complex of love part2

350 24 1
                                    


Seorang pengawal kepercayaan Firman sudah mengatur semuanya untuk Citra. Dia juga memasukkan Citra ke sekolah, mengisi lemari makanan agar perempuan itu tidak kesulitan mencari makanan. Dia juga menjadi supir pribadi Citra. Seluruh kebutuhan Citra sudah dipastikan oleh Randy. Dan hari ini adalah hari pertama Citra masuk ke sekolah. Dia benar-benar merasa senang, karena berada di dalam apartemen yang sepi sangat membuatnya bosan.

Citra pun mencoba untuk berbaur dan berusaha untuk tidak mempedulikan semua masalah. Dia juga tidak mempedulikan ayahnya yang tidak mau menerimanya. Dia hanya mengingat kata-kata ibu sebelum kepergiannya. Dia hanya ingin Citra menemui pria itu, agar dia merasa lebih tenang disana.

Citra pulang ke apartemen saat jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Dia benar-benar benci berada di apartemen ini. Tempat ini terasa sangat sepi dan menyebalkan.

"Kamu ingin makan sesuatu?" tanya Randy.

"Aku tidak lapar," ucap Citra yang langsung berjalan ke kamar. Dia mengganti pakaiannya. Dan tidak berapa lama dia kembali keluar. Randy sudah membuat satu spageti bolognise.

"Makanlah. Kamu tidak makan apa pun sejak pagi," ucap Randy. Citra pun dengan malas berjalan ke arah Randy dan memakan spageti yang sudah ia buat. Hanya untuk menghargai masakan yang sudah dibuat.

"Randy, apa ayah tidak menginginkanku?" tanya Citra.

"Dia hanya terkejut dengan kehadiranmu," ucap Randy menenangkan perasaan anak kecil yang terlihat sedang tidak karuan. Randy adalah pria berusia tiga puluh tahun. Dia seakan menjadi ayah untuk Citra. Melindunginya dan menjaganya. Memastikan seluruh kebutuhan Citra terpenuhi.

"Tapi dia tidak pernah datang lagi. Dia hanya menemuiku sekali saja. Dia juga tidak pernah menghubungiku," ucap Citra. Perempuan itu terlihat sangat sedih. Randy pun tahu kalau Citra masih sering menangis diam-diam. Tapi dia membiarkan gadis itu menangis, agar dia bisa menjadi lebih kuat.

"Ayahmu sedang sibuk. Mungkin nanti dia akan datang dan menghubungimu," ucap Randy sedikit menghibur Citra. Perempuan itu hanya tersenyum singkat. Dia tahu apa yang dikatakan Randy itu bohong. Dia bekerja untuk ayahnya. Dan sudah pasti dia akan membelanya.

"Aku sudah selesai," ucap Citra.

"Istirahatlah. Lalu kerjakan tugas sekolahmu. Dan jangan begadang," ucap Randy. Citra hanya bergumam dan berjalan ke kamarnya. Randy merapikan piring Citra. Dia pun pergi dari apartemen. Pintu terkunci otomatis saat Randy keluar. Dia memastikan tidak ada yang melihatnya. Lalu ia pun berjalan pergi dari apartemen itu. meninggalkan Citra sendiri.

******

Elina melihat pertengkaran kedua orang tuanya untuk yang pertama kali. Dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi, tapi dari perkataan mama sudah sangat jelas kalau papa memiliki anak diluar nikah. Dan usia anak itu hanya dua tahun dibawahnya. Elina merasa sangat sesak dan menderita. Keluarga yang selama ini sangat sempurna. Hancur berantakan karena kehadiran seorang perempuan.

"Kamu sudah mengkhianatiku, Firman!" ucap Kinanti. Matanya sudah basah karena mengetahui kenyataan pahit itu.

"Itu kekhilafanku, Kinanti. Demi Tuhan aku tidak pernah menganggap dia anakku! Aku hanya menolongnya, karena dia tidak memiliki siapa pun lagi!" balas Firman.

"Aku tidak peduli!! Kamu sudah tidur dengan perempuan murahan itu!! Itu yang menjadi masalahnya!! Kamu sudah mengkhinati kepercayaanku, Firman!!" bentak Kinanti. Dia tidak tahu kenapa ini terjadi padanya. Dia sangat mencintai pria dihadapannya, dia mempercayainya sepenuhnya. Tapi kenapa pria ini bisa mengkhianatinya. Firman maju beberapa langkah berusaha untuk meraih tangan Kinanti.

Tiba-tiba saja satu pecahan kaca terdengar dengan sangat keras. Elina segera berlari dan melihat apa yang terjadi di lantai bawah. Dari lantai dua rumah besar itu, dia melihat kakaknya berdiri dihadapan kedua orang tuanya. Satu vas bunga milik mama sudah hancur lebur.

"Apa-apaan kamu, Enzi!" bentak papa.

"Kenapa!? Apa aku tidak boleh menghancurkan vas!? Sementara papa sudah menghancurkan keluarga ini!" balas Enzi. Firman menatap putra sulungnya, ia pun tidak lagi berkata apa pun dan meninggalkan Kinanti dan putranya. Dia tahu akan sangat percuma berbicara saat ini.

"kamu gak ngerti apa-apa, Enzi!" balas Firman.

"Aku bukan anak kecil lagi, pa! Aku bukan anak kecil yang bodoh dan bisa papa bodohi!!" bentaknya. Anak lelaki itu menatap Firman dengan tatapan kesal. Hilang sudah rasa bangganya pada papa. Tanpa berkata apa pun, Enzi berbalik dan pergi meninggalkan rumah. Dia benar-benar muak dengan semua yang terjadi di dalam rumahnya belakangan ini. Dan semua ini adalah kesalahan anak haram itu!

*****

complex of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang