26•Dream

146 73 12
                                    

•𝙋𝙖𝙢𝙞𝙩•
~𝓞𝓬𝓱𝓪𝓷𝓼07~

Taman Sore itu sangat ramai, dari yang sendirian sampai lengkap satu keluarga. Jerome memarkirkan sepeda di parkiran motor karena ingin berjalan santai menuju penjual kaki lima yang ramai di jalan sebelah kiri.

"Bang, jagain ya. Punya tetangga saya, jangan sampai lecet." pesan Jerome pada penjaga parkir dengan tangan menyelipkan selembar uang.

Memastikan sepeda Winar aman, Jerome menggandeng Namira menuju makanan yang sudah gadis itu tatap sedari tadi. Setengah jam menyusuri jalan, tangan Jerome penuh dengan banyaknya plastik untuk jajan ke duanya. 

"Ada yang kamu pingin lagi?" tawar Jerome sebelum mereka kembali menuju parkiran.

"Kita daritadi jalan jajan makan terus, lupa beli minum."

"Kamu ke parkiraan duluan, biar aku yang antre minum." Namira meninggalkan Jerome lebih dulu menuju stand minum terdekat.

Melihat kedatangan Jerome, laki-laki dengan peluit di lehernya bangkit dan menyerahkan sepeda yang tadi Jerome titipkan.

"Bang, buat ke danau ada akses sepeda buat masuk gak?"

"Ada, Mas. Dari sini belok aja ke kanan," jelas tukang parkir itu sambil menunjuk arah yang dimaksudnya.

"Okay, makasih. Saya ke sana dulu, mari." Jerome mengayuh sepeda sampai ke hadapan Namira yang berjongkok minum.

"A special Thai tea for my Jerome's." Namira berdiri usai melepaskan dahaganya, menyerahkan minuman favorite Jerome yang dibelinya.

Bukannya meminum apa yang Namira belikan, Jerome malah menyicipi lemon tea ice milik Namira dan untuk Thai tea-nya digantung pada stang sepeda

Danau yang letaknya tak jauh dari tempat jajan tadi sebab masih dalam satu taman hingga tanpa waktu lama mereka sudah sampai. Apalagi Namira bantu mengayuh sepeda hingga lebih cepat.

Memang bukan pertama kalinya Namira kesini, namun rasanya masih sama. Kebahagiaan sementara, keluarganya yang dulu bahagia dan danau ini, kini ia datangi lagi bersama Jerome, kebahagiaan barunya.

Menyenderkan sepeda pada pohon dan duduk di bawah rindangnya pohon itu yang berhadapan dengan indah dan tenangnya danau.


Duduk di rerumputan, Jerome meletakkan bungkusan makanan di atas batu yang memisahkan jarak mereka.

Jerome mengeluarkan hand sanitizer, tisu, serta dua botol air mineral mini dari dalam tas serutnya. Namira terkesima melihat persiapan Jerome yang lebih baik darinya yang bahkan tak terpikir untuk itu.

Jerome menyemprotkan cairan pembersih tangan itu dan menggenggam punggung tangan Namira dibimbing untuk mengusap tangannya.

Setelahnya Jerome dengan sigap membukakan tutup air mineral untuk penetralisir beberapa makanan manis yang sudah Namira coba dan lemon tea yang asam segar.

Diperlakukan layaknya anak kecil, Namira tak keberatan. Justru senang Jerome mengurus dengan baik inner child-nya.

Namira mengusap perut yang terasa sesak sebab kenyang, merasa tak sanggup berdiri gadis itu memilih melempari batu sedangkan Jerome pergi membuang sampah.

Sekembalinya Jerome membawa gelembung sabun. Meniupkan banyak gelembung itu dan mengabaikan wajah bahagia Namira dalam potret begitu indah.

Jika suatu saat nanti takdir pisahkan mereka, setidaknya Jerome punya harapan akan banyak kenangan manis yang bisa Namira jadikan bekal penawar rindu.

~••~••~••~

Namira merasa bimbing, tapi pada akhirnya ia memilih untuk menceritakan pada Jerome tentang pertemuannya kemaren bersama sang ayah yang membawa penawaran tentang kelanjutan kuliahnya.

Tebusan kecil atas banyaknya luka yang diterima putri kecilnya, namun keadaan sudah sebagaimana mestinya.

Jerome diam menyimak, membiarkan Namira puas menceritakan segala gundah hatinya.

"Okay, udah? I can say my opinion?" Jerome berpindah posisi duduk jadi duduk di samping Namira, menarik gadis itu dalam rangkul hangatnya dan Namira bebas menyenderkan kepala sambil memejamkan mata mencari kedamaian untuk kerelaan masa lalu yang tak usai.

"Gak ada ruginya buat kamu terima niat baik itu. Ketika Tuhan kasih jalan buat bisa gapai impian kamu gak semua orang punya kesempatan yang sama. Karena jujur aku iri untuk itu."

"Emang cita-cita kamu apa?"

"Aku pingin kaya burung yang bisa terbang bebas tanpa terkekang."

"Pilot?"

"Iya, dari kecil aku selalu suka tentang langit, awan, dan sekarang juga suka kamu."

"Bayangin kamu pake seragam pilot pasti makin keren banget."

"Maaf gak bisa liatin sisi kerenku satu itu."

"Kenapa minta maaf ke aku?"

"Mimpinya udah ku kubur dalam."

"Kamu pasti punya sebuah alasan sampai harus mengorbankan impian seberharga itu. Tapi percaya deh, di balik itu semua aku selalu yakin Tuhan nyiapin sesuatu yang lebih baik dari apa yang direncanakan."

"Aku pingin, Na. Tapi gak bisa maksa."

"I'm always here for you, Je."

"Papiku pilot, and my goal was the look of my hero. Tapi setelah kecelakaan pesawat yang Papi kendarai 10 tahun lalu jadi pukulan paling keras juga luka paling dalam buat kami, terutama Mami. Ketika aku kira Mami bakal seneng aku pingin sehebat Papi, hasilnya justru ditentang keras."

"Setelah pertentangan itu aku dan Mami yang saling keras kepala jelas bikin kita berjarak, sampai aku tau separah apa trauma Mami yang masih sering dateng ke psikiater yang gak berdampak banyak berakhir nutup segala akses yang menghubungkan kerja sekarang sama penerbangan."

"And then, like you see. Aku ambil Business Management bukan penerbangan."

"Demi Mami and buat Mami meski harus kubur impianku. Mami memang nyebelin, tapi kalau gak ada Mami ataupun gak sama Mami gak kebayang bakal sehancur apa duniaku."

"Mami lebih dari apapun buat aku, Na."

"Some day, your mom ask to leave me. Gimana? Kamu bakal pergi?"

"Sure, meski harus tinggalin kamu sekalipun." Jerome tak perlu pikir panjang untuk menjawabnya.

"Jangan marah ya? Aku cuman berusaha buat jujur sesakit apapun kenyataannya."

"Bukan berarti kamu gak sepenting itu, but ku rasa ketika aku bisa lepas impian demi Mami, seharusnya ngelepas kamu gak sesusah itu kan?"

"Aku senang bisa dicintai kamu yang benar-benar menghargai dan menyayangi Ibumu. But, jika itu benar terjadi, mari coba perjuangkan dulu ya?"

"Seenggaknya gak ada penyesalan pernah berjuang tapi tak berakhir bersama, daripada gak pernah berjuang dan langsung melepas gitu aja."

•𝙋𝙖𝙢𝙞𝙩•
~𝓞𝓬𝓱𝓪𝓷𝓼07~

Pamit✓ [TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant