ONE

566 88 4
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

Aku menjadi prefek Slytherin bersama dengan Anthony Warrington. Ini adalah pencapaian yang luar biasa. Sejak tahun ketiga aku sudah menginginkan posisi ini. Alasan kenapa aku menginginkan posisi ini adalah karena aku bisa mengurangi poin dari asrama lain dan memberi detensi pada murid-murid yang melanggar peraturan, terutama James Potter.

Semenjak orang tua James memujiku di pernikahan Narcissa, James menjadi lebih sering menggangguku. Tingkat menyebalkannya sudah mencapai batas akhir dari kesabaranku. Setiap kali bertemu dengannya, entah di kelas, koridor, halaman, ataupun Aula, ia akan mencari kesempatan untuk bisa menggangguku. Satu-satunya yang bisa membuat James berhenti menggangguku adalah dengan mengancam akan mengadukannya pada Lily Evans. James menyukai Lily dan berusaha mendapatkan hatinya semenjak tahun kelima. Namun, Lily yang masih waras tentu saja menolak James. Tidak ada gadis normal yang akan memilih menyukainya daripada membencinya.

Perbuatan James dan teman-temannya semakin hari semakin parah. Severus Snape adalah korban paling menyedihkan. James akan mengajak anak-anak ayamnya untuk mengganggu Snape ketika Snape sedang tidak bersama Lily. Remus Lupin yang juga ditunjuk menjadi prefek hanya bisa diam saja melihat teman-temannya mengganggu orang lain. Aku yakin sekali alasan Remus Lupin dipilih menjadi prefek adalah agar dia bisa mengendalikan perilaku James dan Sirius.
ㅤㅤㅤㅤㅤ

✻┈┈┈┉₊˚꒰ ୨ ♡ ୧ ꒱˚₊┉┈┈┈✻
ㅤㅤㅤㅤㅤ

Aku berjalan menyusuri koridor sendirian saat bel makan siang berbunyi. Phoebe sedang ada panggilan alam jadi dia memintaku untuk meninggalkannya dan mengatakan kalau dia akan menyusul nanti.

"Hello, Blondie!"

James Potter dari arah yang berlawanan melambaikan tangan padaku dengan senyum menjengkelkan.

"Hello, glasses," jawabku. James mulai memakai kacamata semenjak tahun kelima. Aku tak tahu apa penyebabnya hingga ia harus sampai memakai kacamata. Mungkin saja dia melakukan kenakalan di rumah yang mengakibatkan matanya menjadi minus mendadak.

"Kau menyukai kacamataku, ya? Well, ini kacamata paling bagus yang aku temukan di toko. Kau tidak akan pernah menemukan yang seperti ini lagi. Jadi, jangan iri ya, Black. Aku tahu kau iri dengan kacamataku."

Aku mendengus kasar. Jangankan iri, memakainya saja aku tidak sudi. Aku tak mau mempunyai mata seperti James sampai harus memakai kacamata bulat seperti kodok.

"Kau terlalu percaya diri, Potter. Aku tak iri dan tak akan pernah iri. Lagipula kacamatamu mirip kodok," kataku.

James terlihat tidak suka dengan jawabanku yang menghina kacamatanya. "Seleramu sungguh jelek. Tidak heran, seperti wajahmu."

Aku menatap James dengan galak. Pemuda ini memang tidak bisa jika satu hari saja tidak membuat amarahku naik. "Bicara sekali lagi maka akan kubuat kacamatamu rusak, Potter," ancamku.

"Kau tahu ada mantra Reparo, kan? Sayang sekali murid pintar sepertimu tidak tahu mantra itu," katanya dengan nada mengejek.

Sesaat kemudian James mulai menampilkan ekspresi pura-pura ketakutan. "Oh, aku lupa, kau kan sekarang menjadi prefek. Maafkan aku. Tolong jangan potong poin asramaku. Aku tahu kau ingin memotong poin asrama Gryffindor, tetapi saranku jangan lakukan itu. Minnie bisa jadi sangat kejam." James berbicara dengan nada yang dibuat-buat, membuatku ingin sekali memukul wajahnya saat ini juga.

"Informasi yang bagus. Sekarang menyingkirlah dari hadapanku sebelum aku memotong poin asramamu, Potter."

"Kau sepertinya benar-benar bangga dengan lambang P di jubahmu, Black," ucap James.

"Lambang P di jubahku menandakan piss off, Potter."

Aku menyenggol lengan James ketika aku melangkah pergi. Pemuda itu memang benar-benar menguji kesabaranku. Aku heran sekali kenapa dia tidak melakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat daripada memilih untuk mengganggu orang lain, seolah mengganggu orang adalah oksigen baginya. Hari-hariku sudah cukup berat tanpa perlu ia ganggu. Para Profesor sudah mulai memberikan banyak tugas semenjak tahun keempat dan tahun ini adalah puncaknya. Banyak anak menjadi stres karena banyaknya beban tugas yang perlu dikerjakan. Biasanya saat waktu istirahat banyak anak yang akan duduk dan mengobrol di halaman, tetapi sekarang mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu di perpustakaan guna mempersiapkan ujian O.W.L yang akan datang.
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

━━━━━━━━━━━━━━
━━━━━━━━━━━━━━

ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

𝐘𝐎𝐔 𝐖𝐄𝐑𝐄𝐍'𝐓 𝐌𝐈𝐍𝐄 𝐓𝐎 𝐋𝐎𝐒𝐄  | James Potter Where stories live. Discover now