11. Vagos

46 12 1
                                    


Minggu pagi yang cerah dengan langit putih kebiru-biruan. Mentari bersinar menembus sela-sela pepohonan yang rindang. Suasana Minggu pagi selalu terasa lebih menyegarkan dari hari-hari biasanya.

Ting ting!

Suara bel berbunyi nyaring terdengar dari dalam rumah menunggu sang penghuni membukakan pintunya. Naya dengan balutan gamis berwarna pastel dengan tas kecil yang menggantung di lengannya. Hari ini ia berniat menghabiskan waktunya di rumah Amel. Mengingat sekarang di rumahnya tidak ada orang sama sekali.

Tak lama menunggu, pintu terbuka menampakkan tante Refika yang masih setia dengan celemek di tubuhnya.

"Masyaa Allah. Ini bidadari kok nyasar ke sini?"

"Iya tante, lagi cosplay bidadari coboy junior. Oh ya, Amel ada tante?"

"Tuh, lagi perang sama Rafa. Masuk Nay."

Naya mengangguk sambil tersenyum manis. Lalu berjalan berdampingan dengan tante Refika.

"Kamu makin cantik aja Nay. Ajak Amel berhijab dong. Biar jadi sholehuddin."

"Gampang itu tante."

"Oke. Kalau gitu, tante ngelanjut perang dulu ya? Keburu gosong."

"Iya tante."

Naya berjalan ke ruang keluarga menghampiri Amel yang bermain dengan Rafa. Sedangkan Tante Refika ke arah dapur untuk melanjutkan acara memasaknya.

"Ya Ampun Mel! Rafa lo apain?!"

Naya tak habis pikir dengan dua kakak adik di depannya. Sedangkan Amel dan Rafa balas menatap Naya dengan cengiran manis. Tangan Amel terlihat mengambang membawa alat make up. Dan Rafa dengan tampang polos penuh dengan riasan yang membuatnya terlihat cantik.

"Cantik banget Rafa Mel!"

"Siapa dulu dong MUA nya?"

Naya berlari untuk melihat Rafa dengan lebih jelas. Ia hampir menitikkan air mata melihat kegemasan Rafa.

"Gimana kalau kita hijabin juga?" tanya Naya

"Ide bagus! Gue ambil dulu hijabnya." balas Amel.

Amel berlari ke kamarnya sedangkan Naya berniat menambah beberapa polesan di wajah Rafa. Anehnya Rafa yang polos justru merasa senang dengan apa yang dilakukan kedua gadis itu.

Tak lama Amel kembali dengan jilbab pasmina dan gamisnya waktu kecil. Dengan telaten Naya memakaikan gamis dan pasmina itu pada Rafa.

"Gila cil! Cakep banget lo! Gue daftarin qosidahan mau?" ucap Amel kesenangan.

"Ya udah Mel, gue mau ke kamar mandi dulu."

Naya berdiri lalu beranjak ke kamar mandi meninggalkan Rafa pada Amel.

"Harus di foto nih. Bentar ya cil, jangan tepe-tepe dulu. Gue mau ambil HP. Awas lo!"

Amel langsung ngibrit ke kamarnya. Ia sangat bersemangat untuk memotret Rafa dan mengirimkannya ke pendaftaran qosidah cilik, mungkin saja bisa.

Sekembalinya Naya dari kamar mandi, Naya tak menemukan Amel dan Rafa di ruang keluarga. Ia kebingungan menengok kesana kemarin mencari keduanya.

"Mel!"

"Iya Nay!"

Naya melihat Amel berjalan ke arahnya dengan handphone ditanganya, dan tanpa Rafa?

"Rafa kemana?"

Amel reflek melihat tempat yang semula ada Rafa sekarang kosong.

"Loh? Tadi di sini kok Nay."

"Lah? Gimana sih? Ya udah kita cari."

Hafidz Al-GhazaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang