada wanita yang terbaring di bangsal pesakitan di depannya.

Jika ingin di jelaskan rasanya sangat sesak melihat wanita yang dicintainya merasakan sangat yang teramat. Ia mulai mengulurkan tangannya mengusap lembut puncak kepala sang gadis pujaan, mata Rara terpejam sejenak menahan gelenyar bahagia yang tiba – tiba saja meletup di hatinya.

Adrian kemudian beralih menggenggam tangan pucat Rara yang cukup dingin.

"Maafkan aku Ra, aku telat banget ya pulangnya?" ucap Adrian lemah, tak sanggup dia sungguh tidak sanggup melihat Rara seperti ini.

"Enggak kok, tidak ada yang terlambat, terimakasih telah datang aku bahagia sekali," ucap Rara masih dengan senyum lembutnya.

"Penantianku telah berakhir Adrian, kamu ada disini sekarang," lanjutnya dengan suara yang begitu manis.

Adrian berusaha tersenyum agar Rara tidak terdistraksi oleh kesedihannya.

"Ra terimakasih udah bertahan sampai sekarang," ucap Adrian yang masih menggenggam tangan Rara.

"Adrian jangan ngomong kek gitu terus, ini sudah pilihanku," ucap Rara.

"Adrian jika suatu saat nanti aku harus kembali duluan-"

" Jangan ngomong kayak gitu Ra, kita bakalan bareng –bareng lagi kok," ucap Adrian memotong kalimat yang akan di ucapkan Rara, dia tidak rela mendengar hal itu.

Rara hanya mengangguk sebentar. Waktu 15 menit Adrian telah habis perawat pun telah menginstrusikan untuk Adrian segera keluar. Dan sebelum itu ia kembali mengecup lama kening wanita pujaannya itu.

....

Dilain tempat Vionna sudah uring – uringan menghubungi calon tungannya itu baik dia maupun Asistennya tak ada yang mengangkat teleponnya.

"Keputusan sepenuhnya sudah saya berikan kepada cucu saya sendiri. Entah dia menerima ini atau tidak dan kamu juga harus siap dengan hal itu," ucap Raharja yang tiba – tiba ada di belakang wanita itu.

"Maksud kakek apa?" tanya Vionna setelah ia berbalik ke belakang

"Pertunangan ini bergantung kepada keputusan cucu saya,begitupun dengan kerja sama perusahaan saya dan perusahaan orang tua kamu," jelas Raharja.

"Awas yah, anda tidak tahu dengan siapa anda berhadapan," Terang Vionna.

"Perusahaan ayah saya itu terbesar kedua di indonesia mau apa anda hah?" ancamnya.

Raharja terkekeh dengan semua ancaman yang Vionna berikan.

"Apa yang dimulai dengan tidak baik, pasti ujungnya akan berakhir tidak baik pula," ucapan Raharja sontak membuat Vionna bungkam.

Sedikit banyak sebenarnya Vionna mengetahui trik kotor orang tuanya dalam mengembangkan perusahaannya. Hanya menunggu waktu untuk semuanya terungkap. Selama ini orang tua Vionna hanya bisa menutup setiap mulut yang mengetahui cara kotor mereka. Bagaimana tidak perusahaan itu telah melakukan penipuan besar – besaran yang jumlahnya mencapai triliunan. Banyak sekali perusahaan dan Umkm menengah yang menjadi korban dari perusahaan orang tua Vionna.

Sebelum berangkat ke indonesia Adrian dan kakeknya telah melakukan penyelidikan mengenai calon perusahaan yang akan bekerja sama dengan mereka. Selama hampir beberapa hari penyelidikan mereka telah mengantongi banyak fakta tentang kejahatan yang dilakukan oleh orang tua Vionna.

Di Ujung Penantian (End) Where stories live. Discover now