BAB 1 : PENOLAKAN

643 68 7
                                    

"Hah? Bocah itu akan menjadi manajer kita?" ucap salah satu karyawan di sebuah kantor perusahaan real estat bernama Wijayakrama Group yang sangat terkenal.

Dion mengangguk dengan kesal, "aku tidak tahu maksud Pak Cakara, kenapa memberikan jabatan kepada bocah bau bawang yang hanya lulus SMA itu."

"Ya, benar! Ia lebih cocok menjadi OB!" tegas lelaki ketiga dari bilik meja kerjanya.

Beberapa karyawan lain kemudian mendekati mereka berdua untuk membicarakan hal yang sama.

"Kudengar, ia anak dari selingkuhan istrinya, " ucap perempuan yang digerai rambutnya.

Para karyawan yang sedang menggosip itu pun ikut terkejut.

"Khususnya, ia akan ditempatkan sebagai manajer survei dan perencanaan pembangunan," perempuan itu melanjutkan kata-katanya.

"Hah, untung saja bukan bagian pemasaran." ucap seorang yang lain.

"Benar! Untung saja bukan departemenku."

Beberapa orang lain kemudian mengangguk setuju. Hanya departemen perencanaan yang mendengus kesal mendengar hal tersebut, terutama Dion.

🌿🌿

"Perkenalkan, namanya Awan, ia akan menjadi manajer bagian survei dan perencanaan, " kata Pak Romi.

"Halo, nama saya Awan Laksamana Jati, biasa dipanggil Awan, umur saya 19 tahun."

Awan mengedarkan pandanganya kesegala arah, namun ia melihat kebencian di mata semua orang, apalagi bagian divisinya.

"Mohon kerjasamanya," ucap Awan kemudian membungkuk.

Awan sendiri sangat benci mengenakan setelan jas, apalagi dengan dasi leher yang membuatnya kesulitan bernapas, ia terlihat beberapa kali mencoba melonggarkan dasinya.

"Psst, Awan.... kenapa kita kesini?" ucap Lintang yang melayang-layang di pundak Awan.

Awan sedikit berbisik, "Lintang, diamlah sebentar.

Pak Romi, sekertaris Pak Cakara menatap Awan dengan curiga.

"Eh, tidak apa-apa Pak," ujar Awan sambil mengusap tengkuknya.

Pak Romi mengrenyitkan dahinya, tidak lama ia kembali fokus pada pembicaraan perkenalan itu.

"Jika ada masalah, nanti kabari saya ya, tidak usah sungkan." Pak Romi tersenyum kepada Awan.

"Baik, Pak. " Awan mengangguk.

Pak Romi kemudian memberikan salam, lalu keluar dari ruangan kerja karyawan tersebut.

🌿🌿

"Selamat pagi semuanya, hari ini kita akan survei lokasi pembangunan hotel tepatnya di kota lama, bekas bangunan belanda. Adakah yang bersedia ikut saya?" ucap Awan sambil mengedarkan pandangannya ke bilik meja kerja para karyawan.

(Hening. Hanya terdengar suara ketikan keyboard)

"Ah, maaf saya berbicara untuk bagian divisi saya, apakah ada yang bersedia ikut?" ucap Awan, namun tidak ada seorangpun yang menyahut.

"Awan.... Kenapa semua orang diam, hissh, tidak sopan." ucap Lintang sambil berkacak pinggang.

"Sudahlah, tidak apa-apa, mungkin suaraku kurang keras." bisik Awan sambil tersenyum kepada Lintang.

[DROP] The Night We MetWhere stories live. Discover now