Semua hal yang ada di cerita ini murni dari imajinasi saya
Tidak ada niatan menghina, menghasut, atau menjelekkan siapapun
Nama toko dan tempat juga murni dari imajinasi saya, tidak ada hubungannya sama dunia nyata
Maaf bila ada beberapa kesalahan
Don't forget to vote and comment
Happy reading
•••••••
*note: chapter ini full pov nya Riyan sebelum dia bunuh diri. So enjoyed
•••••••
"Gue malu punya adek kayak lo. Jangan panggil gue dengan embel-embel 'bang' lagi"
Kalimat itu terus terputar dalam otak Riyan bagaikan sebuah rekaman film
Ekspresi marah Hwall membuat Riyan merasa sangat buruk
Riyan itu kakaknya yang paling sabar. Bahkan jika barang berharganya di rusak adiknya, Hwall tidak marah
Namun kali ini Hwall marah, itu artinya kesalahan Riyan sangat fatal
n
Saat membuka pintu rumah, rasanya sangat sepi. Padahal dulu waktu ketika ia masih kecil selalu ada sang ibu yang menggendong Riki dan bersantai di depan rumah untuk menyambut dirinya dan para kakaknya jika pulang sekolah. Namun hal tersebut sepertinya tidak akan pernah terjadi lagiSaat hendak naik ke lantai atas tempat kamarnya berada, ponsel Riyan berdering
Riyan mendapat telepon dari sang ayah
Dengan senyuman lebar Riyan mengangkat panggilan itu. Jika orang tuanya tidak di rumah, orang tuanya jarang bahkan hampir tidak pernah menelpon Riyan. Palingan yang di telpon ya kalau nggak Hwall, Lucya, atau Riki. Kadang Riyan pernah merasa jika dia dan Samuel tidak terlalu dilihat
"Hallo ayah"ujar Riyan dengan nada cerah
"Bisa tidak jangan membuat onar. Jangan membuat saya malu. Kamu memang pembawa sial Jusuf"
Senyum Riyan seketika runtuh mendengar ucapan dari sang ayah
Bahkan sang ayah tak menjawab saapannya dan langsung memarahinya
Riyan tau dia salah, tapi apa salahnya untuk membalas sapaannya terlebih dahulu
"Maaf yah..."
"Saya malu dengan kamu. Ingin rasanya saya menghapus namamu di kartu keluarga, di website, bahkan akta kelahiran kamu. Ingin saya mencabut nama Armagan dari nama kamu. Kamu benar-benar membuat saya kecewa. Kamu membuat saya marah"
AYAH JUGA MEMBUAT RIYAN KECEWA-teriak Riyan dalam batinnya
Riyan tidak ingin menjadi anak durhaka yang menyakiti hari orang tuanya dengan menyangkal ucapannya
Seperti yang dikatakan Lucya, ini merupakan kesalahan pertama Riyan. Pertengkaran pertama Riyan
Sebelumnya Riyan tidak pernah bertengkar atau memukul seseorang, kecuali jika ada yang menghina saudaranya atau mengganggu Riki
"Riyan minta maaf yah"
"Saya tidak perlu kata maaf mu. Saya butuh nama baik saya dan keluarga saya yang sudah kamu rusak harus bersih kembali"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Siblings: Bittersweet
Teen FictionHwall: "Sebesar apapun kesalahan kalian, itu juga tanggung jawabku untuk memperbaikinya" Samuel: "Sebesar apapun pertengkaran kita, itu tidak akan pernah lebih besar dari cinta kita" Lucya: "Aku rela mengorbankan nyawaku demi menjaga kalian, para sa...