Special

383 51 2
                                    

Part 2

Angin sepoy-sepoy meniup surai coklat tua milik Taehyung.

Pemandangan Seoul tidak pernah mengecewakan, apalagi jika dilihat dari Haneul Park tempat Taehyung dan Jimin berdiri saat ini. Matahari sedang menenggelamkan dirinya membuat udara yang tadinya hangat menjadi lebih sejuk.

"Aku akan berangkat besok pagi ke Jepang, belum pasti kapan akan kembali kesini. Ada satu hal yang ingin ku tanyakan padamu" Ujar Jimin.

"Apa?" Taehyung.

"Jangan tersinggung, tapi apa Chul ahjussi benar masih hidup?" Jimin.

Taehyung menghela nafas.

"Jim"

"Anggap saja kau tidak melihatnya" Taehyung.

"Apa itu berarti benar?" Jimin.

"Benar atau tidak, tidak ada bedanya. Lupakan saja!" Taehyung.

"Apa yang terjadi padamu Tae?" Jimin.

Cukup lama keheningan menyerang keduanya sampai Taehyung memutuskan untuk menjawab Jimin.

"Dunia terlalu kejam Jim, aku tidak seburuk itu!" Ujar Taehyung. Ucapannya terdengar sangat hampa.

"Kau mabuk?" Tanya Jimin memalingkan wajahnya kearah Taehyung.

"Aku akan mati jika mabuk" Kekeh Taehyung.

Detik itu Jimin belum mengetahui mengapa Taehyung bilang dia akan mati hanya karna mabuk, yang terlintas di pikirannya hanyalah, jika terlalu mabuk mungkin dia akan kecelakaan diperjalanan pulang.

Sama sekali tidak ada pikiran buruk yang menghampiri Jimin.

"Kau harus makan lebih banyak, lihat lah tubuhmu!" Jimin.

Taehyung memang ketara terlihat jauh lebih kurus dari pada beberapa bulan lalu setelah keluar dari rumah sakit jiwa itu. Jimin sempat mengira Taehyung sakit namun, melihat hidup Taehyung yang sulit, ia jadi kembali berpikir. Mungkin karna kelelahan atau sebagainya.

Anak itu gengsinya benar-benar tinggi, sudah ditawarkan beberapa kali oleh Jimin bahwa ia akan membantu Taehyung. Tetap saja Taehyung tidak mau, dia bersikeras ingin melakukan segalanya dengan usaha sendiri.

"Lihat Jim, pemandangannya sangat indah. Aku tidak bisa melihat ini selama beberapa tahun, dalam waktu sekejap banyak sekali perubahan. Coba kau lihat ke bulan itu!" Taehyung menunjuk langit.

"Sangat indah bukan?" Lanjutnya.

Jimin melihat Taehyung.

'Tae, kau sudah jauh jadi tolong jangan menyerah. Dengan tidak menjawab pertanyaan ku berarti memang ada yang kau sembunyikan, jika benar yang kulihat kemarin adalah Chul ahjussi, aku akan memastikan siapa yang membuat hidupmu hancur merasakan apa yang kau rasakan!' Batin Jimin.

"Ayo pulang, kau kesini naik apa?" Jimin.

"Motor ku" Taehyung.

Jimin gelak "pfftt ahahaha kau masih menggunakan motor cicilan itu?".

"Hei orang kaya! Kau tidak tau betapa terbantunya aku karna motor itu!" Taehyung.

"Kau benar-benar punya surat izin mengemudi? Maksud ku, aku hanya ingin memastikan jika kau di tilang setidaknya kau punya izin" Jimin.

"Tentu saja! Kau pikir aku sebodoh itu? Aku tidak ingin ke kantor polisi lagi untuk apapun itu, aku muak!" Taehyung.

Jimin hanya tertawa menanggapi. Selanjutnya mereka berjalan ke arah parkir kendaraan masing-masing.

"Hey datang lah lagi jika ada waktu!" Taehyung berteriak dari seberang.

"Yayaya, doakan saja aku tidak sibuk" Jimin melambaikan tangan.

Fake Antagonist Where stories live. Discover now