Hallow minna san apa kabar? Well, tema kali ini adalah pengalaman yaaa misal makan jengkol, makan kucing dll. Okehh ....
Kakek Hijau berjanggut bernama Osiris itu murka berat. Lho, kok bisa begitu? Karena Sobek si Dewa Buaya memakan makanan favorit berasal dari Indonesia yaitu JENGKOL.
"KAU!!" Sambil nunjuk-nunjuk moncong si Buaya. "Kenapa kau makan jengkol? Itu makanan favoritku!" Jerit nya.
Sobek menunduk makin dalam. Dirinya diintrograsi berjam-jam. Mana aku tau? Rutuk nya dalam hati.
"Pokoknya aku marah! Aku ngambek! Aku sebel!"
Kedua alis Sobek bertaut. Dalam hati nya: Ni orang marah kayak cewek lagi PMS kali ya? Susah bujuk nya.
Osiris membalikkan tubuhnya. Dengan mata mendelik ia berkata, " Ku kutuk kau jadi abu!"
???
"Salah! Aku kutuk kau jadi cebol!"
Sobek merasa aneh dengan keadaan tubuh nya. "Lho? Lho? Kok aku makin mengecil?"
"Iya, benar. Kau sekarang jadi cebol, myoahahahhaa!! Osiris tertawa puas.
"Ampuni hamba, Tuanku. Kembalikan tubuh seksi ku seperti semula ..." Sobek memelas dengan wajah hampir menangis. "Kalau cewek-cewek ku tahu aku cebol gimana dong? Nanti mereka menjauh, ga mau deket-deket aku lagi," terang nya panjang lebar.
Osiris mengusap jenggot nya. "Bodo amat, meneketehe itu urusan kamu." Dewa Kesuburan itu menghilang dari singgasana nya.
Sobek menjadi panik. (Panik ga? Ya panik lah). Apa yang harus aku lakukan? Gimana ini? Tiba-tiba ia teringat seseorang yang terkenal cerdas di alam baka. "Wokeh, aku ke si dia aja deh. Mudah-mudahan si Paruh Lancip itu sudi memberi solusi."
Sobek tidak menyadari dibalik pintu seseorang berkulit gelap mengintip dari ujung sana. "Dia makin lucu aja dengan kechibian nya. Dasar buaya gendut. Aku harus woro-woro ini ke teman-teman."
Dewa Kematian lalu menghilang dibalik ruangan yang gelap.
To be continue ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life of Chibi Sobek
FantasiEntah bagaimana dewa terkenal narsis ini kena kutuk jadi kecil alias cebol. Wanita-wanita yang sering didekatnya kini menjauh. Tentu saja, hal tersebut membuat hatinya teriris-iris (lebay) dan nelangsa. Ah, andai saja aku menuruti perintah si Kakek...
