Nadha as sailor.

6 0 0
                                    

Bagai pelaut yang sedang mengendarai perahu di Daerah Segitiga Bermuda, itulah yang saat ini Nadha jalani. Dunia seakan memberikan gunung yang besar dan memiliki puncak yang tinggi bagi Nadha yang memiliki banyak masalah di keluarganya.

Sulit sekali melewati rintangan itu hanya seorang diri, dan hanya satu yang ingin ia minta, rumah. Rumah yang Nadha butuhkan, bukan bentuk bangunan namun raga dan jiwa yang siap untuk menjadi tempat pulangnya. Keluarga dan rumah yang ia tinggali tidak selayaknya berperan sebagai rumah. Bahkan ia merasa ingin keluar dari lingkungan seperti itu, namun masih banyak harapan yang harus ia berikan pada orang tuanya kelak. Di hadapan umum, Nadha dikenal sebagai anak yang ramah dan selalu terlihat baik-baik saja, di dalamnya apakah seperti itu? Tidak sama sekali.

Nadha memang tidak seunggul adiknya di sekolah, namun apakah bisa orang tuanya menerima? Nadha selalu berpikir,

Pasti saat gua masih di dalam perut bunda, mereka mengharapkan gua dan pasti pernah bilang kalo mereka akan menerima semua kekurangan yang ada di diri gua, Maar waarom nu zo? (tapi mengapa sekarang seperti ini?)

Kalimat itu selalu ia pikirkan dan tidak tahu sampai kapan akan terjawab dan oleh siapa. Nadha selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik, tapi usaha itu tidak ada hasil, mengapa? Karena tujuannya hanya untuk keluarganya bukan untuk dirinya sendiri, sedangkan dirinya sendiri sudah muak dengan keluarganya.

why can't i cry...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang