Chapter 13 Good Coincidences

12 3 0
                                    

Paige sudah berjalan akan keluar dari apartemen Raissa namun tiba-tiba Paige berbalik ke arahnya, dan menangkap basah wanita itu sedang memandanginya. Raissa tak mengalihkan pandangan, tetapi pipinya terasa panas terbakar.

"Bila kau datang, maukah kau membawa foto anjingmu?" pinta Paige

Seharusnya Raissa tak terkejut Paige sempat melihat foto kecil berbingkai di meja Raissa. Paige memerhatikan segalanya. Yang menggugah rasa ingin tahunya adalah alasan Paige mengajukan permintaan itu.

"Baiklah."

Sekilas mereka bertatapan. "Baiklah, sampai nanti." Dengan gerak cepat, Paige mengumpulkan lukisan-lukisan dan keluar. Raissa tak dapat menahan diri, ia terus mengamati sampai Paige dan pengawal bernama Jeff menghilang dari pandangan.

Dengan gerak cepat, Paige mengumpulkan lukisan-lukisan dan keluar. Raissa tak dapat menahan diri, ia terus mengamati sampai Paige dan pengawal bernama Jeff menghilang dari pandangan.

Setelah menutup pintu, Raissa bersandar di sana. Bertanya-tanya apakah ia sedang berada di tengah-tengah salah satu mimpinya tentang Paige. Tetapi enam jam kemudian Raissa tahu segalanya nyata, ketika Jeff dan pengawal lain muncul di pintu. Mereka membantu membawakan tas-tasnya ke limusin.

₰₰₰

Terlindung kaca yang membuatnya dapat melihat ke luar tanpa bisa terlihat, Raissa menikmati disopiri selama perjalanan meskipun saat itu sedang jam sibuk. Begitu mereka tiba di tempat parkir bawah tanah gedung Stanwick, Raissa menggunakan lift pribadi menuju penthouse.

Ketika pintu-pintu suite kantor Mr. Stanwick terbuka, Raissa memekik tertahan, rasa terkejutnya tak kuasa ia cegah. Rasanya seperti berjalan ke dalam lukisannya sendiri.

Pahlawannya yang berambut gelap mendongak dari meja kayu besar dan berkata, "Sejak melihat sampul Under Manhattan, aku bereaksi sama sepertimu tiap kali masuk ke kantorku."

Raissa berdiri tanpa dapat berkata-kata.

Tatapannya berpindah cepat dari foto kecil berbingkai di meja Paige ke lukisan kapal yang sedang melewati mercusuar.

"Tidak," bisik Raissa tak percaya.

Lukisan itu digantung pada satu-satunya dinding yang tak terbuat dari kaca, seperti pengaturan Raissa dalam lukisannya.

Dan kemudian ada si miliuner dinamis itu sendiri.

Dengan setelan biru yang tampak mahal, yang dikenakan Paige ke apartemen Raissa sebelumnya, bisa saja setelan itu sama dengan yang Raissa pakaikan pada lelaki dalam lukisan. Di belakang Paige tampak langit Manhattan, yang secara mengejutkan serupa dengan lukisan Raissa.

Masih terguncang, Raissa mengamati Paige berdiri dari kursi putar dan membawa foto kecil di meja kepadanya.

"Aku takut melihat," Raissa mengaku dengan suara bergetar saat Paige mendekat dan menyerahkan foto itu kepadanya.

Setelah memandang sekilas, mata Raissa yang hijau langsung melayang ke mata Paige. "Anjing ini—wajahnya—seperti Winston!"

Paige mengangguk. "Kenalkan Bruce, bullmastiff kepercayaanku."

"Aku tak percaya," desis Raissa, mulai merasa pening. Foto itu terlepas dari tangannya dan meluncur ke karpet tebal.

Tiba-tiba Raissa merasakan tangan berotot kuat merangkulnya. Paige menuntun Raissa ke kursi terdekat.

Wajah mereka nyaris bersentuhan. Raissa melihat kekawatiran di mata biru yang menarik itu, merasakan napas Paige di pipinya. "Kau tadi pucat sekali. Akan kuambilkan minum."

Something Bring Us Together [COMPLETE] √Where stories live. Discover now