perihal kepercayaan

93 6 0
                                    

━━━━━━━━

"Semesta memberi patah, agar kamu kembali menata"

- arhan -

━━━━━━━━

Ini hari Jum'at, terhitung sudah 6 hari sejak makan malam bersama dan arhan belum juga memberi tahu ayra tentang ia yang akan mengikuti turnamen sepakbola.

Kini mereka berdua tengah duduk di kantin sekolah bersama dengan teman-teman arhan seperti biasanya.

"Arhan, hp ku ketinggalan di kelas. Boleh pinjam hp mu untuk foto ndak? rambutku keliatan bagus hari ini" kata ayra meminta izin.

Arhan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya pun mengangguk, "pakai aja sayang" ucapnya sambil mengelus rambut ayra.

Baru beberapa menit berpose, beberapa pesan WhatsApp masuk yang sialnya notifikasi itu tidak sengaja terpencet oleh ayra. Sudah kepalang terbuka, akhirnya ayra membaca pesan yang masuk.

Ayra menyirit heran, lalu menyerahkan ponsel itu kepada pemiliknya

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Ayra menyirit heran, lalu menyerahkan ponsel itu kepada pemiliknya.

"Kamu ikut turnamen?" Tanya ayra membuat arhan langsung menoleh dengan tatapan seolah kamu tau darimana?

"Itu, ada chat dari coach andra. Kak Dewa juga ikut ya kak?"

Dewa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya dan mengangguk, "emang lo belum tau? kan arhan juga kepilih" jawabnya.

Sontak ayra menatap arhan, meminta penjelasan atas apa yang sudah dewa katakan.

"Ayra, maaf" ucap arhan.

"Dimana?" Tanya ayra.

"Jakarta"

Tanpa berkata apapun, ayra pergi dari sana dengan wajah kecewanya.

Tidak, ayra sama sekali tidak marah arhan mengikuti turnamen itu. Justru ia senang karena secara tidak langsung perlahan demi perlahan arhan mulai mencapai mimpi-mimpinya.

Yang membuatnya kecewa adalah-- kenapa arhan tidak memberi tahu kabar baik ini kepadanya?? mungkin saat ini ia adalah orang terakhir yang tau kabar ini, dan yang lebih membuatnya kecewa adalah karena sebentar lagi ia akan menjalani hubungan jarak jauh dengan arhan. Memang 1 bulan bukanlah waktu yang lama, tapi bagi ayra yang hampir setiap hari bersama arhan rasanya 1 bulan tidak bertemu adalah waktu yang sangat lama. Kalau saja arhan memberitahunya sejak awal, setidaknya ia bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama arhan sebelum arhan pergi untuk turnamen.

[Pratama Arhan] my sweet boyfriendDär berättelser lever. Upptäck nu