chapter 1

15 7 5
                                    

"dari mana kamu"

"les"

"mamah daftarin kamu les matematika, tapi kamu malah bolos, ngaku dari mana"

"les balet mah"

"anak kurang ajar, berani kamu bohongin mamah? kemarin kata nya mau les matematika , liat tuh Abang kamu tiap hari les bhs inggris gimana gak jago bahasa inggris coba, karna dia nya belajar, sedangkan kamu mamah daftarin les matematika biar nilai nya meningkat tapi apa? sama aja kan? kamu emang beda dari Abang"

"dia Abang, dan aku gizel, gizel tetap lah gizel wajar kalo beda"

setalah itu gizel melangkah kan kaki untuk masuk ke kamar nya, hari ini ia merasa lelah setelah les balet seharian, balet adalah salah satu pelampiasan yang sangat baik untuk gizel.

gizel membuka kenop pintu nya dan sebelum masuk gizel berdiri di depan kamar nya, melihat se isi ruangan nya dan mengenal nafas, kamarnya terlihat elegan dengan cat biru muda, bingkai foto dia semasa kecil yang terpajang rapi , senyum nya yang belum palsu saat ia masih kecil.

akhir nya dengan rasa gaduh, gizel memasuki kamar nya dan mematikan lampu, ya gizel memang menyukai gelap, ia tidak terlalu suka dengan terang karna menurut nya terang terlalu ramai, dan gelap memang sunyi tapi itu cukup membuat nya nyaman.

menata dengan rapi kembali sepatu balet nya, dan di simpan di lemari kecil yang tersedia di pojok kamar gizel.

setelah beberapa jam gizel telah mandi, dan setelah itu ia mengambil ponsel nya yang di letakkan di atas kasur, ia membuka room chat nya, sunyi. tentu saja sunyi nomor yang tersedia cuman hanya ada 4 kontak "mamah" , "papah" , "Abang" , "Calista"

Karena merasa bosan, akhir nya gizel beranjak dari tempat tidur nya dan berdiri membuka jendela kamar nya, langit malam terlihat begitu bersinar karna di penuhi oleh bintang bintang perasaan gizel kini lebih tenang terlebih lagi tiupan angin malam yang menyerbu nya, but.. terkadang langit itu lebih mengerti akan tenang nya hati.

"hai? apa kabar kalian di sana gua harap kalian di sana bahagia yaa" ucap gizel sembari tersenyum menatap langit malam.

karna sudah larut malam akhir nya gizel Kemabli menutup jendela kamar nya dan segera tidur, oh iya perlu kalian ketahui, sedari tadi sore sampai malam pun gizel tidak pernah menyalakan lampu nya, ya pasti gelap, tapi itulah gizel, menyukai kegelapan meski hitam tapi

setelah gemuruh serta bising petir dan pemandangan kelam yang di bawa awan/awan hitam ada pelangi yang selalu mengingat kan ku bahwa kehidupan selalu bisa di nikmati dengan cara yang lebih baik dan sabar seperti sabar nya akan menunggu kemunculan pelangi kembali.

****

setelah tidur semalaman akhir nya gizel kini telah berada di kelas nya, beberapa menit yang lalu gizel sudah sampai karna ia berangkat terlalu pagi , alasan dia berangkat terlalu pagi karna tidak ingin bertemu dengan siapapun di rumah nya.

semakin lama, semakin banyak teman teman gizel yang berdatangan, gizel hanya diam dan memainkan handphone menonton anime, tak perduli dengan orang orang yang yang menatap aneh kepada nya, jujur saja gizel sendiri tidak tau apa yang aneh dari dalam diri nya sehingga ia di tatap menjijikkan seperti itu.

"very good, very well, cuma nemenin hari hari nya bukan hati nya, well" teriak salah satu cewe yang baru saja memasuki kelas. dan mendapatkan ejekan oleh salah satu cowo yang bernama kenan

"cis dulu yang udah pernah di senyumin mama nya crush" celetuk Ezra lagi sembari memegangi kedua pipi nya seperti telah di mabok cinta

"pelan pelan pak sopir ada yang tiap hari chattan tapi gak ada hubungan AHAHA" teriak kenan menyinggung cewe tersebut, sembari mengikut trend trend yang di tiktok sekarang.

"BUSET KENAN ANAK TIKTOK NIH"

"gue sih kasian ya semakin hari semakin banyak populasi manusia di bumi yang jadi korban hts" ucap Rafael yang baru saja duduk di bangku nya.

konsentrasi gizel menonton anime terganggu oleh suara teriakan teman nya dan berakhir menutup ponsel nya, tetapi baru saja gizel ingin menenggelamkan wajah nya di meja, dari arah pintu sudah terdengar suara pak Bobi guru mapel matematika nya yang akan mengajar sekarang.

huhh, bagi gizel sungguh membosan kan dengan pelajaran matematika, gizel biasa nya hanya akan tertidur, tapi tenang pak Bobi tidak akan melihat nya karna salah satu badan teman gizel yang cukup besar duduk di depan nya, sehingga membuat tubuh mungil gizel tertutupi.

"selamat pagi anak anak, kalian kedatangan teman baru, ayo perkenalkan diri kamu"

cowo berbadan tinggi, berkulit putih, tetapi ada beberapa luka lebam di bagian muka nya.

"perkenalkan nama gue Alvarez Laksmana Akandra, biasa di panggil Alvarez atau varez, pasti kalian tidak lupakan dengan gue?"

"IHHHH AYANG BEB GUEE UDAH PULANG YA ALLAH AREZZ DARI MANA AJA"

varez hanya tertawa mendengar teriakan kenzo, lalu setelah di persilahkan duduk varez akhir nya berjalan mencari bangku kosong, tapi sial nya hanya ada 1 bangku kosong yaitu dekat gizel, gizel memang tidak mempunyai teman sebangku.

varez bergeleng geleng kepala melihat gizel yang bisa bisa nya tertidur di meja dengan tumpuan tangan nya sendiri padahal di kelas sedang ada guru.

varez hendak akan duduk di samping gizel tapi pandangan nya teranglihkan oleh bulu mata gizel yang begitu panjang, dan sedikit lentik, lentik nya yang alami, setelah memandangi muka gizel varez kembali duduk dan membuka buku paket matematika.

varez tidak mengetahui siapa gadis yang sedang tertidur ini manurut nya mungkin siswa baru.

beberapa jam telah berlalu pak Bobi masih menjelaskan di papan tulis dan memarahi salah satu siswa yang bernama lili karna tidak mengetahui jawaban yang di pertanyakan nya di papan tulis.

varez terlihat begitu lihat menulis rumus rumus nya dan menjawab nya dengan tenang tanpa beban pikiran sama sekali SANGAT SANTAI YGY.

ia sedikit melirik ke arah gizel, gizel nampak menguap walau pandangan nya melihat ke papan tulis dan "hufff" helaan nafas gizel, dan kembali menenggelamkan wajah nya di meja "perhatiin tuh di depan yang di bilang pak Bobi, jangan molor Mulu kayak bocah" ucap varez

gizel seketika membuka mata, ia sudah tidak terkejut dengan orang yang di samping nya ini karna sebelum nya ia telah sadar.

"gak"

"gak apa?" tanya varez kembali tapi sambil menulis

"gak minat mtk"

"matematika padahal gampang loh, tinggal lu itungin aja angka nya"

"lu anak baru diam aja, gue mau tidur"

"lu anak yang baru di sini, gue udah lama ada di sini cuman beberapa bulan yang lalu gue ada urusan keluar kota"

"gak nanyak, dan tutup mulut Lo itu"

"batuu"

tangan gizel terpekalkan tapi ia masih tetap menutup mata nya, haha tapi lucu varez menyadari nya bahwa gizel sedang kesal, varez hanya tersenyum. tersenyum?



ZELVAREZWhere stories live. Discover now