Episode 07 (Re-Upload)

7.6K 676 24
                                        

Bunyi kulit kacang yang dikupas, mengiringi suasana rooftop saat ini. Christy bersama Adel, dan Olla tengah menghabiskan waktu di sana. Apakah mereka bolos? Tentu saja tidak. Karena kelas mereka pun sedang jam kosong, dan tidak ada guru yang masuk.

"Kacang gue elah.." gerutu Olla saat kacang yang hendak ia makan direbut oleh Christy.

"Dikit doang elah..." balas Christy dengan tampang tak berdosanya.

"Dikit apaan? Dari tadi lo nyomotin mulu," sewot Olla lagi.

"Ya maaf, sih," kata Christy.

"Kagak gue maafin."

"Jahat banget. Tuhan aja Maha memaafkan hambanya," ujar Christy.

"Gue bukan Tuhan."

"Kelasz. Menyala abangkuh.." celetuk Adel mengompori kedua temannya tersebut.

Sedang Olla yang kebetulan memegang kulit kacang pun melemparnya ke arah Adel.

"Eh liat, Kak Chira juara satu olimpiade, woy. Keren!" ujar Adel seraya menunjukkan sebuah postingan pengumuman para pemenang olimpiade Sains Nasional yang di-upload oleh akun sosial media OSIS SMA Merah Putih.

Sontak Christy dan Olla melihat layar ponsel Adel.

"Keren banget dah. Udah cantik, pinter lagi," ucap Olla memuji kakak kelasnya itu.

"Idaman gue nih yang kayak gini," kata Adel.

Sementara Christy hanya diam tanpa bereaksi. Ia tidak mengetahui apa-apa kalau ternyata Chira turut serta dalam olimpiade. Dan sekarang, perihal pengumumannya pun Adel yang pertama tahu daripada dirinya.

"Pantesan gak ada di kelas," gumam Christy. Tadi ia sempat melewati kelas Chira, dan gadis itu tidak terlihat ada di tempat duduknya.

Seketika saja Christy tersentak saat Adel menyenggol lengannya cukup keras. "Lo kenapa bengong?"

Christy menggelengkan kepalanya. "Enggak."

"Mending lo jujur dah, kalau lo ada sesuatu sama Kak Chira, Chris," ujar Adel kemudian.

Christy berdecak malas. "Emang kenapa, sih? Harus banget gue jujur. Kalo gue jujur juga kalian pasti gak bakal percaya," balasnya.

"Ya kalau lo udah jujur ada sesuatu sama Kak Chira, gue kagak bakal deketin dia lah," ucap Adel.

Christy menghela napasnya sebentar, lalu menatap serius ke arah Adel. "Iya, gue ada sesuatu sama Chira. Jadi lo jangan deketin dia."

Adel yang mendengarnya pun perlahan tersenyum tipis. "Iya, dah.. gue mah ngalah."

***

Chira turun dari taksi online yang sudah mengantarnya hingga rumah orangtuanya. Setelah memberikan uang secara cash pada sopir, ia langsung beranjak menuju pintu utama. Dengan masih mengenakan seragam sekolah, Chira sendiri memutuskan untuk pulang ke rumah Ayah dan Bundanya.

"Bunda.." rengek Chira dengan langsung memeluk sang Bunda yang tengah duduk di ruang keluarga.

Perempuan paruh baya tersebut terkekeh pelan melihat tingkah putrinya itu. "Apa kabar anak gadis Bunda? Eh, bukan gadis lagi, ya?"

Seketika Chira melepas pelukannya, dan menatap Veranda yang tersenyum ke arahnya. Ia memajukan bibirnya. "Apa sih, Bunda? Kakak masih gadis," ujarnya.

Veranda semakin tertawa geli. Tangannya terulur mengusap wajah Chira. "Iya deh, iya. Kakak langsung ke sini dari sekolah?"

Chira menggeleng kecil. "Tadi ke rumah dulu, terus ke sini. Oh iya Bun, Kakak juara---"

"Bunda udah tau. Selamat ya, Kakak. Udah berhasil sama usaha Kakak. Bunda bangga banget tau, Kak, sama Kakak. Kakak hebat. Semangat terus buat kedepannya," papar Veranda diakhiri dengan kecupan hangat di dahi Chira.

I'M YOURS (END)Where stories live. Discover now