QUEST 18 ONCE UPON A LOVE

3 1 0
                                    


Pada pagi yang berselimut mendung, Putri Zabeth tercenung di kamarnya yang berlapis emas. Dia masih tidak habis pikir, setelah semua perawatan wajah yang dia lakukan, cermin ajaib yang terpasang di dindingnya masih saja bilang dia tidak cukup cantik.

Putri Zabeth berjalan gontai ke jendela, memandang angkasa yang muram. Dia mendapati seekor burung gagak terbang ke arahnya, lalu hinggap di jendela. Burung Gagak yang sama, yang sering datang untuk meminta makanan. Putri Zabeth senang dengan kehadiran si burung. Dia merasa nyaman menceritakan apa pun pada makhluk berbulu hitam itu. Sampai suatu hari dia tahu kemampuan Si Burung mengubah diri menjadi manusia. Awalnya dia takut, tapi dia melihat burung itu sama sekali tidak berniat jahat. Jadi persahabatan pun berlanjut.

Sembari memberi makan, Putri Zabeth memulai keluh kesahnya, "Apa lagi yang harus kulakukan untuk menjadi yang tercantik? Aku sudah memiliki kekuasaan dan harta melimpah. Tapi semua itu tidak ada artinya jika aku tidak menjadi yang paling cantik. Iya, 'kan?"

Burung gagak yang sibuk mematuk makanan itu menghentikan kegiatannya dan merubah bentuk menjadi sesosok laki-laki dengan jubah hitam dan mata kelam. 

"Bagiku, kaulah perempuan paling cantik, Putri," ucap Gagak dengan sungguh-sungguh.

"Tapi cermin ajaib itu bilang aku tidak. Cermin itu tidak bisa berbohong, sedangkan kamu bisa saja hanya ingin menyenangkan hatiku."

"Memangnya kenapa jika tidak cantik? Toh banyak pangeran yang mengejar-ngejar engkau, ingin menjadikanmu permaisuri. Engkau sendirilah yang menolak mereka semua." Gagak memandang wajah lembut Sang Putri dengan takjub, pada mata hijaunya, bibirnya yang penuh berisi, rambut tembaganya yang terurai bagai gelombang. Baginya, perempuan itu sempurna bahkan sebelum Putri mandi dan berhias. Jantungnya berdebar hebat tiap kali dia dekat dengan Putri. Namun dia cukup tahu diri untuk tidak menunjukkannya. Pangeran saja tidak punya kesempatan, apalagi hanya seekor gagak jadi-jadian.

"Kenapa? Maksudmu, kau juga bilang aku tidak cantik?"

"Bukan itu maksudku, kenapa kata-kata yang engkau tangkap hanya itu saja?"

"Kau benar. Itulah masalahnya. Pangeran-pangeran yang tidak kuinginkan mendatangiku, sedangkan orang yang kudamba sama sekali tidak sudi memandangku. Apa kau tahu Pangeran Albert dari kerajaan Northem? Aku datang ke pestanya beberapa waktu lalu. Tapi dia sama sekali tidak melirik padaku. Matanya hanya tertuju pada satu perempuan dan dia berdansa dengannya sepanjang malam seolah-olah para tamu lainnya hanya pajangan. Hal itu sungguh membuatku kesal. Padahal aku tahu perempuan itu hanya menyamar. Aslinya dia hanya seorang pembantu di cottage tua di atas bukit. Berani-beraninya dia menghancurkan mimpiku, merebut harapanku. Lalu aku pulang dan cermin yang tak pernah bohong itu bilang aku memang kalah cantik dari pembantu itu." Putri Zabeth menggeram dan mengepalkan tangan dengan erat sampai kukunya merobek kulit. Lalu dia menangis tersedu dan menyandarkan pundaknya pada Gagak.

Hati Gagak ikut sakit mendengar kekasih hatinya menangis. Dia bertekad untuk membantu Sang Putri mendapatkan yang dia inginkan. Setelah Putri Zabeth tenang, Gagak berubah menjadi seekor burung lagi dan terbang jauh ke Kerajaan Northem. Dia penasaran seperti apa rupa Pangeran yang telah merebut hati Putri Zabeth sampai membuat Putri merana seperti tadi. Setelah itu Gagak terbang ke Cottage di atas bukit untuk melihat putri palsu.

Muncul sebuah ide untuk menghabisi gadis itu agar Putri Zabeth punya kesempatan untuk mendekati Pangeran Albert. Namun Gagak sadar, membunuh tidak akan memecahkan masalah.

"Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan Putri Zabethku. Berarti bukan kecantikan yang dicari Pangeran Albert. Sekalipun aku melenyapkannya, tidak menjamin Putri Zabeth bahagia," guman Gagak. Dia lantas terbang pulang ke istana Putri Zabeth.

Jendela kamar Putri masih terbuka. Gagak masuk dan melihat cermin berbingkai permata tergantung di dinding. Gagak terbang ke sana dan mematuk-matuk cermin itu sampai retak dan akhirnya pecah. Terdengar raungan keras sebelum kacanya jatuh berserakan ke lantai.

Sepertinya Putri Zabeth mendengar ada yang tidak beres di kamarnya. Dia pun masuk dan mendapati Gagak dalam bentuk manusia berdiri di atas serpihan cermin.

"Gagak! Apa yang telah kau lakukan pada cermin ajaibku? Tidak!" Sang Putri menangis sambil memunguti kaca.

Gagak tiba-tiba mengubah wujudnya menjadi Pangeran Albert. "Putri, lihatlah aku. Apa sekarang engkau bisa mencintaiku?"

"Apa? Tentu saja tidak. Kau bukan Pangeran Albert."

"Tapi lihatlah, wujudku tiada beda dengannya. Ketampanan kami sama, tubuh kami sama."

"Tetap saja kau bukan dia!" Putri berteriak marah.

"Itulah maksudku, Putri. Pangeran Albert juga tidak peduli dengan kecantikan. Sekalipun perempuan yang dicintainya itu berubah menjadi buruk rupa, dia akan tetap memilih dia. Jadi tidak ada gunanya engkau bersedih karena engkau merasa kurang cantik. Sumber kekecewaanmu adalah penyihir yang menghuni cermin ini. Jadi dia harus aku hancurkan demi dirimu."

Putri Zabeth terdiam. Dia merenungi kata-kata Gagak.

Gagak melanjutkan, "Bahkan jika kecantikan yang menjadi permasalahan, bagiku engkaulah yang lebih cantik dari segala yang ada di dunia ini. Karena aku sangat mengasihimu, meskipun aku tahu ini sangat tidak pantas untuk diucapkan. Tapi engkau perlu tahu, dan aku bersedia menerima hukuman karena sudah lancang mengatakan ini semua."

Putri Zabeth memandang Gagak yang telah mewujud sebagai dirinya yang semula. Pipinya membara dan senyum kecil muncul di wajah mungilnya. Entah mengapa, mendengar kata-kata bijak dari Gagak, Putri Zabeth merasakan kehangatan yang membuat jantungnya berirama indah dan jiwanya menari dengan bebas.

#unbkwga #wgaexam

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Jun 18, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

THE OLD PICTURE'S TALEKde žijí příběhy. Začni objevovat