Chapter 3 The Other Side

21 2 0
                                    

Sekembalinya Paige ke rumah kakaknya, ia menemukan Deanda di halaman belakang sedang melihat-lihat beberapa majalah pernikahan. Sedangkan Caithlyn sedang memancing golden retriever keluarga mereka dengan biskuit anjing agar mau melakukan atraksi.

Meskipun Paige mencintai semua keponakannya, ia selalu memiliki perasaan istimewa terhadap Caithlyn. Hati gadis itu sangat lembut. Dia selalu mudah luluh melihat hewan-hewan maupun orang-orang yang kurang beruntung.

Dari semua anak kakak Paige, Caithlyn yang paling sulit menerima kematian adik lelakinya—Tyler—akibat leukemia. Bila nanti Caithlyn memperoleh warisan, bisa Paige bayangkan gadis itu akan menyerahkan semuanya untuk penelitian dalam upaya menemukan obat penyakit tersebut.

Sejak peristiwa penembakan itu, keponakan Paige lebih mendekatkan diri pada Deanda. Caithlyn sangat yakin jika suatu hari nanti tunangan Paige itu dapat berjalan lagi. Keinginan Caithlyn untuk mewujudkan keyakinannya itu membuat Paige menyayangi gadis kecil itu lebih dari segalanya.

Sementara Preston dan Tucker pergi bersama ketiga kakak Caithlyn, gadis itu—yang memohon untuk tinggal di rumah—membantu Deanda dan ibunya merencanakan pernikahan Paige dengan Deanda. Pernikahan itu dijadwalkan bulan Agustus.

Tanpa sepengetahuan Deanda, Paige telah mengosongkan jadwalnya agar dapat membawa Deanda ke Swiss selama satu bulan. Mereka akan menghabiskan bulan madu mereka di rumah sakit istimewa yang terkenal dapat memberikan mukjizat pada para pasien yang menderita jenis cedera seperti Deanda. Apa pun yang terjadi Paige akan memastikan untuk membawa Deanda ke sana.

Setelah turun dari limusin, Paige menyerahkan kantong buku kepada Myer sebelum mendekati Deanda. Meskipun mata cokelat muda Deanda masih tampak kekhawatiran dan ketakutan, dia tetap tersenyum melihat Paige.

Paige memberikan kecupan ringan ke bibir Deanda, pria itu tahu apa yang akan dikatakannya bakal mengecewakan wanita itu, tetapi ia tak dapat menghindarinya.

"Masalah sampul novel ini harus segera ditangani. Aku khawatir rencana kita untuk makan malam di New York harus ditangguhkan." ucap Paige setelah mendekati Deanda.

"Entah bagaimana aku tahu kau akan mengatakan itu." suara Deanda menyiratkan kekhawatirannya.

"Jangan terlalu dipirkan, Dwight akan menemuiku secepatnya."

"Bagus, lebih cepat lebih baik."

"Setelah pembicaraan kami nanti selesai, aku akan langsung menghubungimu. Jadi sebaiknya sekarang kau pulang dulu. Scott akan mengantarmu."

"Baiklah." Deanda mengangguk.

Paige kemudian mendorong kursi roda Deanda keluar dan mendekat limusin, lalu mengangkat wanita itu ke kursi belakang. Caithlyn dan anjingnya—Lady—berlari menghampiri untuk mengucapkan selamat tinggal pada Deanda, sementara Jeff melipat kursi roda dan meletakkannya di bagasi.

"Setelah bertemu Dwight berjanjilah kau akan menelepon diriku dan memberitahu apa yang terjadi?" pinta Deanda pada Paige.

Dalam kondisi seperti saat ini Paige tak dapat menatap Deanda tanpa menyadari kaki wanita itu hampir lumpuh. Meskipun bukan Paige yang menarik pelatuk, dirinyalah yang menjadi penyebab Deanda tak dapat berjalan.

Pria itu menghela napas, "Kau tahu aku akan meneleponmu." Paige meremas tangan Deanda untuk menyakinkan, lalu menutup pintu limusin.

"Sampai jumpa, Deanda," seru Caithlyn.

Ketika mobil melaju, Paige merangkul keponakannya dan berjalan masuk ke rumah. Paige harus mengambil laptopnya. "Aku ingin berterima kasih padamu karena sudah begitu baik pada Deanda."

"Aku ingin kondisinya membaik."

"Aku juga." Aku juga.

"Deanda yakin dia tak akan pernah berjalan lagi, tapi aku memberitahunya itu pemikiran gila, karena dia masih dapat merasakan kakinya. Aku tak akan membiarkannya menyerah! Meskipun dia tak mau pergi ke klinik di Swiss, kau harus membawanya, Uncle Paige."

Something Bring Us Together [COMPLETE] √Where stories live. Discover now