CHAPTER 9

3K 346 22
                                    

Arzhel pulang, kali ini tidak sendiri melainkan bersama dengan nevan. Sahabatnya itu memaksa untuk menginap karena ingin lebih lama menghabiskan waktu dengan arzhel, sedangkan kedua temannya Zion dan hendry pulang lebih dulu tampa menyapa atau Berpelukan seperti biasanya.

"ALJ-LOHHHHHHHH kok ada nepan" Jarrel yang tadinya ingin menyapa arzhel tiba tiba berhenti dan menunjuk kearah nevan yang berdiri sambil menggandeng tangan arzhel.

"Iya lah, aku mau menginap di lumah aljhel" Nevan mengatakan sambil menggunakan masa mengejek membuat jarrel bahkan marlon ikut kesal.

"Arzhel, kakak ikut menginap boleh kan?" Perkataan sepontan dari marlon membuat muka nevan memelas, gagal sudah menghabiskan waktu berduaan dengan arzhel.

"AKU JUGA" Lihat bahkan jarrel juga ingin bergabung, arzhel hanya mengangguk saja membuat kedua kakak beradik itu tersenyum sedang berbanding terbalik dengan nevan yang sudah kesal.

"Ayooo masuk" Arzhel menyuruh marlon, jarren dan nevan masuk kedalam rumahnya, disana bundanya sudah menyimpan kasur tambahan di ruang tamu.

"Bunda kak mallon dan jallel juga mau menginap" Bunda arzhel yang tadinya melipat selimut langsung berhenti.

"Loh mau menginap juga?" Mereka berdua mengangguk.

"Oh iya aljhel mau bilang sesuatu" Bundanya yang paham akan tatapan memohon dari arzhel Langsung pergi keadah belakang meninggal bocah berempat itu.

"Arzhel mau bilang apa?" Arzhel kembali di buat takut, karena Zion dan hendry pergi meninggalkannya dengan amarah. Arzhel takut jika jarrel dan marlon akan bereaksi sama, arzhel akan menangis seharian jika itu terjadi.

"Aljhel bilang saja, tidak usah takut ada nepan disini"nevan sampai merangkul arzhel karena tubuh arzhel tadinya sedikit bergetar.

" Kak mallon, jallel aljhel besok pindah" Aljhel mengatakan itu dengan satu tarikan nafas, nevan bahkan sedikit tersenyum karena arzhel yang menutup mata seolah tidak mau melihat reaksi marlon dan jarrel.

Bukan bentakan atau bahkan perkataan tapi
Arzhel merasakan tubuhnya seakan di himpit, saat arzhel membuka kedua mata marlon dan jarrel memeluk tubuh miliknya dengan erat.

"Aku tau arzhel, mama yang bilang" Marlon mengatakan dengan nada yang sedikit bergetar berbeda dengan jarrel yang sudah menangis membasahi baju sekolah yang masih dikenakan arzhel.

"Nepan juka mau peluk" Arzhel mengangguk dan memberikan kode terhadap nevan untuk ikut gabung berpelukan, bunda arzhel melihat semua hal itu dan menangis dalam diam. Semoga nantinya disana arzhel mendapatkan teman yang sama tulusnya.

//////////////

"Aljhel nanti kalo kembali kesini halus menikah dengan jallel" Nevan yang tadinya tiduran di samping arzhel langsung duduk tegak dan melempar jarrel dengan boneka yang ada di sampingnya.

"Ndak boleh, nanti aljhel nikahnya sama nepan" Jarrel kembali melempar boneka yang tadi nevan lempar, dan tepat mengenai kepala nevan membuat mereka tertawa bersama.

"hahahaha" Arzhel tertawa sampai mengeluarkan air mata, karena marlon, nevan, jarrel tidak henti hentinya membuat arzhel tertawa. Nevan memandang kearah arzhel cukup lama dia lega setidaknya arzhel sudah tidak mengingat perihal Hendry dan zion, biarlah 2 temannya itu menyesal tidak bisa melihat arzhel lagi dalam waktu yang bahkan nevan tidak tau.

"Aljhel bobok, besok halus bagun pagi"nevan menarik pelan arzhel yang masih duduk karena marlon san jarrel yang mengajaknya bercanda.

" Owh sebental" Arzhel turun dari kasur dan berlari dari ruang tamu kekamarnya untuk mengambil sesuatu yaitu hadiah perpisahan untuk marlon, jarrel dan untuk galen biar arzhel titipkan kepada kedua bersaudara ini. Arzhel tadi sudah menelpon galen untuk ikut menginap hanya saja galen sedang berada di luar kota jadi esok haripun arzhel tidak dapat melihat galen.

Arzhel turun dan berjalan kearah ruang tamu, lalu memberikan bungkusan amplop yang sama persis seperti nevan punya.

"Nepan juga boleh buka sekarang" Nevan mengangguk lalu mengambil tas dan mengambil amplop yang tadi arzhel berikan. Ketika amplop dibuka berisikan gambar mereka masing masing walaupun tidak mirip namun gambarnya sangat bagus dan cincin yang berbetuk seperti paku.

"Maap aljhel hanya bisa beli itu"marlon langsung mendekat kearah arzhel dan memeluk sambil membesik-kan kata Terima kasih, Jarrel dan nevan tidak mau kalah juga turut memeluk arzhel. Mereka kembali berpelukan membuat suasana kembali hangat.

///////////////

Waktu seakan berjalan cepat, kini jarrel dan nevan tengah menggandeng tangan arzhel kanan dan kiri sedangkan marlon hanya dapat menepuk pelan kepala arzhel. Marlon sama sedihnya namun dia tutupi sebisa mungkin karena dia pikir, dia yang paling tua disini jadi harus bersikap paling tegar. Arzhel dan keluarga hanya tinggal menunggu mobil jemputan datang untuk mengantarkan ke bandara, arzhel dari tadi celingak celinguk seperti sedang mencari seseorang.

"Aljhel cali siapa?" Arzhel langsung menoleh kearah belakang di sana galen berdiri sambil menangis dan berlari ke arah arzhel, memeluk dirinya dengan sangat erat.

"HIKS aljhel bagaimana jika galen lindu" Arzhel membelai rambut galen pelan, sambil membisikan kata jika semua akan baik-baik saja.

Mobil jemputan sudah datang, marlon yang tadinya hanya diam kini memeluk arzhel dengan erat bahkan tidak malu lagi untuk menumpahkan air matanya karena marlon tidak tahu kapan dia akan bertemu dengan arzhel kembali.

"Kakak harap nanti kamu jaga diri baik baik ya" Arzhel mengangguk, ketika dia ingin masuk kedalam mobil tiba tiba dari kejauhan dapat mendengar namanya di panggil.

Nevan mendengus dan menatap malas kearah Zion dan Hendry yang berlari dan langsung memeluk arzhel, mereka bertiga menangis berpelukan. Ini tidak adil nevan juga ingin memeluk arzhel lagi, sedangkan arzhel bersyukur setidaknya dia dapat melihat Zion dan Hendry sebelum dia benar benar pergi meninggalkan teman temannya.

"ALJHEL HENDLY MINTA MAAP" Hendry menangis sedangkan Zion menggigit bibirnya berusaha tidak mengeluarkan suara isakan tangis.

"Jion juga maap" Arzhel mengangguk dalam pelukan, lalu melepaskan pelukan kedua temanya. Arzhel tersenyum kali ini dia sudah lega karena dapat meninggalkan semuanya dengan tidak ada permusuhan.

"Aljhel pelgi pai paiii" Arzhel masuk kedalam mobil, dan melambaikan tanganya meninggalkan kota dan negara kelahirannya.

TBC.

Untuk Chapter selanjutnya kalian bisa baca di twitter ya, akun aku di lock jadi kalian request dulu dan perihal aunya udah aku pin. Jadi kalian gak perlu repot repot cari 😉.

Nama akun twitter aku skdid31

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Litte Friend [ Renjun Harem ]Where stories live. Discover now