[ Chapter 19 ]

4.1K 345 45
                                    

÷÷ WARNING!!!
Cerita ini kedepannya akan banyak adegan yang membuat reader sekalian menjadi emosi. Berdoa saja semoga enggak ada karakter yg jadi Ubi ataupun Tidur tapi lupa cara bangun.

Happy Reading°~

Dikediaman Si kembar Aldebaran.

Terlihat bahwa Alexis serta arden sedang menyiapkan barang apa saja yang perlu mereka bawa kembali ke kediaman utama keluarga Aldebaran.

Tentunya ini karena permintaan sang kakek, yang ingin bertemu dengan mereka berdua.

" Abang, ini kita beneran balik ke rumah mereka ? "

Arden bertanya kepada Alexis yang sedang membereskan koper miliknya.

" En, walaupun sebenernya Abang juga enggak mau balik ke rumah itu dan ketemu mereka. "

" tapi mau bagaimana lagi ? Ini kakek yang minta, kalaupun kita emosi ditahan aja dulu kalau misalnya kagak bisa di tahan ya alamat kita kabur langsung dari tu rumah. "

Alexis berkata sambil menyeringai, yang seketika membuat bulu kuduk Arden merinding seketika.

' Oh, tidak bang Alexis udah bikin rencana gila lagi setelah sekian lama jadi waras. '

Batin Arden, ketika ia melihat seringai misterius milik Alexis yang sudah lama tidak keluar sejak mereka memasuki novel laknat itu.

Bicara soal novel, seketika Arden mengingat sesuatu.

" Bang, keknya kita udah beneran ngacauin alur cerita ini deh ? Terutama bukannya harusnya Alaric sama Brandon itu jadi salah satu babunya si Ethananjing ya ? "

Mendengar perkataan Arden, seketika membuat Alexis teringat sesuatu.

" kamu benar Arden, bukankah seharusnya mereka berdua itu bakalan musuhan sama geng Griffin buat ngerebut si babi ? Tapi... kayaknya ada alasan lain mereka pengen ngerebut si babi. "

Alexis menangkup tangan di dagunya sambil berusaha mengingat alur novel yang ia baca.

Tetapi seketika saat berusaha untuk mengingat alur novel itu, Alexis merasakan sakit kepala yang begitu menyakitkan.

" Akh! Sialan, kepala gue kok sakit banget sih ?! "

Seru Alexis dengan suara yang cukup keras, mengejutkan Arden yang berada di sebelahnya.

" Bang! Kepala Abang kenapa ?! Tadi kan baik-baik aja ! "

Arden berbicara dengan nada khawatir, sambil membantu Alexis untuk duduk diatas kasur. Arden pun mengambil segelas air putih yang berada di atas nakas meja.

Setelah minum, Alexis merasa kepalanya sudah mulai membaik pun berujar.

" Abang juga enggak tau, tiba-tiba aja tadi waktu Abang coba buat nginget alur novel sialan itu seolah ada sesuatu yang ngebuat Abang secara paksa lupa sama alurnya. "

Alexis menjelaskan kepada Arden, sementara Arden seketika menjadi lebih khawatir dengan kondisi Alexis.

" Abang ! Mendingan jangan di paksa buat nginget alur novel sialan itu ! Adek takut Abang bakalan ngalamin hal itu lagi .... "

Arden berkata dengan tegas tetapi perlahan melambat ketika Arden mengingat sebuah ingatan yang ingin dia lupakan seumur hidupnya tetapi tidak bisa.

Alexis yang mengerti bahwa adiknya itu khawatir pun dengan perlahan membawa tubuh tegap adik laki-lakinya kedalam dekapan hangatnya, seolah-olah memberi tahu sang adik bahwa dia masih ada disana dan tidak akan meninggalkan Arden sendirian.

𝐓𝐇𝐄 𝐓𝐖𝐈𝐍𝐒 [ Transmigrasi ]Onde histórias criam vida. Descubra agora