Hari ke-26 : Soulmate

67 8 2
                                    

Hari ini Ian dan Ila mendatangi rumah Haris.

Beberapa waktu lalu, Haris pernah berjanji bahwa ia akan mengabari Ila saat melukis, karena Ila ingin melihat prosesnya dan belajar melukis dengan Haris.

Haris, Ila, dan Ian kini berada di teras belakang rumah Haris. Semua alat melukis yang dibutuhkan Haris seperti kanvas, cat, beberapa jenis kuas dan printilan lain sudah tertata rapi.

Haris sudah duduk di depan kanvasnya, sementara Ila disiapkan tempat duduk di dekat Haris yang masih bisa melihat kanvas, serta Ian yang tak jauh dari Ila, lengkap dengan beberapa cemilan.

"Loh, kok kanvasnya udah jadi sih, Ris?" komentar Ila.

"Hah? Emang kenapa? Kan gue mau ngelukis," sahut Haris.

"Ya tapi gue kirain tuh lo bakal ngeliatin gue cara ngerakit kanvasnya gimana," ujar Ila.

"Itu step by stepnya ribet banget, Ila. Kainnya harus bener-bener ditarik biar gak kendor pas mau dipasang, belum lagi step lain. Pokoknya ribet, kerjaan cowok banget lah," jelas Haris.

"Padahal gue juga mau liat bagian itunya, kayaknya seru,"

"Kalo mau seru ngeliatin doang lo nonton Youtube aja, gue setengah mati ngerakitnya," ujar Haris.

"Kalo segitu ribetnya kenapa gak beli yang langsung jadi aja?" tanya Ila.

"Biar hemat budget, ngerakit kanvas sendiri itu bisa jadi langsung banyak. Kalo beli mulu gak friendly buat gue yang ngelukis sebatas hobi doang," ucap Haris sambil mengelus dada mengingat pengeluarannya untuk membeli kanvas sebelum ia mulai merakit sendiri.

Ila mengangguk mengerti.

"Masih ada pertanyaan lagi gak? Biar gue mulai ngelukis," tanya Haris.

Ila menggelengkan kepalanya, "Silahkan tuan muda Haris mulai melukis,"

Haris terkekeh pelan mendengar perkataan Ila kemudian mulai melukis.

Sementara Ian sedari tadi hanya memperhatikan sambil menikmati snack Tos Tosnya.





"Ris, gue boleh nyalain lagu gak?" panggil Ila.

Ila mulai bosan menonton Haris melukis, sudah hampir satu jam ia duduk, tapi lukisan Haris bahkan belum jadi setengahnya.

Meski matahari siang sedang terik, namun teras belakang rumah Haris tetap sejuk, belum lagi angin yang bertiup pelan membuat Ila semakin mengantuk.

Sementara Ian sibuk dengan ponselnya, mungkin sedang main Genshin Impact seperti biasa.

"Ya udah, nyalain aja," jawab Haris.

"Hp lo mana?" Ila mengulurkan tangannya.

"Lah? Kirain pake hp lo?"

Ila menggeleng, "Bosen sama playlist gue, makanya pake hp lo aja,"

Haris menghela napasnya, "Astaga ribet bener nih cewek, dibilangin jangan ngerecokin gue. Cukup hidupnya Ian aja,"

Haris berdiri dari duduknya, "Tuh ambil disaku belakang," Ila mengikuti sesuai perkataan Haris.

"Liat sini, Ris. Face ID-nya," Haris menoleh lalu setelahnya menampilkan layar Home ponselnya.

"Lo denger lagu di Spotify juga?" ucap Ila sambil menggeser beberapa kali layar ponsel Haris.

"Hooh, liat aja pokoknya di situ. Tapi playlist gue gak banyak, biasanya cuma denger lagu itu itu aja," ujar Haris.

Best Friend Ever | Jaelia ✔️Where stories live. Discover now