03: A Dog, A Wolf and A Dragon

6 1 0
                                    

Visenya berjalan menuju ke perpustakaan dengan buku dan perkamen. Dia sudah agak muak dengan tugas tapi jujur dia menyukai rasa menjadi anak ambis.

"Hi Visenya" Seorang laki-laki berambut coklat keriting.

"Landon" Kata Visenya

"Bagaimana hari mu?"

"Normal."

"Aku dengar anak-anak Slytherin menganggu mu lagi?" Tanya Landon

"Ya, tapi lupakan saja itu. Ayo, terlalu lama di sini membuat tugas kita tidak selesai" Kata Visenya

"Tentu saja"

Landon dan Visenya berjalan ke arah salah satu meja, dimana seorang gadis Gryffindor duduk di meja itu dengan tumpukan buku.

"Banyak" Kata Landon

"Hi, Landon." Kata Cassiopeia

"Hi, Cassie" Kata Landon

Mereka mengerjakan tugas, Landon memiliki tugas tentang ramuan, Visenya membantu sedikit, dia lebih suka DADA daripada potion.

"Apa kalian ada yang merasa aneh dengan Professor baru?" Tanya Landon

"Professor Lupin?" Tanya Cassiopeia

"Ya, dia seperti agak, Lelah dan mengerikan kamu tau. Dia manis, aku tau itu. Tapi seperti ada sesuatu tentang dirinya" Kata Landon

"Manusia Serigala" Kata Visenya tanpa basa basi

"Visenya" Kata Cassiopeia sambil memukul lengan heir of dragon tersebut.

"Apa? Aku benar kan?" Kata Visenya

"Jangan keras-keras, kamu bisa membuat kekacauan" Kata Landon.

"Maaf" Kata Visenya.

"Bagaimana dengan Evan?" Tanya Cassiopeia

"Mungkin dengan tunangannya. Kamu tau bagaimana dia." Kata Visenya

Cassiopeia menahan tawa nya, dia ingat ketika berkunjung tahun lalu ke rumah Visenya di London dan bertemu Evan dan Luke, mereka seperti pasangan horny. Dimana-mana akan saling menyentuh dan menyentuh.

"Aku muak kadang" Kata Visenya

"Sabar, kembaran sendiri" Kata Landon.

Mereka kembali fokus pada tugas mereka. Jika mereka tidak mau terkena detensi karena melanggar jam malam yang baru dengan kehadiran Sirius Black yang kabur dan sekarang berkeliaran.

Visenya mengerjakan dengan fokus sampai mata batin nya melihat sekor anjing hitam besar yang tidak dia tau.

"Vi? Visenya!"

Landon menggoyangkan Visenya hingga gadis itu sadar.

"Kenapa?" Tanya Cassiopeia

"Tidak, tidak ada" Kata Visenya.

"Seperti terlalu lama ada di buku. Ayo" Kata Cassiopeia

Mereka menyelesaikan tugas mereka dan keluar dari perpustakaan. Dengan tenang mereka berpisah, tapi Visenya tidak segera kembali ke asramanya tapi menuju ke dedalu raksasa yang memiliki trowongan di bawah akar-akar itu.

Dia tau, dia tau dan amat sangat tau bahwa ada seseorang di sana. Bukan seseorang, tapi dua orang.

Gadis Solero itu berlari dengan cepat, melewati dedalu raksasa dengan cepat dan mudah.

Terlatih dengan kelenturan sejak masih anak-anak membuat tubuh nya lentur dan sangat mudah untuk melewati hal-hal yang lebih tipis dari pada tubuhnya.

Dia melewati terowongan sampai dia tiba di shrieking shack.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Heir Of The DragonWhere stories live. Discover now