5. Finding Soulmate pt.2

Start from the beginning
                                    

Gwenn merogoh saku celanannya sebelum tersadar kalau ia tidak membawa dompet kesana. Sebelum pergi, Gwenn hanya asal menarik beberapa lembar uang kertas untuk ongkos pergi-pulang saja.

Tenang Gwenn, kau itu gadis pintar, berpikirlah.

"Lihat ada burung disana," teriak Gwenn keras sembari menunjuk ke arah gelapnya langi malam dengan jari telunjuknya yang berhasil menggiring fokus penjaga itu untuk terpecah. Setelahnya hanya bisa disimpulkan dua hal, entah Gwenn yang memang sedang beruntung malam itu atau penjaga berbadan kekar namun memiliki otak kecil itu. Gwenn segera berlari masuk kedalam.

Gwenn yakin penjaga tadi akan menyusulnya atau bahkan menyeretnya keluar, agar tidak dikenali Gwenn melepaskan jas luaran kantornya kemudian membuangnya asal ke area dimana orang-orang tengah melakukan tarian liar mereka ditemani lampu kelab yang timbul-tenggelam. Dalam minimnya cahaya, semua kegilaan mereka muncul, menyapu bersih kewarasan dan tembok pertahanan diri. Menyisahkan sebuah kemeja putih yang kemudian ia gulung bagian lengannya hingga sebatas siku.

Langkahnya yang terkesan teratur dan percaya diri, tubuh Gwenn meliuk-liuk dengan lihai diantara kerumunan orang yang tengah berlalu lalang sebelum tenggelam dalam sekelompok orang. Gwenn berhasil menarik sebuah selimu tipis yang mirip selendang diatas sofa sebelum mengikatnya dipinggang, membuatnya seperti rok panjang yang menjuntai menutupi kaki jenajngnya dan terakhir Gwenn menarik cepolan rammbutnya,membiarkn rambut bergelombangnya tergerai bebas. Kini penampilan Gwenn sempurna untuk bergabung dengan pesta malam ini.

Gwenn mengedarkan pandangannya untuk terakhir kali kemudian memutuskan untuk duduk disalah satu kuri dekat bar dipojok ruangan.

Dentuman musik yang berbunyi keras ditambah asingnya interaksi disana baginya membuat Gwenn dihadapi sebuah masalah lagi. Gwenn tidak tahu cara memesan, biasanya selalu Grace yang menyiapkan semua kebutuhan pribadi, mulai dari makanan, pakaian, urusan diluar dugaan seperti ini sehingga Gwenn hanya tinggal memakannya, memakainya dan menikmatinya.

Tatapan Gwen akhirnya berhenti pada seorang pria dengan kemeja hitamnya berikut dengan gerakan tangannya yang dengan lugas meremas irisan lemon kedalam gelas besinya sebelum menutupnya dan mengguncangkannya dengan percaya diri. Ia memiliki mata sebiru langit yang memikat beserta rambut gondrognnya yang diikat satu ke belakang. Gwenn sempat berpikir untuk menyewa pria itu sebagai pacar pura-puranya tapi fakta bahwa dia memiliki sebuah tato dibagian lehernya, Gwenn urung diri. Dia penyuka pria dengan tipe kulit bersih, terutama tato, jangan lupa kalau dia juga tidak suka pria berwajah sangar, berotot besar dan kekar seperti paha ayam.

Iya, Gwenn memang banyak mau. Ia tahu itu, tapi untuk wanita seperti dia, dia pantas untuk memilih kan?

Pria itu tersenym kecil ke arah Gwenn sebelum menuangkannya kedalam sebuahh gelas kecil yang cocok untuk sekali teguk dan menghampiri tempat Gwenn duduk.

"A shot for this beautiful Angel," pria itu meletakkan minuman yang ia racik tadi tepat dihadapan Gwenn dan mengakhiri kalimatnya dengan sebuah kedipan.

Gwenn mengeluarkan tawa paksanya sembari mengusap lehernya, menahan diri untuk tidak meluapka ekspresi mualnya setelah mendengar sebuatan 'angel' untuk dirinya. Itu tidak benar, Gwenn bukan seorang malaikat berbaik hati yang polos dan lugu, Gwenn adalah ratu yang sedang berburu pria untuk dijadikan pesuruhnya dikelab malam itu.

Gwenn melirik pin emas yang tertancap pada bagian dada kanan pria itu, Bastian.

Bastian terkekeh pelan sebelum berujar, "Kau baru pertama kali kesini?"

Mata Gwenn melotot diikuti raut herannya, Gwenn merasakan Bastianmelempar tatapan meremehkannya karena menanggap Gwenn tidak berpengalaman dengan susana kelab.

"Apa kau bilang? Pertama kali?" Gwenn bertanya dengan nada tingginya kemudian mengibaskan lengannya, "Tidak mungkin" Gwenn akhirnya tertawa kecil sebelum genggaman tangannya pada gelas hampir tergelincir.

Bastian lagi-lagi tersenyum, kini lebih lebar dari yang tadi.

"Kau gadis yang lucu," komentarnya.

Gwenn menautkan ali tak suka, lucu bukan kata yang cocok untuk dirinya, mempesona, Gwenn lebih menyukai kata itu.

"Kalau begitu nikmati waktumu, aku akan membuatkanmu racikan terbruku."

Setelah berujar begitu Bastian langsung mendorong rak lemari yang terpajang berbagai botol bir yang ternyata adalah semacam pintu rahasia dan lenyap dari pandangan Gwenn.

Pengalaman pertamanya dalam berpergian sendiri tidaklah terlalu buruk dan seru. Perasaan mendebarkan dan rasa was-was yang menggerogoti tubuhnya ketika berpikir bagaimana kalau Jacob tahu, pria itu dipastikan akan marah besar, tetapi daripada takut, Gwenn lebih memilih untuk menikmati sensasi itu.

Gwenn mengangkat gelas kecilnya hendak meneguk isinya sebelum renanya menangkap siluet seseorang. Walapun terkubur oleh padatnya orang-orang di kelab dan kerasnya suara musik, Gwenn tetapi bisa menemukannya. Perawakannya yang mencolok sebab dia tinggi, bukan tipe badan kekar dengan otot sebesar paha ayam, tapi dia terlihat bisa diandalkan dengan bahunya yang lebar dan tegap. Tidak ada tato disepanjang lengannya, Gwenn tidak tahu kalau memang ada noda yang bersembunyi dibalik kaos putihnya itu, tetapi itu benar-benar hal yang disayangkan. Seolah diamemiliki sinarnya sendiri yang mengunci fokus Gwenn untuk beberapa saat dan berhasil meruntuhkan tembok pertahanan diri Gwenn.

Tatapa mereka bertemu dan Gwenn menahan napasnya gugup. Di ujung sana, pria itu tengah dipeluk erat oleh seorang wanita asing. Tato bunga mawar yang tersemat pada lengannya berhasil menarik fokus Gwenn saat dengan cepat dan erat, melingkar pada pinggangnya diikuti kepalanya yang menyender pada bahu yang Gwenn puji beberapa waktu lalu.

Akiro Yutaka, apa yang pria itu lakukan disini?

---

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now