Aril terus berjalan tak tentu arah, ia terus menoleh kebelakang, tadi ia menyelinap pergi saat aca sibuk berbicara kepada sosok yang sangat mirip dengan maminya, nafasnya memburu karena ia tadi hampir diculik oleh pria bertubuh besar, karena terus melihat belakang Aril menabrak sesuatu.
ia mendonggak bertepatan pria yang hampir menculiknya tadi datang dengan cepat Aril memeluk papinya. Danzel menggendong Aril ia menatap kepergian pria yang barusan datang. "kamu dari mana"
Aril menceritakan semuanya kepada Danzel. Danzel yang mendengar itu sontak bergegas keduanya berlari menuju ruangan yang dikatakan Aril.
🥭🥭🥭
"kalian jahat. kalian memberiku obat ini agar aku tidak ingat tentang diriku!" marah Vina menunjuk keluarganya. ternyata ia bukan anak kandung dari keluarganya, dan parahnya keluarganya terus memberi obat agar ia tak ingat apa-apa.
"entah bagaimana dengan nasib keluargaku! kalian egois!" Vina menatap keluarga nya tak percaya satu fakta membuatnya sakit.
ternyata selama ini ia amnesia dan hari ini ia baru tahu semua kebenaran, ternyata saat kejadian tiga tahun lalu, sosok zeya datang menolongnya. ia baru tahu kembarannya mencari dirinya, sampai bertemu keluarga Darel yang mengangkatnya menjadi anak.
di hari dimana Zeya sudah tahu keberadaan Yeza dimana ia dan Darel mendatangi Yeza tapi keduanya mendapat kabar jika Yeza dalam bahaya bertepatan Yeza dan Danzel terjatuh dari lantai sepuluh.
Zeya dan darel sudah datang. Zeya menyuruh Darel menarik Yeza untuk ke mobil, saat akan membantu Danzel tapi gedung itu runtuh diikuti ledakan membuat Zeya ambruk, sebelum datang ia sudah di beri tembakan karena masuk ke gedung ini.
"Yeza kita minta maaf. kenapa kita enggak beri tahu kamu karena kita udah terlanjur sayang sama kamu. dan maaf soal obat itu, kita cuman belum rela kalau lo udah ingat lo pasti ninggalin kita__
"TAPI CARA KALIAN SALAH, KALIAN EGOIS kalian enggak tau nasib keluargaku asal kalian tau aku baru ketemu lagi sama orang tua kandung ku tapi kalian egois!"
Vina atau Yeza bangkit menghapus air matanya kasar tangan bundanya yang ingin membantunya berdiri sudah di tepis oleh Asa.
"maaf tante, mami enggak perlu bantuan tante" ketus Asa, aca menatap asa tajam tapi tak digubris oleh Asa. Aca dan Ara menggandeng tangan Yeza keluar pintu dibukak tiba-tiba membuat ara terjatuh karena terkejut.
yeza reflek membantu Ara, tapi suara aca membuatnya menegang. "papi danzel berewok" teriak Aca, Yeza yang tadinya berjongkok langsung mendonggak ia terpaku cukup lama Yeza bertatapan dengan orang yang selama ini menghantui nya setiap malam wajah pria ini selalu ada di mimpinya. air matanya menetes deras, dengan cepat Yeza memeluk pria yang sama menegang.
pria yang tidak lain Danzel hanya bisa memeluk tubuh Yeza dengan erat. ia hanya mendengar semua penuturan Yeza. "Zel, gue hiks Danzel hiks" Danzel melepaskan pelukan keduanya ia memegang bahu Yeza yang bergetar. Danzel mengusap air mata itu.
"jangan nangis" ucap Danzel dengan parau, ia mencium kening Yeza dengan lama, ia ingin menghilangkan semua rasa rindunya.
keluarga darel hanya diam, mereka semua tahu kerinduan keduanya begitu besar, ara dan asa saling berpelukan dan menangis, aca yg tak tahan ingin menangis pun ditarik okeh aril kepelukannya.
"umi, momy Axsel mana" parau Yeza dan melepaskan dirinya dari Danzel. "mereka lagi nunggu Mira sadar"
"Mira, Mira kenapa! dan mereka berempat sebenarnya siapa, jangan bilang lo udah nikah pakek papi papi segalak!"
YOU ARE READING
Transmigrasi (No Memory)
Teen FictionAsalamualaikum 🖤 Apa jadinya jika kia yg notabenya perempuan berhijab dan wakil ketua geng yg memiliki sifat bar-bar dan kadang dingin itu harus BERTANSMIGRASI ketubuh cewek feminim dan selalu mendapat kekerasan dan banyak rahasia...
