CHAPTER 1

4.1K 422 16
                                    

"ARZHELLLLLL" Ini sudah ketiga kalinya bunda arzhel memanggil karena langit sudah mulai menggelap namun anak semata wayangnya masih belum terlihat batang hidungnya, makanan sudah siap di meja makan saatnya mencari arzhel yang keluar sejak sore tadi.

Tujuan bunda arzhel sudah pasti tepat di sebelah rumahnya, langsung lewat pintu samping yang otomatis terhubung langsung dengan belakang rumah. Jika kalian berpikir bunda arzhel tidak sopan tampa berisi nyelonong masuk kalian salah, hampir setiap hari bunda arzhel harus menjemput anak semata wayangnya itu di rumah tetangganya.

"Arzhell itu bunda kamu sampe dateng, maaf tante bunda ini arzhel aku suruh pulang gak mau" Anak berusia 8 tahun mencoba beberapa kali membujuk anaknya yang badannya sudah kotor karena tanah, bahkan bunda arzhel sampai pening melihat anaknya tersenyum tepat kearahnya tampa merasa bersalah.

"KAK MALLON INI AKU DAPET SEKOP"dari arah dalam rumah, seorang anak kecil keluar dengan membawa sekop kecil dan ember mainan yang dia tenteng jika seperti ini makin lama waktu bermain anaknya jadi buru buru bunda arzhel tarik kuping milik anaknya itu sampai membuat arzhel menangis.

"Nak marlon, jarrel bunda bawa pulang dulu ya sih arzhel dari tadi pagi belum mandi soalnya" Kedua anak itu hanya mengangguk sambil melihat kearah arzhel yang menangis sambil menatap kearah mereka, marlon maupun jarrel hanya menatap iba kepada arzhel tapi wajahnya terlihat imut membuat marlon maupun jarrel gemas sendiri.

"Kak kok al lucu banget ya?" Marlon menepuk pelan rambut adiknya jarrel

"Kakak juga gak tau, yang pasti nanti kalo udah gede arzhel nikah sama kakak" Wajahnya jarrel berubah masam ketika kakaknya marlon mengatakan hal tersebut, sedangkan marlon tertawa melihat wajah adeknya yang terlihat lucu.

"Al punya adek, kakak gak boleh" Ini sudah sering terjadi perebutan arzhel di antara saudara ini, tidak ada yang mau mengalah jika ini menyangkut tentang arzhel.

///////

Sedangkan di lain rumah arzhel sudah wangi dengan bedak di bagian pipi kanan dan kirinya belum lagi mulutnya yang maju 5 cm dan pipinya mengembung, tangan kanannya tak berhenti mengusap pelan telinga kirinya yang memerah karena perlakuan bundanya yang dia pikir jahat itu.

Saat ini arzhel duduk di meja makan bersama bunda dan ayahnya, perutnya sudah lapar melihat bundanya yang masak sebanyak ini.

"Kok tumben bund bund masak banyak" Wajah bunda tersenyum penuh arti kearah arzhel sambil menaik turunkan alisnya membuat arzhel tertawa karena saat ini bundanya terlihat mirip dengan kartun angry bird.

"Besok senin biasanya adek ngapain?" Arzhel mengerutkan dahi miliknya dan berpikir sambil mencoba untuk mengingat kembali apa yang biasa dia lakukan di hari senin besok.

"Hmmmmm main cama kak mallon telus jallel kenapa bund bund?" Lihat yang dipikiran anaknya ini hanya bermain saja membuat bundanya gemas lalu mencubit pipi milik arzhel.

"Arzhel mau sekolah?" Ketika mendengar kata sekolah mengingat arzhel tentang kak Marlon yang setiap pagi berangkat sekolah sambil memakai baju bagus kata arzhel, mendengar penawaran bundanya membuat dia mengangguk semangat.

"Besok adek masuk sekolah ya" Arzhel hanya mengangguk, ketika bunda arzhel ingin berdiri tiba tiba tangan miliknya di pegang oleh arzhel.

"Belati aku sekolah cama kakak mallon?" Bunda arzhel tampak mulai frustasi dengan pertanyaan  random anaknya tiada henti membuat bunda arzhel mulai lelah.

"Udah, ayok tidur kekamar" Dari pada menjelaskan lebih baik membawa arzhel ketempat nantinya dia bersekolah.

"Bund bund hali ini kak mallon bilang kalo ada nanti udah gede mau nikahin alzhel hihihi"di atas kasur pun arzhel sama sekali tidak berhenti mengoceh tentang bagaimana keseharian yang dia alami setiap harinya, dulu saat pertama kali menetap bunda arzhel pikir jarrel dan marlon hanyalah teman biasa namun pikirannya berubah ketika mengenal mama dari marlon dan jarrel ternyata mereka berdua dari ayah yang berbeda, pantas saja nama belakang jarrel dan marlon yang berbeda serta fisik pun bisa dibilang tidak terlalu mirip.

"Dek tidur, besok sekolah" Jangan lupakan juga tas baru yang berada di kasur arzhel karena anak itu sama sekali tidak mau berjauhan dengan tas baru, takut lari katanya.

"Iya iya" Arzhel sedikit sebal karena bundanya yang menyuruhnya untuk tidur padahal masih banyak hal yang dia ingin ceritakan, lampu kamar sudah dimatikan tandanya arzhel sudah harus benar benar tidur.

Tapi arzhel anak berusia 5 tahun itu turun dari kasur dan berjalan pelan menuju saklar lampu lalu menghidupkan lampunya, dan kembali ke kasur sambil melihat penuh damba ke arah tas baru miliknya seakan akan tas itu merupakan hal paling berharga yang pernah arzhel miliki.

Arzhel memeluk tas miliknya lalu dia tidurkan tepat di sampingnya bahkan ikut menyelimuti juga, arzhel bahkan menepuk pelan tas miliknya laku menyanyikan lagu yang biasa bundanya nyanyikan ketika arzhek sulit untuk tidur. Tentunya pemandangan itu tidak luput dari bunda dan ayahnya yang mengintip dari sela pintu membuat kedua orang itu gemas dengan tingkah lucu anaknya.

TBC.

A Litte Friend [ Renjun Harem ]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum