Rivadion pun memiliki kemampuan bertarung yang mumpuni. Mungkin karna sering sparing dengan Rakahito. Sejak faksi mereka baru di legalisasi dari internet, banyak yang datang dan menarik mereka dalam pertempuran. The Phantom yang setiap hari berkelahi pun dengan lihai menghajar para kroco kroco yang sok jagoan mencari masalah dengan mereka saat mereka sebenarnya tidak berniat cari ribut. Tentu saja mereka menang. Tenaga anak Teknik bos, senggol lah dapet duit kau. The Phantom tidak mengira bahwa Rivadion akan ikut turun bersama mereka untuk menghadapi para orang orang alay itu. Nyata nya, Rivadion lah yang memberikan aba aba menyerang secara langsung, disitu baru The Phantom mengetahui, mau kakak mau adik mereka sama sama cakap dalam mengayunkan pukulan. Hal ini membuat The Phantom bersyukur, setidaknya ketua faksi mereka bukan lah laki laki lenjeh seperti yang mereka kira yang takut kena bakar sinar UV. Yah meski takut UV pun jika malam hari nya ia menggaung menjadi Anubis tidak masalah juga.

Basecamp selalu ramai dengan populasi anggota yang kian meningkat. Satu sekolah teknik dengan sekolah lainnya tidak selalu berlawanan. Mereka kadang bersekutu dan menjalin persahabatan. Semenjak nama The Phantom Roadrichs semakin populer di era faksi, Sekolah Teknik lain pun marak mengikuti langkah yang The Phantom ambil. Ada pula beberapa sekutu dari Garuda yang bergabung dengan The Phantom Roadrichs secara langsung.

Salah seorang yang kita kenali di awal chapter, Nandio, baru saja datang mengendarai kuda besi kesayangan nya, yang digadang gadang kan membuat si pentolan sementara itu menabung setengah mati demi bisa memiliki nya. Jika kalian bertanya mengapa Nandio menjadi pentolan padahal Rakahito belum pensiun? Nandio lah yang mengambil alih posisi Rakahito sementara selama beliau tidak sadarkan diri. Rivadion berkuasa di malam hari, dimana dirinya lepas dari tanggung jawab sekolah serta per-MPK-an. Lantas, karna tidak memiliki orang sehebat Rakahito maupun Rivadion siang hari nya, Nandio dengan dipaksa pun mengambil alih untuk sementara. Itu pun hanya karna dirinya punya ide maupun inisiatif yang memang tidak manuk akal, namun jika di turuti mereka akan menemukan suatu solusi. Karna itu lah Nandio disebut head. Segala sesuatu yang terencana dengan cara tidak terduga dan sangat perfeksionis, rapih, bisa dipastikan itu adalah hasil pemikiran siswa kelas 2 jurusan gambar bangunan tersebut. Rivadion adalah kepala, dan Nandio adalah otak nya.

Malam itu, Dio tidak ke basecamp sendirian. Melainkan membawa seseorang yang duduk di boncengn motornya dengan berpegang pada jok menjaga jarak. Dari perawakannya, seperti nya ia adalah seorang gadis. Sadar head mereka datang dengan membawa seorang gadis, basecamp menjadi ramai akan suara sorak serta siulan dari para anggota. Ada pula yang tak segan menggoda Nandio, maupun gadis yang dibawa nya.

"Eitt ada cewe nih..."

"Mau kemana cantik..?"

"Cuit.. cuit.. ama aa sini neng."

"Diam seperti wibu, bergerak bawa cewe baru."

"Assegede bawa cewe lu Di?"

"Adek gue nih njeng."

Mereka jelas tidak serta merta percaya begitu saja. Yang ada mereka malah semakin gencar menggoda karna menganggap Nandio hanya lah beralasan. Mungkin agar cewek nya tidak di jahili. Untung nya dari mereka tidak ada yang sampai bersikap kurang ajar meski catcalling pun masuk kedalam pelecehan seksual.

"Ade Ade an kali.."

"Masih catcalling gue laporin tidak pelecehan lu pada biar di penjara."

Untold: Animal Like Behavior With A Bit Of Humanity Where stories live. Discover now