Chapter 5 Calls For Her

14 1 0
                                    

Karaissa Beardsley, kebanyakan orang mengenalnya sebagai Raissa, baru saja bersiap-siap untuk melukis ketika telepon miliknya berdering. Saat itu baru jam delapan lewat dua puluh menit pagi.

Karena telah membayar biaya ekstra pada tagihan teleponnya untuk menghindari telepon-telepon telemarketing, ia menduga itu Bethany Langston, salah seorang sekretaris yang bekerja untuk Mr. Golding, atasan Raissa di Comstock Greeting Cards.

Beth seusia Raissa dan sama-sama belum menikah. Mereka berteman baik sejak hari pertama mereka berkenalan. Sejak itu sering kali mereka makan siang atau makan malam bersama.

Lewat Bethany, yang orang New York asli, Raissa dikenalkan pada banyak teman di pesta-pesta akhir pekan. Beberapa pria telah memintanya menghadiri pesta lain atau nonton film.

Kyne Grandy, pria yang tinggal segedung dengan Raissa, yang juga pegawai administrasi di sebuah Firma hukum, beberapa kali mengajak Raissa makan malam. Ibu Raissa tak perlu kuatir anaknya kurang bersosialisasi.

Raissa berjalan dari kuda-kuda penyangga lukisan menuju mejanya dan mengangkat gagang telepon.

"Raissa Beardsley Fine Art Studio."

"Raissa? Ini Dre Floyd lagi."

"Oh—Hai, Dre!"

Dre adalah kepala bagian seni di penerbitan Red Ruby Rediscover Publishers, Inc. Baru kemarin dia menelepon Raissa tentang proyek baru. Dia pun sudah mengirim informasi yang Raissa butuhkan untuk memulai proyek pekerjaan seninya lewat faksimile.

Dengan penugasan dari Comstock Greeting Cards dan Red Ruby Rediscover, saat ini Raissa memiliki lebih banyak pekerjaan dari yang dapat ditanganinya. Tetapi tentu saja ia tak akan pernah menolak proyek baru. Ini hidupnya dan mata pencahariannya.

"Maaf mengganggumu sepagi ini."

"Ini tidak kepagian untukku. Aku sudah melewati pagiku dengan berlari di taman. Apa yang dapat kulakukan untukmu?"

"Bisakah kau memberiku nama dan nomor telepon agensi model pria di Colorado yang kaugunakan untuk sampul Under Manhattan yang sensasional itu?"

Pandangan Raissa melayang ke dinding tempat ia menggantung lukisan-lukisan cat minyaknya. Raissa tersanjung karena lima dari delapan lukisan, dengan pria itu sebagai tokoh sang pahlawan, telah dibeli para pengarang yang menampilkan pria itu di sampul buku mereka. Lukisan kesembilan sedang dalam pengerjaan tahap awal.

Harus Raissa akui lukisan-lukisan itu memang sensasional. Bagaimanapun, pria dalam lukisan itulah yang membuat novel-novel itu begitu menarik. Raissa hanyalah orang yang "meletakkan" pria itu di sana.

"Aku tak mendapatkannya lewat agensi model, Dre."

Jiwa seniman Raissa tertarik pada wajah dan tubuh orang asing itu. Ketampanan pria itu membuat Raissa ingin melukisnya di setiap sampul yang ia buat untuk Red Ruby Rediscover.

Kelihatannya penjualan buku-buku itu mengagumkan. Beberapa kali perusahaan mengiriminya mawar-mawar merah sebagai ucapan selamat atas pekerjaannya yang hebat.

Yang lebih bagus lagi, perusahaan menaikkan gajinya, hingga akhirnya ia dapat pindah ke New York dan hidup dari mengerjakan lukisan untuk Red Ruby Rediscover dan perusahaan kartu ucapan itu.

"Jadi—pria yang telah menggetarkan hati ratusan ribu wanita di seluruh dunia ini, khayalanmu belaka?"

"Bukan." Raissa menarik napas. "Bahkan mata hatiku pun tak dapat memimpikan orang setampan itu."

"Jadi dia pasti pacar yang kau rahasiakan dariku."

Raissa tergelak. "Aku harap begitu. Jujur saja, aku tak tahu siapa pria itu."

Something Bring Us Together [COMPLETE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang