Just Like I Did

14 2 0
                                    

Buster - Satori zoom
01:43 ━━━━●───── 03:50
⇆ㅤ ㅤ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ ㅤㅤ↻

©

Tidak ada yang tau apa alasan Rivadion menyetujui faksi yang di cetuskan oleh kakaknya setelah memperingatkan mereka dengan segala konsekuensi berbahaya yang ia sebutkan. Sekarang setelah kejadian naas menimpa Rakahito yang mengakibatkan dirinya terbaring tidak sadarkan diri di rumah sakit, Rivadion tiba tiba menghadapi The Phantom demi membahas pembentukan faksi yang tertunda. Tercengang? Jelas. Para The Phantom tentu saja lumayan tidak menduga Rivadion beralih melibatkan diri bahkan setelah beradu argument terlebih dahulu dengan Rakahito. Bahkan bisa dibilang Rivadion menghancurkan harga diri yang selama ini ia pertahankan mematok posisi serta kendali nya sebagai ketua MPK untuk mengintimidasi The Phantom.

Anggota yang penasaran pun bertanya,
"Tapi kenapa tiba tiba?" Yang Rivadion jawab dengan singkat, padat, tidak jelas.
"Ada hal yang gue gak tau tentang Raka dan itu bikin gue feeling guilty. Gue mau menebus kesalahan gue dalam berpaham."

Tidak ingin terlalu mau tau atau sebut saja kepo, mengingat keinginan membuat faksi adalah keinginan dari pentolan mereka, mereka tentu saja cepat tanggap dan membuat faksi mereka dengan segera. Tidak muluk muluk, nama faksi mereka langsung diambil dari nama persatuan mereka ditambah di wilayah mana sekolah mereka berada. Harapan mereka kembali bersinar setelah redup beberapa waktu dengan upaya dan darah Rakahito yang tercecer mengenai aspal jalanan. Mereka membangun basecamp mereka di samping carwash serta bengkel milik ayah Rivadion.

Rivadion yang langsung menyediakan tempat, bahan bahan dibeli dari uang yang selama ini dikumpulkan The Phantom dengan paksa dari siswa siswa di sekolah mereka. Segala kekurangan ditambal langsung oleh bos Rivadion dengan uang pribadi nya. Sungguh mulia hati bos Rivadion ini tiba tiba.

Awalnya mereka kesulitan menentukan siapa yang akan memimpin mereka? Rivadion pun menyarankan supaya faksi mereka merupakan faksi solidaritas tanpa pimpinan. Namun, meski solidaritas sekalipun jika tidak ada yang mengatur tentu akan ugal ugalan. Sama seperti The Phantom yang menjadikan Rakahito pentolan mereka, mereka sebenarnya butuh aturan juga. Tapi aturan yang mereka suka dan tidak terlalu menuntut ini itu, yang bisa mereka patuhi tanpa merasa di kekang. The Phantom pun akan bertanggung jawab pada aturan yang mereka sepakati di dalam forum. Sementara aturan sekolah tidak masuk kriteria. Akhirnya Rivadion menawarkan diri menjadi ketua. Bukan masalah apa apa, The Phantom juga tau faksi merupakan lembaga perkelompokan yang jauh lebih besar daripada unit mereka di sekolah. Meskipun anggota mereka sedikit, jika mereka masuk era faksi mereka akan dianggap organisasi besar. Tidak seperti anak Teknik yang hanya berada di sekitar kandang, faksi mengelilingi sampai setiap sudut Kota. Itulah salah satu alasan mengapa sekolah Teknik pun tidak mampu menentang era faksi. Karna kurang nya pengalaman dan juga, ekhem, yup benar, uang. Dari segi segala macam pembiayaan, kebanyakan anak Teknik pun merupakan orang orang yang hidupnya tidak terlalu kaya, tapi tidak juga miskin. Jika terjadi sesuatu pada faksi mereka takutnya tidak akan bisa menanggung beberapa dan lain hal yang melibatkan pengeluaran biaya. Maka dari itu, cukup bagus bagi mereka jika Rivadion menjadi ketua. Selama ini luka luka yang disembuhkan, perut keroncongan mereka yang di beri asupan, tidak lain merupakan kebaikan dari Rakahito. Jika dilihat sekilas, Rivadion seloyal kakaknya jika dalam pengeluaran biaya. Tapi tetap saja perbedaan karakter diantara mereka sangat kontras bisa dilihat dengan telanjang mata.

Rivadion si ketua MPK dan Rakahito pentolan Garuda merupakan anak dari sponsor sekolah mereka yang paling kaya dengan pabrik mesin dan teknologi yang berkembang di New Indo-Asia. Selain itu orang tua mereka juga bergerak di bidang otomotif serta carwash.

Untold: Animal Like Behavior With A Bit Of Humanity Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora