SECOND YEAR; Andromeda

510 91 2
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

Setelah sarapan di Aula Besar, aku dan Phoebe berjalan menyeberangi kebun sayur dan menuju Rumah Kaca. Dua jam pertama ini adalah pelajaran Herbologi bersama anak Gryffindor.

Saat kami mendekati rumah kaca, sudah banyak anak-anak yang berdiri menunggu kedatangan Profesor Sprout—Guru Herbologi.

Profesor Sprout datang dengan wajah dan pakaian yang berlumuran tanah, tetapi masih menunjukan senyum bahagia kepada anak-anak. "Hari ini kita berada di Rumah Kaca nomor tiga, anak-anak."

Kami semua mengikuti Profesor Sprout ke Rumah Kaca nomor tiga. Tahun sebelumnya kami hanya belajar di Rumah Kaca nomor satu—Rumah Kaca nomor tiga berisi tanaman yang jauh lebih berbahaya.

Saat Profesor Sprout membuka pintu, aroma tanah yang lembap dan wangi bunga-bunga menusuk indra penciumanku. Banyak bunga-bunga besar yang bergantungan di langit-langit atap. Profesor Sprout mengambil beberapa penutup telinga dan meletakannya di atas bangku.

"Hari ini kita akan mengganti pot Mandrake," ucap Profesor Sprout. "Mandrake merupakan bahan paling
penting bagi banyak obat penangkal racun. Meskipun demikian,Mandrake juga berbahaya. Ada yang tahu kenapa?"

Aku langsung mengangkat tanganku dan bersamaan dengan itu, Lily Evans juga mengangkat tangannya. Profesor Sprout terlihat bingung harus memilih yang mana jadi, tanpa menunggu dipersilahkan menjawab aku langsung menjawab. "Karena jeritannya. Jeritan Mandrake bisa berakibat fatal bagi siapa saja yang mendengarnya."

"Betul. Sepuluh angka untuk Slytherin," ucap Profesor Sprout. Aku tersenyum senang, tetapi itu hanya berlangsung sebentar karena setelahnya darahku menjadi mendidih mendengar cibiran Sirius yang berada di sampingku.

"Berusaha agar terlihat paling pintar ya, Au?" cibir Sirius dengan ekspresi wajah yang membuatku ingin sekali memukul wajahnya.

"Hohoo, semua Slytherin ternyata sama saja, mate," imbuh James. "Mereka pandai mengambil kesempatan dalam segala situasi."

Saat aku hendak menanggapi dua manusia paling menjengkelkan ini, Phoebe sudah lebih dulu menjawab, "Oh, tentu saja. Kita bukan Gryffindor yang lambat."

Baik James maupun Sirius terlihat tidak suka dengan jawaban Phoebe. Namun, belum sempat mereka membalas ucapan Phoebe, Profesor Sprout telah lebih dulu menyuruh anak-anak untuk memakai penutup telinga. "Pastikan telinga kalian benar-benar tertutup. Kalau sudah aman untuk membuka tutup telinga akan kuberi tanda dengan mengangkat ibu jari. Semua segera memakainya!"

Kami semua segera memakai penutup telinga yang telah disediakan. Profesor Sprout yang juga telah memakai penutup telinganya. Ia memegang erat salah satu tanaman dan menariknya kuat-kuat. Begitu terlepas, terlihat muka bayi yang berlumuran tanah dan menangis. Profesor Sprout meletakan bayi Mandrake ke dalam pot besar dan menimbuninya dengan kompos hitam lembap sampai tinggal gerumbul daunnya yang kelihatan.

𝐘𝐎𝐔 𝐖𝐄𝐑𝐄𝐍'𝐓 𝐌𝐈𝐍𝐄 𝐓𝐎 𝐋𝐎𝐒𝐄  | James Potter Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora