FIRST YEAR; Hogwarts Express

866 114 11
                                    


ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

Hari ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu di mana aku akan pergi bersekolah di Hogwarts. Aku sudah membuat janji dengan Sirius untuk saling menunggu di peron 9¾ dan duduk bersama di Hogwarts Express. Awalnya aku akan duduk dengan Narcissa, tetapi Ibu menyuruhku untuk duduk dengan Sirius agar Narcissa dan Lucius Malfoy bisa bersamaan. Keluargaku sangat menyukai Lucius Malfoy. Selain karena Berdarah Murni, keluarga Malfoy punya pengaruh yang besar di Dunia Sihir. Salah satu pengaruhnya ada pada Kementerian Sihir.

Aku, Narcissa, dan kedua orang tuaku sampai terlebih dahulu sebelum keluarga Sirius tiba. Kira-kira sekitar sepuluh menit berlalu ketika kami mendengar suara Bibi Walburga mengomeli Sirius yang sedang mendorong kopernya dengan raut muka cemberut. Dibelakang Bibi Walburga ada Paman Orion yang sedang merangkul Regulus.

"Cygnus, Druella," sapa Bibi Walburga ramah, "sudah lama menunggu? Aku dan Orion seharusnya sudah tiba di sini sepuluh menit yang lalu kalau saja Sirius tidak lupa membawa burung hantunya."

Ibuku tersenyum memandang Bibi Walburga yang masih terlihat kesal dengan Sirius. "Tidak masalah, Walburga."

Bibi Walburga tersenyum singkat lalu kembali memandang Sirius dengan galak. "Ingat apa saja yang sudah aku dan Ayahmu katakan, Sirius. Bertingkahlah sewajarnya seperti seorang Black. Jangan membuat malu kami dan pastikan kau masuk Slytherin."

"Ibu tidak perlu terus-terusan mengingatkanku. Aku sudah hafal semua pidato Ibu yang Ibu berikan padaku," jawab Sirius malas.

Bibi Walburga menatap putra sulungnya dengan nyalang. "Aku akan tahu kalau kau berbuat kenakalan di sekolah nanti, Sirius."

Sirius tersenyum nakal mendengar perkataan Ibunya. Ia memang senang sekali membuat Ibunya menjadi marah. "Ibu tahu aku dengan baik. Sepertinya Ibu akan mendapat surat dari Kepala Sekolah setelah satu minggu aku berada di Hogwarts."

"Sirius! Aku sedang serius."

"Aku memang Sirius. Ibu dan Ayah sendiri yang memberikan nama itu padaku."

"Selamat pagi, Nyonya dan Tuan Black."

Lucius Malfoy bersama Ayahnya—Abraxas Malfoy—datang menyapa kami dengan senyuman lebar di wajah mereka. Pertikaian kecil antara Bibi Walburga dan Sirius terhenti. Bibi Walburga segera menampilkan senyun ramah pada keluarga Malfoy.

"Selamat pagi, Tuan Malfoy."

"Hari pertama, Nak?" Abraxas Malfoy menatapku dan Sirius bergantian. Aku dan Sirius mengangguk sebagai jawaban.

"Bersenang-senanglah di sana. Kalau terjadi sesuatu kalian bisa beritahu Lucius. Dia seorang prefek." Abraxas Malfoy tersenyum bangga memamerkan pencapainya putra sulungnya itu.

"Sebaiknya kalian segera naik ke dalam kereta. Kalian perlu mencari tempat duduk. Para prefek punya kompartemen khusus jadi kami tak perlu risau," ucap Lucius Malfoy dengan bangganya. "Tapi kurasa aku akan menemani Cissy duduk di kursinya. Bagaimana, Cissy?"

𝐘𝐎𝐔 𝐖𝐄𝐑𝐄𝐍'𝐓 𝐌𝐈𝐍𝐄 𝐓𝐎 𝐋𝐎𝐒𝐄  | James Potter Where stories live. Discover now